Chapter 29

18 2 0
                                    

«Ada kesamaan antara dirimu dengan dirinya. Tapi, siapa dia sebenarnya?»

←♡→

"Kak, Kak Diah bangun!" ucap Syena membangunkan Khaila yang tengah terlelap di dalam tidurnya.

Gadis yang tengah dibangunkan itupun akhirnya menggeliat, lalu membuka matanya secara perlahan-lahan.

"Ini udah jam berapa, Na?" tanyanya seraya bangkit dari posisinya.

"Kak Diah teh udah telat, padahalkan hari ini mau ada jam pelajaran di kelas," gerutu Syena seraya berlalu dari hadapan Diah begitu saja dan meninggalkan gadis itu seorang diri bersamaan dengan pikirannya. "Udah telat?" Sontak, dengan cepat Diah pun menatap jam dinding yang terpampang jelas di depan matanya.

"Astaghfirullah!" Dengan gerakan cepat, gadis itupun langsung bangkit dari tempat tidurnya dan bergegas menuju lemarinya.

...

"Assalamu'alaikum,"

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh ...,"

"What?"

"Ha? Gue gak mimpikan?"

"Tunggu-tunggu, ini nyata bukan?"

"Oh tidak, sepertinya gue bentar lagi bakalan meleleh ini."

Fahri yang baru saja sampai di mejanya itupun sontak menatap tajam dan dingin seisi kelas ini. "Saya adalah guru baru di kelas ini dan selama satu bulan ke depan, saya yang akan membimbing kalian semua untuk menghadapi ujian nasional. Kalian semua paham?" jelasnya dengan suara yang begitu berwibawa.

"Paham Gus!" jawab mereka serentak.

"Assalamu'alaikum," salam Diah dengan begitu tergesa-gesanya. Bahkan, entah ia sadar atau tidak, dengan begitu santainya gadis bermasker hitam itu memasuki kelas itu.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh." Dan di saat itulah Diah baru bisa menyadari, jika saat ini kelas itu sudah dihuni oleh seorang guru.

Deg.

"Dia?" lirihnya di dalam hati. "Enggak, dia gak boleh ada di sini."

"Ya, ada keperluan apa?" tanya Fahri dengan nada dinginnya.

"Huft ... Yaa Allah, ada apa ini semua? Kenapa aku dipertemukan dengannya?"

"Jika tidak ada kepentingan, silahkan keluar dari kelas ini."

"Hei, kamu sehatkan?" tanya Diah dengan begitu kesalnya. Namun, sayangnya itu hanya mampu ia ucapkan di dalam hatinya.

"Em ... ma-maaf, saya terlambat, ...,"

"Ha? Kamu berbicara?" tanya Fahri dengan nada suara yang tak pernah terlepas dari kedinginan.

"Gus, dia Diah. Santriwati di kelas ini," ucap salah satu santriwati yang ada di dalam kelas itu.

"Kenapa terlambat?" tanyanya dengan sedikit meninggikan suaranya.

"Ma-maaf, sa-saya ketiduran, Gus" jawab Diah yang hanya mampu menunduk kaku saat ini.

"Baiklah, sebagai hukuman kamu tidak akan saya perbolehkan untuk masuk ke dalam kelas saya selama satu minggu. Jadi, kamu silahkan belajar sendiri di asramamu!" tegas pemuda itu tanpa memberikan kesempatan untuk Diah menyelanya. Diah pun hanya bisa terpana seraya mengangkat wajahnya dengan tidak percaya ke arah Fahri.

"Ta-tapi-"

"Ini sudah keputusan saya, jadi silahkan kembali ke asramamu dan lanjutkan tidurmu tadi." Lalu, tanpa mempedulikan Diah lagi, Fahri berlalu dari hadapan gadis itu dan mulai memberikan materi kepada seluruh santriwati di kelas itu.

Damaiku Bersama ISLAM (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang