Perihal Alif lam mim
Semuanya pasti sudah tahu apa arti Alif lam mim, Yap, hanya Allah yang tahu.
Seperti rentetan garis takdir semua manusia. Hanya Allah yang tahu, kita tidak pernah tahu garis takdir kita dan kita juga tidak bisa menolak takdir it...
Tak terasa mobil Alya putih itu terpakir rapi di parkiran salah satu cafe di Jakarta, mereka berdua langsung turun, Rangga menggenggam tangan Alifah masuk menuju cafe itu.
"Mau makan apa ?"
"Terserah kamu"jawab Alifah
"Hmm, disini ga ada makanan terserah aku sayang, coba deh baca lagi daftar menu nya" ujar Rangga dengan helaan nafas
"Mba, nasi goreng nya 1 Beefsteak nya 1, milkshake 1 sama orange juice 1" pesan Rangga pada salah satu pelayan disana
"Oh, baik mas"
Pelayan itu kembali ketempat kerjanya.
"Kenapa? Kok murung gitu sih mukanya?" Tanya Rangga pelan
"Gapapa"
"Gapapa gimana? Cerita dong" ujar Rangga dengan mengelus pelan pucuk kepala Alifah.
"Kamu gamarah kan?"
Pertanyaan Alifah tadi membuat Rangga mengkerutkan dahinya
"Marah kenapa? Kan kamu ga buat salah sayang"
"Ya marah gitu.. aku banyak temen cowo, juga lebih sering sama mereka" jelas Alifah
Rangga tertawa kecil
"Sayang.. denger ya, cinta itu butuh komitmen, ga harus kan saling keras gitu? Aku gabakal marah kamu sama mereka, asal mereka ga buat kamu sedih" ucap Rangga sungguh dengan sorot pandang yang tak lepas dari bola mata Alifah
Alifah tersenyum tipis
"Yaa aku takut aja, ntar dikirain aku jahat ke kamu gara gara aku main sama cowo padahal punya pacar"
"Ngga kok, kamu ga jahat, udah ah gausah bahas itu"
"Ini mas mbak, pesananya" ucap pelayan sambil meletakan pesanan mereka
"Makasih mbak"
Pelayan itu tersenyum mengangguk lalu kembali.
"Makan dulu gih biar ceper gede, gausah mikir apa apa, aku sayang kamu kok" ucap Rangga Alifah mengangguk.
Usai menikmati makanan tanpa suara yang hanya menyisakan suara dentingan sendok, mereka kembali menaiki mobil Alya putih mirip Rangga. "Mau pulang?" Tanya Rangga
"Iya, ntar kalo kesorean di cariin mama" jawab Alifah
Rangga mengangguk menyetujui, melajukan mobilnya dengan kecepatan standar.
"Besok mau di jemput?" Pertanyaan Rangga memecahkan keheningan di dalam mobil
"Gausah, aku sama mang udin berangkatnya" tolak Alifah pelan
"Awas aja ya sampe telat, pokoknya besok pagi pagi udah ada di sekolah"