22

13K 1.2K 230
                                    


'Hai, gue rindu.'

-Aska-









~Happy Reading~




Motor sport berwarna hitam itu berhenti didepan sebuah pemakaman umum.

Hal itu membuat Aska bingung, ia sontak memegang pundak Ata. Sedangkan Ata hanya menoleh sebentar, lalu memakirkan motor nya disana.

"Ta, kita ngapain kesini?" tanya nya pada Ata.

Pasalnya mereka berdua datang kesana pukul 6 pagi, buat apa pagi pagi datang ke kuburan. Lagian, bukannya mereka akan ke rumah seseorang, lantas kenapa malah ketempat ini.

Keduanya turun dari motor. Ata hanya menatap Aska dalam diam, sedangkan Aska terus menatap sekitar dalam raut wajah penuh kebingungan.

Ata lebih dulu melangkah masuk ke pemakaman, melihat sahabatnya yang hanya diam membuat Aska mendengus kesal.

Dengan langkah pelan ia mengikuti Ata dari belakang.

"Kita mau kemana sih? Emang rumah dia disini?" tanya Aska memulai percakapan.

Namun lagi lagi Ata hanya diam, mulut Ata seolah terkunci rapat.

"Ta...heh Ata!" seru Aska.

Aska berdecak kesal kepada Ata yang tidak peduli padanya.

Pada akhirnya Aska diam dan mengikuti Ata, mungkin Ata mau ke makam salah satu keluarga nya dulu kan, Aska harus mencoba berfikir positif.

Dug

Aska terkejut ketika Ata tiba tiba berhenti, membuat dirinya menabrak punggung Ata.

"Apaan sih? Kenapa berenti?"

Ata berbalik lalu menatap Aska, ia menghela nafas pelan sebelum akhirnya benar benar menatap mata Aska yang menatapnya bingung.

"Lo bisa! Ya?"

Aska mengerutkan keningnya, apalagi ketika Ata yang menatapnya sendu.

"Maksud lo ap---"

Deg

Dunia Aska seolah berhenti seketika. Pandangannya tertuju pada sebuah nama yang tertulis di salah satu batu nisan.

Aska mematung ditempatnya, sebelum pada akhirnya kedua lututnya jatuh.

Mata itu memerah, dan mulai mengeluarkan cairan bening yang siap jatuh kapan saja.

Nafas Aska tercekat, dadanya begitu terasa sesak. Seolah bongkahan batu besar menimpa dirinya.

Tubuhnya bergetar hebat, urat urat dilehernya terlihat, wajahnya bahkan memerah.

Cairan bening itu berlomba lomba untuk jatuh.

Pada akhirnya tangis Aska pecah disana, dadanya benar benar terasa dipukul kuat, begitu sesak dan sakit.

ASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang