#12

47 26 7
                                    

Typo bersebarann

H a p p y R e a d i n g!!
×
×
×

02.30 am wib

"Siapa bi yang nganterin Alifah tadi?" Tanya Syauqi.

Sudah 2 jam Syauqi mencari Alifah, memutari kota Jakarta, dan sepuluh menit terakhir bibi Ima menelepon, mengatakan bahwa Alifah sudah di rumah.

"Gatau den, bibi ga kenal, kayanya dia seumuran den"

Umar dan Syauqi berpikir keras, siapa yang menolong adiknya,

Berhutang Budi, itu pikirnya.

Alifah yang sudah di kompres lukanya sekarang sedang beristirahat.

Saat Syauqi melihat tampilan adiknya yang sudah tak karuan tadi rasa ingin membanting semua.

Marah, emosi.

Bisa bisa nya ada orang yang melukai adiknya.

"Udah, mending lu tidur, udah malam, besok kita juga harus ke rumah sakit'' Umar mencoba menenangkan adiknya itu.

Syauqi menarik nafas dalam.

''gue kepo sama yang ngelakuin ini semua, siapa si, mau gue sunat lagi rasanya kalo dia cowo" ucap Syauqi geram.

''kalo cewe?'' goda Umar.

"Ga ah ga berani kasar Ama cewe''

Umar berdecih,

"Najis, sok lu''

Syauqi tertawa, mencoba menimalisir emosinya.

|
|
|

08.02

"Fahh" panggil Syauqi pelan sambil mengelus kepala adiknya,

"Makan yuk, habis ini ke rumah sakit, mama disana" ucapnya lembut.

Alifah mengubah posisinya menjadi duduk, dia yang dari tadi sebenarnya sudah bangun mendengar kan semua ucapaan abangnya.

"Kak uqii" isaknya,

Menangkup kan wajah ke dada bidang Syauqi.

"Kenapa sayang, gausah nangis,"

"Mama sakit karena akuu kak, aku penyebab semuanya"

Syauqi tersenyum simpul, menyeka air mata adiknya.

"Sstt, gaboleh ngomong gitu, ini udah takdir, kita gabisa nyalahin takdir, toh mungkin mama sakit juga untuk guguri dosa mama, gapapa, mending sekarang kamu mandi, sarapan trus kita ke rumah sakit"

"Tapi kak...''

''tapi kenapa hm?'' Syauqi mengangkat sebelah alisnya.

''aku takut kesana, takut mama gamau lihat aku''

Syauqi cukup kaget mendengar perkataan adiknya barusan.

"Heh, ngomong apa kamuu, ngawur aja, udah buruan siap siap"

"Kak uqi tunggu di bawah ya sayang"

Setelah mencium singkat puncak kepala adiknya, Syauqi turun menuju ruang tamu.

Alifah tersenyum tipis, sebenarnya wajah Alifah masih lebam, masih denyat denyut sih, pikirnya.

Tapi mama nomor satu, walaupun kadang mama yang bikin kita patah semangat.

Bergerak, menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

"Ayok kak!" Ajak Alifah yang sudah siap dengan kaos putih pendek bertulisan keep calm, dan celana setengah tiang, tas branded dan sepatu kets putih.

Alif lam mimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang