8

19.3K 1.5K 54
                                    


'setiap rintangan sulit untuk ditaklukkan, jadi! Jangan ditambah'

-Aska-

~Happy Reading~

"Arrgggh,,sakit bunda"

Aska meringis kuat ketika Reni memegang tangan kanannya.

Tatapan khawatir Reni tujukan pada Aska, dirinya tentu khawatir sebagai seorang ibu, meskipun Aska bukanlah anak kandungnya.

Anak yang begitu ia rindukan akhirnya datang lagi namun dalam keadaan cedera, dan bukan itu yang Reni harapkan. Ini yang Reni takutkan ketika melepas Aska, tidak dalam pengawasan nya saja Aska sudah begini.

Aska hanya bisa menunduk takut, meski ia tau tatapan itu mengisyaratkan kekhawatiran tapi tetap saja Aska merasa bersalah.

Sedangkan Ata dan Reno yang mengantar Aska ke panti hanya menatap anak dan ibu itu. Mereka terpaksa izin untuk tidak sekolah karena paksaan Aska yang meminta untuk pergi ke Panti.

"Kenapa bisa begini? Tangan kamu kenapa bisa sampai cedera begitu?" tanya Reni yang masih dengan ekspresi khawatir.

Aska tentu bingung ingin menjawab apa, nggak mungkin kan kalau jujur.

Air mata lolos begitu saja dari pelupuk mata Reni, dan tentu Aska melihat itu. Dirinya panik dengan segera menghapus air mata Reni dengan tangan kirinya.

"Bunda,, hei Aska baik baik aja. Aska nggak papa kok, nanti juga sembuh sendiri."

"Jangan nangis Bund, Aska jadi ngerasa bersalah. Aska nggak papa Bund, lagian yang alamin kan Aska bukan Bunda." ucap Aska dengan lembut.

Reni menatap Aska, kemudian memegang tangan Aska yang ada di pipinya.

"Tetep aja Aska, seorang Ibu pasti akan merasakan apa yang anaknya rasakan. Meskipun Bunda bukan Ibu kandung kamu, tapi Bunda sayang sama kamu."

"Mana ada seorang Ibu yang tega melihat anaknya begini. Lagian itu pasti sakit kan, Bunda pegang sebentar aja kamu udah teriak kesakitan."

"Seharusnya Bunda nggak izinin kamu buat pergi dari panti, jadi Bunda bisa pantau kamu. Lagian kejadian nya ini gimana? Kenapa bisa begini" lirih Reni sambil mengusap rambut Aska.

Aska terdiam kemudian melirik Ata dan Reno, yang dilirik hanya menatap, ketiga nya seolah memberi kode.

"Keserempet motor Bund, untungnya nggak terlalu parah. Jadi jangan khawatir, kata dokter kalo Aska rajin minum obat pasti seminggu lagi sembuh, ya kan Ta, Ren." ucap Aska dengan lembut kemudian mengkode Ata dan Reno.

"Iya Bund, keserempet motor dia." ucap Reno sambil menatap Reni.

"Kok bisa sih, pokoknya Aska harus hati hati. Jangan sampai kejadian ini terulang lagi, ini juga dahinya luka." Pesan Reni yang dibalas anggukan eh Aska.

Kata maaf terus Aska lapalkan dalam hatinya, dirinya telah berbohong.

"Ya Tuhan, maaf."

"Ini sakit banget ya? Sampai teriak tadi" tanya Reni yang ragu ingin menyentuh tangan Aska.

"Udah nggak, soalnya tadi Bunda pegang. Tangan Aska langsung sembuh." ucap Aska dengan senyum lebarnya.

ASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang