1. pasien 024,8

1.1K 116 43
                                    

"maaf dokter pasien dengan nomor 024 kamar 8 sedang mengamuk di kamarnya, dia berteriak teriak dan berusaha menyakiti dirinya sendiri dengan gunting dokter" jelas seorang perawat bernama Gea.

"O24, kamar 8 Lesti" pekik Billar.

" iya dok" jawab Gea.

Secepat kilat Billar memakai jasnya sembari berlari menuju kamar 8 yang berada di tengah lorong, dari luar kamar terlihat sudah ada beberapa perawat dan pasien lain yang menonton Lesti dari ambang pintu.


"dede" tegur Billar ketika baru saja menerobos kerumunan orang di depan kamar Lesti.

Lesti yang sedari tadi menangis mengamuk mencoba mencakar bahkan menggigit semua perawat yang mencoba menenangkannya.

Lesti berbalik menoleh ke arah Billar lalu berlari memeluk tubuh atletis sang dokter.

"kaka, dede takut" adu Lesti pada Billar.

"kamu kenapa hemm, kenapa ngamuk lagi, kan udah janji sama kaka gak akan ngamuk ngamuk kalau kaka gak ada, kamu mau kalau kaka jadi sedih" ucap Billar sambil mencium pucuk kepala Lesti.

"tadi tadi disitu a..a..ada cowo jahat" kata Lesti terbata bata sembari mengadu pada dokter muda ini.

Pandangan Billar beralih pada jeruji jendela yang tadi ditunjuk Lesti, Billar berjalan ke arah jendela itu masih dengan Lesti yang ikut berjalan sambil memeluk erat dirinya.

Billar membuka tirai jendela, tidak terlihat siapapun yang ada disekitar sana.

"udah udah ya, kamu tadi cuman salah lihat aja,  coba liat gak ada siapa siapa disini" bujuk Billar berusaha melepaskan pelukan Lesti.

"sekarang tidur ya,  istirahat" suruh Billar.
 
Lesti menatap Billar dengan mata cokelatnya,  masih dengan mata yang sembab dan tatapan yang begitu lugu.

"kaka temenin dede ya" pinta Lesti.

"iya cantik" balas Billar lalu membawa lesti ke ranjangnya, sambil memberikan beberapa obat pada pasien cantiknya ini.

Billar menyenandungkan beberapa shalawat sampai ayat al-qur'an agar gadis rewel ini tertidur. Bersama dengan dengkuran yang mulai terdengar Billar memastikan bahwa pasiennya sudah tertidur nyaman.

Ingatan Billar melayang pada pertemuan pertamanya dengan Lesti.

Kala itu Billar baru saja dipindahkan dari sebuah rumah sakit di Yogyakarta ke rumah sakit di ibu kota Jakarta. 

Di hari pertamanya dia tidak bertemu dengan Lesti melainkan di hari keempat tepatnya hari Jum'at dia pertama kali bertemu dengan pasien cantiknya ini. 

Dia melihat Lesti yang tengah melamun di ayunan taman utama rumah sakit,  dengan tatapan kosong dan tangan yang menggenggam erat satu jaket berwarna pink muda. 

Dia mengamati Lesti,  sepertinya Lesti adalah pasien tercantik yang pernah dia temui,  dengan rambut sebahu berwarna cokelat pekat ditambah poni lucu yang menggantung di atas mata bulatnya.  Dengan perawakan yang menggemaskan sepertinya sangat pas untuk dipeluk,  batin Billar.

Flash back on.

Baru saja Billar keluar dari ruang kerjanya,  kakinya melangkah berkeliling di rumah sakit baru tempatnya bekerja. 

Sampai ketika dia berkeliling di area taman utama rumah sakit,  pandangannya terarah pada sesosok gadis yang sekiranya 5 tahun lebih muda dari dirinya.  Dia terlihat memakai baju rumah sakit,  Billar bertanya pada dirinya sendiri, apa gadis ini memiliki penyakit kejiwaan,  batinnya.

Lentera Cinta (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang