'[ 26 ]'

29 4 3
                                    

Semua murid kelas XII melanjutkan kegiatan campingnya pada hari itu.

skip malem hari.

Enja sedang menyendiri di tendanya. Dia hanya merasa ingin sendiri. Pintu tenda ia biarkan terbuka, supaya dia bisa mengrhirup udara segar.

Travis sedang berkeliling sendiri. Melihat Enja sendirian di tenda, membuat Travis ingin menghampiri Enja. Travis masuk ke tenda milik Enja, kemudian duduk disebelahnya.

"ngapain disini?"

"ngapain disini?"

Mereka bertanya hal yang sama persis dan di waktu yang bersamaan.

"hahahaha, bisa gitu ya? Jodoh nih berarti." ucap Travis.

"hahaha, gue cuman lagi pengen diem aja, gak pengen ngapa-ngapain. Lo?" tanya Enja sambil menaruh kepalanya di bahu lebar milik Travis.

"gue lagi pengen keliling aja." jawab Travis sambil mengelus rambut Enja.

"lo enggak bosen?" tanya Travis. Enja menggeleng.

"ngga sih, cuman lagi gak mood ngapa-ngapain." jawab Enja. Enja sudah mulai mengantuk, lalu tiba-tiba ada pengumuman.

"semuanya harap berkumpul di lapangan. Kita akan berlanjut ke agenda selanjutnya. Ditunggu dua menit, kalau belum datang, ada hukumannya."

Enja dan Travis langsung berdiri dan berjalan ke lapangan.

• • •

"kita akan jurit malam ya. kalian harus berbaris yang rapi, kalau terpisah, bisa bahaya." ucap Pak Mino. semua murid mengangguk. Enja takut. Travis melihat hal tersebut, tapi dia tak bisa melakukan apapun karena dia juga takut. Jun yang bilangnya "tidak takut" ikut terlihat pucat.

hanya David, Arthur, dan Jaden yang terlihat tak takut sama sekali. memang, mereka yang paling tak percaya dengan hantu dan semacamnya. apalagi mereka tahu kalau ini bukan hantu beneran. sedangkan yang lainnya setengah takut setengah tidak, takutnya pun tida seperti Travis, Enja, Danny, dan Jun.

"mana? lo bilang ga takut?" tanya David mengejek Jun.

"tau nih. lo mah suka boong. tipu-tipu lo!" ucap Enja mengikut David yang sedang mengejek Jun. 

"lo juga takut! punya kaca gak neng?" jawab Jun.

"yaa, setidaknya gue gapernah ngaku-ngaku gue berani atau gak takut!" balas Enja.

"udah si tinggal jalan aja. ini juga hantu boongan!" ucap Arthur kesal lama-lama.

mereka semua berbaris. Enja nyempil di tengah-tengah Jun dan Travis. Enja yang berada dibelakang Jun, kemudian Travis dibelakang Enja. saking takutnya Enja, baju Jun ditarik kencang sekali. bisa-bisa baju milik Jun molor. sepanjang jalan Jun dan Enja terus berdebat karena banyak hal. mulai dari Enja yang menarik kaos yang dipakai oleh Jun, Enja yang terus menarik Jun karena kaget, dan masih banyak lagi. tak ada habis-habisnya debat mereka itu.

Travis yang ada dibelakang mereka hanya merasa bingung harus ngapain. dia ingin melerai mereka berdua tapi tak tahu bagaimana caranya, mau mengobrol dengan Enja tapi dia sibuk berdebat dengan Jun. sungguh, Travis tak tahu harus berbuat apa.

"itu anak dua berisik amat sih!" ucap Justin yang ada dibelakang Travis. "ngapain kek, Vis!"

"gatauu lah. gue bingung harus ngapain!" Travis menyerah.

debat diantara Jun dan Enja masih berlanjut. tiba-tiba, Danny marah. "aish, diem napa. gue jadi ga fokus nih, ah!" Jun kaget. Sungguh, bisa dibilang Danny jarang marah. Jun kaget, tapi kemudian segera melanjutkan perjalanannya.

"aduhh, gue pake kebelet nih." ucap Jun. "Kyle, gue ke toilet dulu ye, entar gue nyusul kalo bisa." ucap Jun kepada Kyle sambil berjalan ke luar barisan. Kyle mengangguk.

Hantu-hantu bohongan terus muncul. Hal itu membuat...




















Enja pingsan.

• • •

Travis panik setengah mati. Dia langsung keluar barisan dan membawa Enja ke tenda Travis. Kemudian Travis menelepon Jun, menyuruhnya ke tenda, bukannya ke tempat jurit malam.

"Jun!" ucap Travis kepada Jun melalui teleponnya ketika tersambung.

"kenapa? Kok lo kayak panik?" tanya Jun.

"Enja..." jawab Travis.

"ENJA KENAPA?"

"Enja pingsan..." jawab Travis.

Seketika kaki Jun lemas mendengar hal itu. Jun langsung berlari sekuat tenaga ke arah tendanya.

Jun sampai di tenda, Enja masih belum bangun.

"Enja, bangunn." ucap Jun sambil menggerak-gerakkan badan Enja.

Enja masih tidak merespon. Travis dan Jun masih berusaha membangunkan Enja.

Sampai akhurnya.

"hmm?" Enja mengeluarkan suara walaupun kecil. "kenapa sih? Orang lagi tidur, malah diganggu!" ucap Enja kemudian duduk.

TBC
______________________________

haha, gajelas ya? ya maap kehabisan ide inii..

oiya, btw book ini sebentar lagi selesaii~

see you on next chapter-!!

Misunderstand || Treasure ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang