Day 1*

8.8K 1.1K 328
                                    

Minho tau jika tutor nya ini memang tipe lelaki bertubuh kecil dan mungil. Namun ia tidak menyangka jika jisung benar-benar sekecil ini

Bagaimana tungkai-tungkai itu menggantung di setiap sisi tubuh nya. Mungkin sekali tarikan saja tungkai kecil itu akan mengalami patah tulang

Minho memejamkan mata mengubah fokus nya dari tubuh jisung menjadi perintah yang jisung minta sebelumnya

Jisung meminta nya bersikap to the point. Confess dengan caranya sendiri— jika begitu, maka minho akan mengerahkan segala kemampuan nya

Mengeratkan pelukan nya pada pinggul, lalu ia sedikit menarik pinggul itu di atas pangkuan nya hingga kini hidung kedua nya bersentuhan

"Gue ga bisa nyusun kata-kata manis, tapi—"

Minho memiringkan sedikit kepalanya, namun tidak menyatukan kedua belah bibir nya. Hanya menggoda dengan hembusan nafas panas

"—gue bisa bikin lo merasa jadi manusia beruntung. Kalo lo, nerima pernyataan gue"

Jisung menarik ujung bibir nya membentuk seringai tipis. Manik nya menatap lekat minho, dan juga jangan lupakan rangkulan tangan nya pada leher sang murid

"Oh ya? Apa yang bikin lo percaya diri tentang itu?" tanya jisung

"Well—gue bisa beliin lo apapun yang lo mau. Apapun yang lo minta bakal terkabul—"

"Stop! Stop! Stop!" jisung mendengus dan memutar mata nya malas lalu menatap minho dengan pandangan tak percaya nya

"Gue akuin tindakan lo cukup bagus dan mulus, Mengintimidasi. Tapi! Jangan pernah lo bilang 'gue bisa beliin apapun yang lo mau' yang ada dia bakal manfaatin lo, kekayaan lo. Bukan hati lo"

Minho melipat kedua tangan nya di dada lalu memundurkan sedikit tubuh nya dari jisung. Sebelah alis nya terangkat naik dan terlihat cukup congak di mata jisung

"Gue emang bisa beliin apapun yang dia mau kok. Duit gue banyak"

Jisung menepuk jidat nya. "Iya gue tau lo kaya. Tapi kita lagi berusaha narik hati crush lo, yang harus lo dapetin itu hatinya yang tulus biar dia bisa perlakuin lo dengan baik.

Kalo lo pamerin kekayaan lo, dia bisa berubah pikiran dan memilih buat gunain lo sebagai ATM berjalan. Mau lo?"

Minho terdiam untuk sesaat, mencerna kalimat panjang lebar jisung sebelumnya.

"Kalo itu emang bikin dia seneng, kenapa enggak. Gue ga masalah sama itu, selama dia nganggap gue—"

"Skip! Lanjut tanpa mention kekayaan lo"

Minho menghela nafas lalu kembali memajukan tubuh. Memeluk pinggul ramping jisung di atas pangkuan

"Gue suka lo" ucap minho dengan mata yang bersungguh-sungguh. Kali ini jisung merasa puas dan mengangguk mantap

"Step kedua udah bagus. Selanjutnya apa yang bakal lo lakuin?" tanya jisung yang kembali mengalungkan tangan nya di leher sang murid

"Cium" balas minho dengan sedikit rona

"Then kiss me."

Minho memiringkan kepala lalu melekatkan kedua belah bibir nya sesuai perintah jisung. Hanya menempel, padahal jisung sudah menunggu minho melakukan tindakan lain namun selama beberapa menit lelaki itu hanya melekatkan bibir nya tanpa pergerakan

"Minho, itu yang lo sebut ciuman?" tanya jisung setelah melepas tempelan bibir nya. Menatap minho dengan pandangan yang menahan kesal

"Ck! Gue ga tau caranya jisung, gue kan bilang ini yang pertama!"

Jisung menghela nafas lalu menatap minho lekat dan dalam "gue kasih tau gimana ciuman sebenar nya. Pahamin apa yang gue lakuin oke!"

Jisung tarik tengkuk minho mendekat. Lalu jisung lekatkan kembali kedua belah bibir nya hingga menyatu

Namun kali ini, jisung membuka mulut dan melesakan lidah nya ke dalam rongga minho. Melesak masuk dan menghisap bibir atas juga bawah milik minho bergantian

Dapat jisung rasakan genggaman minho pada pinggul nya mengerat tiap kali jisung bermain dengan daging tak bertulang di dalam rongga hangat itu

Rasanya semakin intens saat jisung hisap ujung lidah milik minho di dalam sana, menarik nya perlahan memasuki rongga sang tutor, dan mengulum nya hingga saliva yang entah milik siapa jatuh menuruni dagu kedua nya

"Haa—"

Ciuman terlepas. Minho terengah dengan rona menghias kedua pipi. Jisung yang melihat nya hanya bisa tersenyum menahan gemas dalam hati

"Itu yang di namain ciuman. Sekarang lo paham?"

Minho mengangguk, tanpa mengeluarkan suara. Ia masih berdebar karena ini pertama bagi nya.

"Besok gue bakal tes lo. Inget-inget apa aja yang gue lakuin tadi" jisung turun dari pangkuan minho, lalu berjalan menuju meja untuk mengambil jamuan yang disediakan sang pemilik rumah

Sementara minho masih terdiam untuk beberapa saat. Menatap jisung meneguk teh nya dalam keheningan hingga kemudian lelaki kecil itu balas menatap minho

"Uh—sekarang gue bingung di mana pintu keluar nya. Rumah lo terlalu gede abis nya, hehe"

Minho tersadar lalu bangkit dari duduk nya. Berjalan mendahului jisung menuruni tangga

Sepanjang perjalanan, jisung tak henti menatap kesana kemari dengan pandangan kagum nya.

Rumah minho begitu penuh dengan barang-barang mahal dan limited, lampu-lampu gantung yang sinar nya sangat terang

Di bandingkan lampu kamar jisung yang kadang berkedip-kedip, rasanya lampu kamar nya tidak ada apa-apanya. Bahkan lampu taman pun lebih terang dari lampu milik nya

"Lo... Naik bus? Gue bisa suruh supir gue buat anter lo balik-"

Jisung menggelengkan kepala nya ringan. "Gue di jemput seseorang kok."

"Oh. Kalo gitu thanks buat hari ini"

"Um, besok kita ketemu di jam yang sama. Jangan lupain apa yang gue ajarin tadi, kalo lo ada acara atau kepentingan lain. Chat gue aja"

Minho menganggukan kepala singkat sementara itu jisung langsung beranjak menuju gerbang dan lanjut berjalan hingga dirinya sampai di halte yang jarak nya cukup jauh dengan kediaman minho

Jangan gila, kekasih nya bisa saja curiga jika tau ia keluar dari sebuah rumah besar yang mencolok. Jisung malas menjelaskan jika dirinya menjadi tutor di salah satu platform, dia akan menyebut dirinya aneh nanti

"Sayang"

Jisung menoleh saat sebuah motor berdiri tepat di hadapan nya. Lelaki itu melepas helm fullface nya dan menatap jisung dengan senyum manis

"Sorry bikin lo nunggu. Kaki lo pegel ga hm?"

Jisung tergelak saat kekasih nya menyentuh tungkai nya dengan jemari, kadang menggelitik serta mencubit kecil

"enggak kok gue ga nunggu terlalu lama. Ayo berangkat sekarang deh, gue laper~"

Jisung mengambil helm khusus untuk nya, lalu ia naik ke atas motor besar itu sambil berpegangan pada pundak sang pemilik

"Lo udah naik?"

"Udah!"

"Oh. Ga kerasa, lo kecil banget abis nya"

"Juyeon!!!!"

"Iya iya sayang kita berangkat"

||Tbc

[23] Love Lesson || MinsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang