'lo pikir lo itu siapa? Cuma sebatas parasit di hidup gue'-Aska-
~Happy Reading~
Secangkir kopi panas ditaruh oleh seorang pelayan, uap uap nya yang berasal dari kopi menebar, masuk ke dalam Indra penciuman sang pelanggan.
Namun, hangat serta harumnya aroma kopi tidak mampu membuat wanita berumur 40-an itu tenang. Tangannya meremas satu sama lain, menunggu dengan gelisah seseorang yang belum kunjung datang.
Matanya melirik keluar, melihat gerimis kecil yang mengguyur jalanan kota. Ditambah awan hitam yang menutupi, seolah tanda bagaimana resah nya wanita itu.
Dengan tangan bergetar, ia mengambil handphone di atas meja lalu menelpon nomor seseorang. Hanya sebuah deringan kecil yang hanya mampu di dengar olehnya.
"Bunda.."
Panggilan kecil itu mengalihkan perhatian nya, ia menurunkan handphone nya lalu mematikan panggilan.
Tak jauh darinya, berdiri seorang pemuda yang tersenyum lebar tanpa ada rasa bersalah. Namun, rasa lega memenuhi relung wanita yang di panggil Bunda itu.
Pemuda itu berjalan ke arah meja yang dituju, lalu duduk di kursi depan si wanita. Ia mengusak kepalanya yang sedikit basah, lalu menggosok tangannya yang terasa dingin.
"Pelayan, coklat panas nya satu." Wanita itu mengangkat tangan pada seorang pelayan yang berdiri tidak jauh darinya. Tanpa membuat pelanggan menunggu, pelayan di Cafe itu langsung mengangguk.
"Bunda udah nunggu lama?" tanya pemuda itu sambil melepas jaket yang dikenakan nya.
Wanita itu, Reni, menatap pemuda di depannya sambil mengangguk pelan.
Rasa bersalah langsung terpampang jelas, "yaah, maafin Aska ya Bun. Tadi itu jalanan maceeett banget, apalagi tadi ada yang kecelakaan."
Reni terkekeh pelan, "nggak papa, yang penting Aska sampai disini dengan selamat. Oh ya, tadi Aska kesini pakek motor sendiri? Atau dianterin?"
"Nggak Bun, tadi pakek ojek kesini nya." Aska menggeleng pelan.
Reni hanya mengangguk, lalu ia mengambil cangkir kopi di depannya dan mulai meminumnya.
Keadaan hening, Reni menatap Aska yang kini sedang berbinar-binar karena coklat panas pesanan nya sudah datang. Anak itu langsung meminum nya tanpa menunggu lagi, mungkin saking kedinginan nya.
"Oh ya, sampai lupa." Aska buru buru mengusap bibirnya lalu menatap intens Reni.
"Bunda ngapain ngajak Aska ketemu?" tanya Aska dengan tatapan bak anak polos.
"Bunda cuma rindu sama anak Bunda yang ganteng ini, emang nggak boleh?" tanya Reni menatap Aska seolah olah sedih.
Aska menggeleng ribut, "bukan nggak boleh, malah Bunda kalau mau ketemu setiap hari pun boleh. Tapi ya, kok disini? Kenapa nggak di mansion aja? Dan oh ya, kenapa nggak boleh ngasih tau siapapun?"
Reni menghela nafas pelan, "Bunda itu mau ketemu sama Aska berdua aja, nggak boleh ada siapa siapa. Lagian kalo ketemu di mansion kan bosen, sekali kali suasana baru kayak di cafe gini." ucapnya meyakinkan Aska.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASKA
ActionBebas, kata yang mendeskripsikan serta populer dalam diri Aska. Dimana dia bebas melakukan apa saja dalam hidupnya tanpa ada kata aturan terselip disana. Tentu banyak yang ingin seperti Aska yang hidupnya bebas dari kata aturan, bebas melakukan kena...