17. kaka dokter

766 157 164
                                    

Haii guyss selamat datang di part baru cerita ini. Sebelum lanjut baca mending vote dulu biar aku semangat lanjutin kisahnya.

Sebelum kalian baca ceritanya kalian harus udah shalat dulu ya buat yang muslim, biar pas baca aku gak kena dosa jariah karna lalai in shalat kalian..hehe

Jangan lupa di vote, coment, share, dan di follow juga akunnya aku.

Selamat membaca zeyenk zeyenk ku :)

------------------------------------------------

Dengan erat Tama menggenggam tangan kekasihnya di tengah kerumunan para tamu undangan. Sang kekasih ini ngotot mau mencari sosok dokter yang pernah dia ceritakan. Mencarinya ke seluruh penjuru gedung membelah keramaian orang orang penting.

Sampai ketika dengan semangat Lesti menunjuk pada sesosok laki laki bertubuh atletis dengan wajah tampan, tak kalah tampan dari dirinya.
"ganteng juga yak dokter nya" batin Tama.

Pegangan tangan mereka tak lepas karna Lesti juga menggenggamnya erat. Tama terseret masuk ke kerumunan para tamu undangan karna sang gadis ini yang begitu kuat menariknya menemui sosok dokter tampan disana.

"kaka dokter" teriak Lesti nyaring.

Lelaki tersebut menoleh memberikan tatapan kaget, rindu, dan juga tatapan cinta, sepertinya. Tama bisa menilai itu dengan mudah. Tama memperhatikan pandangan Billar sedari awal menatap kekasihnya.

Tama melepas genggamanya agar Lesti bisa melepas rindu pada sosok dokter ini. Membiarkan Lesti mendekat dan memeluk erat Billar sebagaimana dia memeluk Beni.

Namun Lesti tidak memeluknya hanya diam dan tersenyum.

"tumben gak meluk cantik" lembut Billar pada Lesti.

"kan gak boleh meluk suami orang" polos Lesti.

Billar terkekeh lalu memeluk tubuh mungil ini terlebih dahulu, memeluknya erat lalu mencium pucuk kepala Lesti. Memejamkan mata cukup lama membiarkan dadanya bergemuruh mencoba memahami rasa yang tengah melandanya.

"kemana aja cantik, gak kangen sama kaka" ucap Billar melepas Lesti yang terdiam kaku dipelukannya.

Lesti diam, tidak menggeleng tapi juga tidak mengangguk. Lesti malah menatap Tama erat, tatapan mata bersalah ada disana, Tama terheran ada apa dengan sang kekasih ini.

"maap tadi peluk kaka dokter, kamu gak marah kan" tanya Lesti pada Tama.

Bagai disambar petir, kenapa Lesti berubah jadi seperti anak kecil, keluguannya bertambah 180 derajat. Menambah kesan gemas dihati Tama.

Tama menggeleng pelan, lalu tersenyum pada Lesti. Masih memperhatikan interaksi dokter tampan dan mantan pasien kejiwaan yang lugu, manis, cantik bercampur menjadi satu.

"gak papa love" lembut Tama.

Lesti mengangguk riang, lalu beralih pada dokter yang kini menatapnya dan Tama bergantian. Lesti tersenyum lalu mengenalkan Tama pada Billar.

"kaka dokter, ini Tama, kekasih dede" senyum Lesti.

Billar terdiam lalu 5 detik kemudian tersenyum tampan, mimpinya benar. Gadis cantik ini sudah memiliki pelabuhan untuk hatinya, sudah memilih pilihan untuk masa depannya.

Tama menyalami Billar, memeluknya dan berbisik.

"makasih, udah buat dia bangkit dari masa lalunya" tulus Tama lalu menepuk bahu Billar.

"udah tugas gua sebagai dokter untuk buat dia sadar kalau masa depannya masih panjang" jelas Billar menatap Lesti dan mengusap pelan pucuk kepala Lesti.

Lentera Cinta (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang