Sate Kambing

488 100 53
                                    

Johan uring-uringan di kasur. Ia baru saja mengecek rentetan pesan dari Aerin yang belum sempat ia baca. Johan geleng-geleng begitu sadar kalau pesan dari Aerin sudah mencapai lebih dari seratus pesan. Tercatat 235 panggilan tak terjawab.

"Ini gue yang songong apa dia yang terlalu maksain, yak?"

Tiba-tiba ponsel Johan terdapat pesan masuk baru. Ternyata itu pesan dari Arga. Johan membuka pesan itu langsung.

Ayahanda

Joon, ayah ajak Rosa dan Taelen makan sate kambing bersama di pinggir jalan. Kamu mau ikut, nggak? Tapi jangan bagi tahu siapa-siapa, ya? Ayah pengin ngobrol sama tante Rosa.

Mata Johan berbinar. Maka dengan secepat kilat Johan melompat turun dari kasur. Membuka lemari, mengambil hoodie, celena jeans, topi, dan kacamata hitam. Satu paket pakaian itu selalu tergantung rapi dalam lemari Johan.

"Sate kamping~ sate kamping~ gue kangen sate kambing."

Johan mengenakan setelan itu, lalu menghadap cermin merapikan sedikit rambutnya sebelum memakai topi dan kacamata. Johan mengambil dompetnya, lalu keluar dari kamar dengan cepat.

Ternyata Arga sudah menunggu dalam mobil yang sudah ada di luar pagar. Lekas Johan masuk ke kursi depan samping ayahnya.

"Ya Allah, Johan. Kamu tuh mau jalan atau mau ngurut orang. Ini malam loh, Jo. Masa pakai kacamata hitam," tegur Arga.

"Gapapa, Yah. Ini sebagai perlindungan terhadap asap sate nanti."

"Alibi."

"Yah, mana tante Rosa dan Taelen? Katanya mau ikut."

"Mereka ayah suruh duluan. Biar kagak ada curiga, Jo," sahut Arga sambil menjalankan mobilnya.

"Emang ngomongin apa sih, Yah? Sampai sembunyi-sembunyi gini. Kalau bunda tahu ayah mau keluar bareng janda sebelah, behhh! Ayah bakal disangrai bareng kacang."

"Pokoknya ini juga penting bagi kamu, Jo. Udahlah, kamu bakal tahu nanti kalau kami udah saling bicara."

"Wesss ... saling bicara. Wkwkwk."

"Diem kamu, Jo. Masih baik Ayah ajakkin kamu," sahut Arga.

"Kalau enggak, Johan juga bakal datangin."

"Kamu aja nggak tau kok, gimana mau datangi kami," komentar Arga.

"Ayah lupa kalau Taelen itu anaks Johan? Dia pasti bakal ngadu apapun sama daddy-nya. Johan udah wanti-wanti dia," sahut Johan bangga.

"Ayah jadi khawatir gimana nanti kalau kamu nggak bakal kawin. Terus nggak bisa punya anak. Bisa jadi kamu bakal gila, Jo. Sadarlah."

"Kagak mungkin, Yah. Banyak cewek yang ngantre mau Johan kawinin."

***

Mereka berempat berkumpul di tempat jualan sate kambing dan ayam. Letaknya di pinggiran jalan, biasanya buka setelah maghrib. Arga sengaja mengajak mereka ke sana, sebab sudah lama ia tak menyantap sate kambing kesukaannya dulu. Sebelum pernah mengalami tinggi darah.

"Yah, jangan makan banyak-banyak. Ingat umur," tegur Johan.

"Iya Ayah tau. Ayah juga pesan sate ayam kok. Nanti sate kambing minta dua tusuk sama kamu," sahut Arga.

"Kebanyakan dua. Satu aja. No nego-nego," sahut Johan.

"Daripada khawatir sama Ayah, pasti kamu lebih ke pelit, kan?"

Anak Tetangga[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang