Johan kembali masuk ke dalam butik untuk mencari Taelen yang tiba-tiba menghilang. Johan mengitari berbagai tempat butik itu hingga menemukan sebuah ruangan tunggu. Fokus tatap Johan ada pada dinding yang terdapat sebuah gambar dengan nama Aldhi Perdana.
"Lah, ini kan nama papanya Taelen,"pikir Johan sambil mengelus dagunya. "Uuuh, ini yang dimaksud si Taelen tadi rupanya. Berarti pemilik butik ini adalah temannya bunda," lanjutnya.
Tiba-tiba Johan dibuat terkejut dengan keributan yang ada tak jauh darinya. Tampak seorang pria paruh baya keluar dari sebuah pintu. Kemudian selang beberapa detik keluar Taelen dari ruangan itu berusaha menggapai pria tadi.
"Papa ... Papa tunggu!"
"Papaaaaa!"
Johan melebarkan mulutnya, ia baru sadar sekarang. Lekas Johan menyusul mereka berdua. Hingga hampir menggapai ganggang pintu butik, Taelen dapat menghentikan pergerakan Aldhi.
"Apa lagi, Tae? Apa yang Papa bilang tadi kurang jelas? Papa udah nggak bisa sama mama kamu. Kami sudah bercerai sejak lama," ujar Aldhi menjelaskan.
"Tapi mama bilang Papa yang pergi. Nggak ada cerai," sahut Taelen.
"Sudahlah. Anggap kamu sudah nggak punya Papa lagi. Jangan kasih tau apapun soal Papa ke mama. Tolong, ya?"
"Nggak! Papa masih ada," ucap Taelen hampir menangis.
"Tapi, Tae—"
"HEEEI! ANDA YANG BERBAJU HITAM!" seru Johan dari kejauhan berjalan dengan gagahnya menuju mereka. Aldhi sampai terpaku beberapa saat.
"Siapa kamu?" tanya Aldhi saat Johan sudah berhadapan dengan mereka.
"Saya? Saya daddy dari anak ini? Kenapa? Anda siapa?" tanya Johan.
"Hah? Ja-jadi Rosa sudah menikah lagi?" kaget Aldhi.
Barulah Johan sadar akan ucapannya, lalu menunjukkan cengiran khas. "Ehehe. Bukan begitu, Om. Saya daddy angkatnya Taelen. Ya ... You now lah, Om. Papa dari anak ini sudah jadi jelmaan bang Toyib. Kagak pulang-pulang walau sudah 7 bulan purnama," sahut Johan. Membuat Aldhi rada tersinggung.
"O-oh. Kalau begitu bawa anak kamu pulang. Saya akan menutup butik ini segera."
"Eeiittzz, tunggu dulu!" ucap Johan menghentikan pergerakan Aldhi. Lalu berjalan ke arah pintu dan menutupi ganggang pintu dengan dirinya.
"Apa lagi? Saya ada kepentingan lain."
"Udah Om ngaku aja kalau sebenarnya Taelen ini anaknya Om. Om Aldhi, kasihan sedikitlah sama anak. Masa nggak mau ngakuin. Pulang ke rumah bentaran dan jelasin sesuatu biar Tae bisa mengerti kenapa Om nggak mau lagi sama mamanya Taelen," ujar Johan.
Aldhi terlihat marah, lalu menoleh pada Taelen yang masih menatapnya penuh harap. "Tapi saya nggak bisa."
"Why? Kenapa nggak bisa? Apa ada sesuatu rahasia yang Om sembunyikan?"
"Kamu tuh tau apa sih? Jangan mentang-mentang kamu jadi daddy angkatnya, kamu bisa semena-mena sama saya!"
"Trus hubungan Om sama bunda saya apa? Kata Taelen, kalian bertemu tadi sini?" tanya Johan menatap penuh curiga.
Aldhi tampak risau. Johan terus saja melontarkan kata-kata tanya pada dirinya.
"Kamu keluar atau saya telepon polisi untuk mengusir kalian!" ancam Aldhi.
Johan gelagapan, takut juga kalau sampai berurusan dengan polisi. Mana tadi ia tak sengaja merobek sebuah gaun ketika ia sembarangan meludahkan bekas permen karet dan mengenai gaun indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Tetangga[COMPLETED]
Hayran KurguAnak tetangga itu awal dari sebuah rahasia mulai terungkap. Sebuah rahasia yang terjaga dari dulu, harus timbul kepermukaan karena sebuah hubungan buatan yang dilakukan oleh anak tetangga bersama mahasiswa bernama Johan. Karena anak tetangga itu, Jo...