9. akhir life

763 139 65
                                    

Haii guyss selamat datang di part baru cerita ini. Sebelum lanjut baca mending vote dulu biar aku semangat lanjutin kisahnya.

Sebelum kalian baca ceritanya kalian harus udah shalat dulu ya buat yang muslim, biar pas kalian baca aku gak kena dosa jariah karna lalai in shalat kalian..hehe

Jangan lupa di vote, coment, share, dan di follow juga akunnya aku.

Selamat membaca zeyenk zeyenk ku :)

------------------------------------------------

Bismillaahirrahmaanirrahiim :>

Billar mengantarkan Beni sampai ke depan pintu ruangan. Tersisa dirinya dan Lesti di kamar. Billar duduk lalu menggenggam erat tangan Lesti.

"yang kuat ya, katanya mau jadi pengacara atau hakim yang hebat, masa tidur mulu gak bangun bangun, gimana mau gapai semua mimpi mimpi kamu" ujar Billar lalu mencium punggung tangan Lesti tanpa sadar.

"cepet bangun biar kaka bisa liat senyum kamu lagi" ujar Billar.

Tak lama ponsel di kantong jaketnya berdering menampilkan kata bertuliskan " Ibu tersayang" sebagai pemanggil.

"assalamu'alaikum hallo bu kenapa" tanya Billar.

"ibu mau ke rumah sakit ya sama mang asep" ucap Dewi.

"besok aja bu, ini udah malem" lembut Billar.

"ibu ga bisa nunggu besok bii, ini aja ibu tau dari Kiara kalau dede masuk rumah sakit. Kalau ibu tadi gak nanya tentang perkembangan pernikahan kalian, ibu gak bakal tau kalau dede dirumah sakit" omel Dewi.

"iya iya maaf ibuku tersayang, besok aja ya. Billar jemput besok pagi jam 7 dirumah. Kalau malam malam gini Billar khawatir sama ibu, lagi pula dede juga harus tenang malam malam gini" ucap Billar.

"besok pagi terlalu lama Bii, ibu udah rindu sama dede " balas Dewi.

"besok atau gak sama sekali" tegas Billar.

"huhhf yaudahlah. Dasar buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Kamu dengan papamu itu sama sama pemaksa dan keras kepala" balas Dewi lalu memutuskan teleponnya secara sepihak.

"hemmm ibunya siapa sih ini" gumam Billar sambil memasukkan kembali Handphone ke dalam jaketnya.

Terdengar ketukan pintu berbunyi, menandakan ada orang yang datang.

Billar menoleh mendapati sosok lelaki berprawakan tegap seumuran dirinya.

"Arfan" siapa lagi lelaki yang peduli pada Lesti selain dia.

"Lar gua bawa nasi goreng dan martabak buat lu" ujar Arfan setelah masuk.

Billar mengangguk lalu membiarkan Arfan duduk setelah dia berdiri dan berpindah ke sofa.

Arfan terlihat menatap Lesti dengan tulus dan rasa iba. Terlihat dari raut  yang sedikit gelisah di wajahnya.

"gimana keadaan Lesti" tanya Arfan pada Billar tanpa mengalihkan pandangannya dari wajah Lesti.

"dia koma untuk saat ini, kata dokter paling lama satu bulan" kata Billar.

Arfan terseyum kecut meraih tangan Lesti mengenggamnya sambil berguman kata yang tak didengar oleh Billar.

Menatap kembali wajah Lesti lalu cupp,,,,, kecupan mendarat di kening Lesti.

Billar terdiam memahami, rasa apa yang ada di dirinya ketika melihat Arfan mencium Lesti. Padahal anggap saja itu kecupan kasih sayang dari Arfan, jikapun Arfan mencintai Lesti itu bukan hak Billar untuk menentukan.

Lentera Cinta (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang