Alifah turun dari mobil Pajero milik Ghafar,
"Sekolah bener bener biar jadi orang"
Ucap Ghafar"Emang sekarang gue apa?"ketus Alifah
"Monyet mungkin" jawab Ghafar santai
"Ehh Jono, sembarang lu ye jadi kakak,gw masuk dulu bye"
Alifah berjalan memasuki perkarangan sekolahnya.
"TASYAAAA!!" teriak seseorang dari belakang.
Alifah menoleh, memutar bola matanya malas
"Eh Samsudin, lu kira ini hutan, sembarang main teriak aja"
Alifah menjitak kepala Rian yang hanya cengengesan
"Lu sih, telinga ga di bersihin berapa minggu? Dari tadi di panggil ga nyaut2"
"Emang lu manggil?"
"Ngga, yasinan." Rian memasang wajah datarnya.
Alifah tertawa melihat wajah sahabatnya itu.
"Aduhh ada yang datang berdua nih bundd" ledek Fadly melihat Rian dan Alifah datang berbarengan.
"Couple goals nih bund" tambah Awang
"Matamuuuu"tukas Alifah cepat.
Mereka hanya tertawa puas.
"Sya" suara serak Agam terdengar di telinga Alifah. Alifah yang baru duduk di sampingnya menoleh.
"Dalemm?"(apa?)
"Gw minta maaf soal kemaren"
Alifah terkekeh
"Sans bos elah, kaya apa aja"
"Agam takut lu jauhin dia, diem2 gini si Jono suka sama lu jamilahh" celetuk Rian yang mendapatkan lototan dari Agam.
"Anjir serem, kek boneka chaki yakk" gumam Rian, memutar badannya menghadap papan tulis.
"Gue paham, pasti lu kemarin emosi,"
"Yaa gimana ga emosi.."
"Orang maen tarik tarik aja, dikira tarik tambang yak" potong Rian
Agam mendengus"Mauu lu apa ujanggg, dari tadi ngajak berantem"
"Nama bapak gue anying" protes Awang
"Berisik!" Ucap Agam dan Rian bareng.
"Lah anjir, harusnya kan gue yang marah" batin Awang.
Bu vita masuk ke kelas mereka untuk mengajar Bahasa Indonesia.
"Bahasa indo muluu, sekali sekali kek bahasa Jepang" ujar Rian
"Alah Yan Yan,bahasa indo aja lu remed muluu" kali ini Fadly yang berbicara
"Yee sewot lu, buka kartu"
"Heh Rian, daritadi ibu dengerin kamu ngoceh melulu, sini maju, praktekin baca puisi" omel Bu Vita.
"Mampus" gumam Rian
Keempat temannya tertawa
"Monggo Rian, di persilahkan untuk maju ke depan" suara Fadly dengan gaya khasnya.
"Anjir lu semua ya" mau tak mau Rian maju kedepan, mengambil kertas yang di berikan Bu Vita.
Membacakan puisi dengan gaya yang sangat lucu, sehingga mengundang tawa sekelas.
Istirahat."Kantin ga?"
"Dulu aja, gue ke toilet disekk" jawab Alifah
"Ogheyy" jawab mereka ber 4 llu keluar kelas menuju kantin
Alifah melangkah kan kaki nya menuju toilet.
Selesai memenuhi panggilan darurat Alifah hendak keluar dan
DUBRAKK...
Pundak Alifah di tabrak keras.
"Paan sih lu? Liat liat Napa Bambang? Buta mata lu? BUTA?" Ucap Alifah ketus.
"Cihh, sok lu, gue sengaja,''
"Keturunan Fir'aun nih"gumam Alifah
"Mau lu apasih Tasya?!!" Bentaknya yang mendengar gumaman Alifah tadi.
"Mau gue ke kantin, makan, gue lapar shasaaa" jawab Alifah santai
"Jadi cewe gausah kecentilan!! Udah punya Rangga ga usah deketin Agam ataupun Rian!"
Alifah mengernyitkan dahi
"Lah? Beda kedudukan dong, Rian Agam temen gue, Rangga pacar gue, ada masalah bun?"
Shasa mendorong bahu Alifah. Tak terima di perlakukan seperti itu, Shasa terkenal karena dia ank kepala sekolah dan mengetuai geng yang beranggotakan lima orang yang sering menjadi pelaku bullying.
"Mau lu apa sih sha?"
"Jauhin Rangga!!"
"Gue gamau!"
Plakk..
Sebuah tamparan melayang mulus di pipi Alifah. Teman teman Shasa hanya jadi penonton.
Plakk...
Alifah yang tak terima balik membalas.
"Impas kan? Gue mau cabut, bye"
Alifah pergi dengan sengaja menabrak bahu Shasa, menelusuri kooridor menuju kantin.
"Lama banget? Mencret Bun?" Siapa lagi kalau bukan Rian.
"Pipi lu merah sya, kenapa? Ada adegan apa? Kami ketinggalan berita apa?" Tanya Awang panik
"Duh Gusti, nanya satu satu Samsudin, pusing gw nih, mending pesenin gw bakso sama es dulu deh" jawab Alifah kesal.
"Tarikk mang, bakso sama es nya"
"Ogheyy" jawab mang Andro.
"Lu kenapa sya?" Tanya Agam pelan.
"Biasa, keturunan Fir'aun"
"Oh gw tauu, pasti tuh anak kepsek kan, yang rambutnya kaya ketumpahan kuah sate, bibirnya kek habis di tonjok tuh ye kan" ucap Rian nyinyir.
"Tau banget Yan" celetuk fadly
"Lahhh, gue kan raja nya gosip" muka sombong Rian membuat teman temannya tertawa. Fadly menoyor kening Rian.
"Nih, mending lu makan dulu deh, pasti lu laper habis ngeluarin semuanya" ucap Rian santuy.
"Ehh bapak lu, siape yangg ngeluarin semuanya" Alifah memutar bola matanya malas.
"Bapak gue udah di kubur, gausah canda luu"
Alifah tersedak, sedangkan 3 temannya hanya tertawa,
"Ya Allah, canda lho yan"
"Dih najis, yang baperan siapa"
"Kirain" Alifah melanjutkan makannya yang di tungguin dengan 4 pangeran di SMA Garuda.
Uwwuwww part 5 gass
Tarikk mang semongkoo
Selamat membaca!!17 Desember 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Alif lam mim
RomancePerihal Alif lam mim Semuanya pasti sudah tahu apa arti Alif lam mim, Yap, hanya Allah yang tahu. Seperti rentetan garis takdir semua manusia. Hanya Allah yang tahu, kita tidak pernah tahu garis takdir kita dan kita juga tidak bisa menolak takdir it...