#7

68 26 6
                                    

"Tasyaaa alifahh putrii!! Kamu ga sekolah? Mau telat lagi? Udah jam tujuh" suara merecon mama mampu membuat Alifah terkejut sontak dia mengambil handuk yang di ampaian.

Dengan cepat dia mengenakan seragamnya setelah mandi.

"Dih baru jam 07.10" gumamnya saat melihat jam yang melingkar di tangannya.

Dengan santai dia menyandang tas lalu turun menuju dapur

"Santai amat bos, ga telat lu?''

"Raja telat dia far" sahut mama.

Alifah hanya memutar bola matanya jenuh.

Duduk di samping Ghafar, mengambil roti yang sudah di selai.

"Dih Maemunah, ini punya kakak"

Alifah mendengus

Apa salahnya berbagi pikirnya.

"Pelit lu!"

"Kamu ga berangkat sekolah cepat cepat fah? Udah jam berapa ini" omel mama

Alifah berdecak

Ga nyuruh gue makan bilang bos_batinnya.

Alifah beranjak dari tempat duduknya, berjalan keluar rumah tanpa pamit dan salam

"Eh jelangkung, pergi ga pamit lagi tu bocah" ucap Gafar nyinyir

Di SMA Garuda.

Dubrakk..

Dengan sempurna badan Alifah mendarat di perkarangan sekolah usai memanjat pagar.

Jalan mengendap ngendap agar tak ketahuan.

Dubrakk..

"Sakit anying" gumamm alifah

''eh Bu vitaa" Alifah memasang cengiran setelah mendapati sosok Bu Vita yang dia tabrak barusan.

"Telat lagi telat lagi, ga bosen?"

"This my hobby maam" jawab Alifah santay.

Bu Vita yang sudah kehabisan sabar menjewer telinga Alifah,

"Aaa..ampun Bu, sakit uwoiii" ringisnya.

"Mau di hukum apalagi kamu?"

"Apa aja deh terserah" jawab Alifah pasrah sambil memegang telinganya yang merah bekas jeweran Bu Vita.

"Oke, berdiri di lapangan sampai pulang"

Mampus.

"Mikir apa?ayok buruan"

"Ya Bu ya"

Alifah mengehela nafas kasar lalu berjalan menuju lapangan.

''tuhan, gini amat nasib gue" desahnya.

"Gini aja ingat Tuhan lu jamile, kemaren kemaren kemana?" Ledek Rian,
Alifah menoleh

Ternyata keempat temannya sedang berdiri di belakangnya.

''lu ngapain disini Maisaroh."tanya Alifah heran

"Mau nunggu matahari terbenam sya"
Siapa lagi kalo bukan Rian yang jawabnnya selalu ngasal.

"Allahu, kekelas sana, gue gamau ya kalean semua kene omel juga"

"Sya, kami ini temen lu, biarin kami nunggu disini aelah" kali ini Awang yang angkat bicara.

"Bener tu sya" Fadly menyutujui.

"Yaudah terserah." Alifah mengedikan bahunya lalu kembali hormat kepada tiang bendera.

Alif lam mimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang