"Maka kau akan jadi milikku.. "Masih terngiang dengan jelas ditelinga Seraya perkataan pria gila itu pagi tadi. Dan itu sukses membuat Seraya gelisah seharian. Mengapa ia harus berada diantara perseteruan dua pria Van de Right?
Walau awalnya Seraya sangat membenci Achilles, namun tidak bisa dipungkiri kedekatan tanpa sengaja yang berkali mereka lakukan mampu mengubah cara pandang Seraya. Dan kini, Seraya benar-benar mengharap kehadiran pria itu. Ia lebih memilih bersama pria yang pernah ia benci dari pada pria gila yang tidak dikenalnya.
Seraya semakin menyadari, posisi Achilles dihatinya sudah berbeda. Saat kecil, saat Seraya belum mengerti perasaan terhadap lawan jenis, Achilles memang sosok remaja yang menakutkan baginya. Namun kini, semua tampak berbeda. Achilles bukan lagi lelaki menakutkan yang harus dijauhi. Tapi dia adalah pria yang memiliki daya pikat kuat bagi wanita manapun.
Seraya menyadari, sebagai wanita normal, ia dapat merasakan kekuatan pesona pada diri Achilles. Bagaimana tidak? Pria itu sangat mapan, berwajah tampan dan sempurna. Walau dia terkesan dingin, namun sebenarnya menghangatkan. Materi tak dapat dihitung lagi. Tepatnya, ia sebenarnya pria idaman para wanita. Sayangnya susah tersentuh siapapun. Maka jika Seraya pernah menyentuhnya bukankah itu sebuah anugerah?
Muncul senyum dibibir Seraya.
Ia jadi teringat bagaimana ia pernah dua kali merasakan kehangatan pria itu. Ia tak tahu ini anugerah atau bencana baginya. Yang jelas kenangan itu sanggup mengubah cara pandang Seraya terhadap Achilles. Ia tak lagi merasakan takut dan benci. Perasaan itu sudah tergantikan dengan persasaan lain. Sebuah perasaan antara mengharap dan meragu.
Seraya ragu dengan harapannya. Achilles sudah berbeda, ia bukan lagi pria yang tergila-gila pada Seraya. Amnesia sudah mengubahnya. Mungkin kini pria itu hanya melihatnya sebagai wanita yang pernah menghangatkan ranjangnya saja. Itu sungguh miris. Dan kini Seraya berharap pria itu mau menukar hal besar untuk menyelamatkannya?
Heh.........sungguh mustahil bukan?Maka, jalan terbaik saat ini adalah mencari celah agar Seraya bisa keluar dari tempat ini. Namun kesempatan itu sungguh sulit ia peroleh. Kini ia hanya bisa berharap pada maid yang biasa mengantar makanan untuknya. Seraya akan menggunakan kebaikan maid itu untuk bisa keluar dari ruangan ini.
Seperti biasa, saat makan malam seorang maid muda akan datang ke kamar Seraya mengantar makanan untuknya. Dia tampaknya gadis yang baik dan polos. Dilihat dari cara menyapa Seraya yang selalu lembut dan sopan. Umurnya mungkin lebih muda dari Seraya.
"Makanan anda, nona"
Gadis maid itu meletakkan makanan di atas nakas samping bed Seraya. Dan seperti biasa, dia akan berkata lembut dan tersenyum sopan. Selesai menyajikan ia undur diri dengan sedikit membungkuk ke arah Seraya. Gadis yang baik bukan? Dan saat sang maid hendak beranjak keluar..."Emm... Bisakah kau bantu aku membenarkan kran dikamar mandi? Tadi agak sulit diputar" pinta Seraya.
Dan saat maid itu menuruti permintaan Seraya masuk kekamar mandi. Secepat kilat Seraya menutup dan mengunci kamar mandi dari luar. Seraya menulikan telinganya saat gadis itu berteriak dari dalam kamar mandi. Maafkan aku. Batin Seraya.
Setelah memastikan tak ada penjaga diluar kamar, Seraya melangkah penuh waspada mencari jalan keluar. Seraya cukup hafal dengan kelonggaran penjagaan disaat jam makan malam. Namun sialnya mension ini sangat luas. Dan ia tidak tahu pintu menuju keluar.
Seraya berkali harus sembunyi saat tak sengaja melihat penjaga maupun maid di koridor. Setelah melewati koridor ruang yang luar biasa banyak, akhirnya ia melihat cahaya lampu taman. Pintu keluar! Pikirnya senang.
Namun sayang ada satu penjaga berdiri disana. Maka hanya tinggal satu cara, ia harus mengelabui penjaga itu agar bisa keluar. Tapi bagaimana caranya?
Seraya menengok kanan kiri. Mencari benda yang bisa ia gunakan untuk mengalihkan perhatian. Ketemu! Pikirnya cepat.
Dengan hati -hati Seraya mengambil guci keramik disampingnya. Ia berusaha melempar ke arah terjauh dari dirinya. Dan pyarrr!! berhasil! Penjaga itu terpancing untuk mendatangi arah suara. Melihat sang penjaga pergi, Seraya tak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk berlari sekencang mungkin menjauhi pintu mension.
Masih bersyukur gerbang tidak terkunci, bahkan terbuka lebar. Memudahkan Seraya untuk melewati pos penjagaan yang kebetulan juga sepi.
Seraya tak tahu arah yang harus ditujunya. Dipikirannya hanya terbesit untuk menjauh dari tempat itu sejauh-jauhnya. Entah kemana. Karena Seraya sendiri tidak tahu ini berada dimana. Didepannya ternyata hanya hutan belantara. Berderet pohon tinggi pinus disepanjang jalan menuju mension dan disampingnya semak belukar yang sungguh lebat.
Seraya mengambil arah berlari ke tengah hutan. Dengan harapan tak mudah dikejar dan ditemukan. Sesekali ia menengok kebelakang memastikan tak ada yang mengejarnya. Saat ia menengok ke belakang, ia baru menyadari, mension besar tempat ia disekap benar-benar berada di tengah hutan.
Seraya hampir kehabisan nafas saat berusaha lari sekencang-kencangnya.
Jantungnya berdetak hebat. Ini benar-benar uji nyali terhebat yang pernah ia rasakan. Dan ini mengingatkannya pada dua belas tahun silam, saat dirinya masih berumur 10 tahun. Ia pernah harus berlari ketakutan seperti ini karena seorang pria. Dan itu Achilles.Ya... Achilles!
Seraya jadi teringat pada pria itu. Ia ingin menangis. Entah karena takut atau kesal. Takut karena pelariannya saat ini, juga kesal karena harapannya pada pria itu yang tak kunjung nampak. Benar! Pria itu tak mungkin muncul untuknya saat ini.
Seraya berhenti dibelakang pohon yang besar. Ia berusaha menyembunyikan tubuh dan menetralkan detak jantungnya. Nafasnya masih ngos-ngosan. Kini sepanjang ia memandang hanya kegelapan. Sesekali nampak berkelebat binatang terbang. Entah itu kelelawar atau makhluk lainnya.
Seraya bergidik ngeri. Rasa takut mulai merayapinya. Beberapa saat kemudian, dari kejauhan terdengar suara lari manusia. Lebih dari dua orang. Dan mereka meneriakkan namanya sambil tertawa mengerikan. Dengan kata ancaman penuh intimidasi.
Keringat dingin membanjiri tubuh Seraya. Ia bingung antara berlari atau tetap diam. Namun derap kaki itu semakin mendekatinya. Akhirnya....Seraya memilih langkah seribu. Ia berlari tunggang langgang. Pijakannya yang tak tentu kadang membuat kakinya berkali terjerembab kedalam lubang yang tak tampak.
Nafasnya semakin tercekat. Penglihatannya mulai kabur. Detak jantungnya bertalu kuat seakan hampir putus. Seputus asa dirinya atas pelarian ini. Sementara teriakan orang-orang itu semakin dekat. Berkali ia mencari tempat bersembunyi. Karena untuk kembali lari sudah tak punya tenaga lagi. Ia berhenti dan pasrah. Kegelapan hutan masih menyelimutinya. Sehitam harapannya untuk bisa lepas dari mimpi buruk ini.
Dan..........
Sebuah tangan tiba-tiba menariknya kererimbunan. Tangan itu mendekap tubuh dan mulutnya. Membuat Seraya tak bisa bergerak dan bersuara. Maka ia hanya pasrah dalam diam. Dan akhirnya hanya ada kegelapan...------------------------
Nggak usah tegang ya guess bacanya. Wk wk...
Penasaran lanjutnya nggak nich. Vote dulu yukk.. 😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Jonge Meester (Tuan Muda)-END
Romansa(18+) Yang baru join ke ceritaku, follow dulu yuk biar tahu ceritaku yg lain. Dipastikan bikin baper... -------------- Sepuluh tahun lalu.... Ia memang gila. Achilles yang masih remaja jatuh cinta pada gadis kecil berumur sepuluh tahun. Gadis yan...