#15

28 19 3
                                    

"Dirimu menganggap bahwa kamu tidak lebih dari sebuah badan, sesungguhnya di dalam dirimu ada sesuatu yang lebih besar dari Semesta.”
  (Imam Syafi'i)

Adzan subuh sudah berkumandang, semua santri sudah bersiap dengan mukenah dan pecinya, kecuali satu gadis ini yang masih setia dengan balutan selimutnya.

"Mbakee, Ndang Tangi, wes ajannn" teriak Aida menggoyak goyakan tubuh Alifah

"Huammm" Alifah hanya menguap lalu kembali terpejam

"Masya Allah, duh Gusti ga kebayang nek misale di hukum bagian ibadah ngko" batin Aida.

"Mbakee ndang tangi, ngko tak siram pakek air siring gelem?" Ancam Aida.

Alifah berdecak sebal, hari kedua sudah semenyebalkan ini menurutnya.

''ck lima menit lagi da"

"Heyy, ra eneng lima menit lima menit neh, tak gaplok arep?"

Ntahlah Aida dapat darimana ilmu cerewet nya ini, mungkin emang dirinya yang terlahir cerewet.

"Ck.. iya ah, nih bangun''

Alifah akhirnya menyerah dengan perdebatan nya, dia memilih beranjak bangun, mengambil rok dan memakai jilbab, mukenah nya di tenteng dong.

''ayok, buruan, ntar komatt''

Aida mengernyit

''lah kok saya yang ditinggal'' batiknya melihat Alifah seperti tanpa dosa berjalan dulu meninggalkannya.

Usai mengambil air wudhu di kamar mandi putri, mereka berjalan cepat menuju masjid tempat santriwan dan santriwati sholat berjamaah yang dibatasi oleh hijab yang besar dan tinggi.

''yoalah jalan kok kaya siput mbakeeee" dumel Aida melihat Alifah jalan dengan santai

Alifah hanya mencibir menirukan ucapan Aida barusan.

''min Aina antunna?!'' (darimana kalian)

Suara berat dengan nada tegas itu mampu membuat Aida dan Alifah berhenti lalu menundukkan pandangan. Mereka tak berani melihat lawan bicaranya.

''ana bertanya ya dijawab!''

''eh itu Gus, dari kamar mandi, ngantri tadi"
Aida menggaruk tengkuk nya yang tak gatal, mencoba menirmalisir rasa takut nya.

Alifah hanya diam, dia tak tahu apa apa, dan tak takut dengan lawan bicaranya.

''yaudah, sana masuk masjid, yang lain udah pada lalaran"

''nggih Gus, suwon..''

Aida dan Alifah langsung berlari meninggalkan laki laki yang memberhentikan mereka tadi menuju masjid.

Lalaran itu seperti membaca baca ulang nadzom atau shorof sebelum sholat.

Usai sholat subuh semua satriwati dan santriwan melakukan kegiatan masing masing.

Seperti tadarus Al-Qur'an yang sedang dilakukan Aida saat ini.

Aida menoleh kearah samping, menggeleng gelengkan kepalanya.

Alif lam mimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang