#16

37 18 3
                                    

"Cinta adalah suatu kecenderungan terhadap sesuatu yang memberikan manfaat. Apabila kecenderungan itu mendalam dan menguat, maka ia dinamakan rindu. Sedangkan sebaliknya, benci adalah kecenderungan untuk menghindari. Apabila kecenderungan itu mendalam dan menguat, maka itu dinamakan dendam". (Imam Al-Ghazali)

Suara bel sudah terdengar lantang di penjuru pondok, yang lain sudah bergegas untuk menuju kelasnya masing masing, sedangkan Alifah, masih berkutat dengan seragamnya karena baru siap mandi.

''tuhkan telat lagi'' grutunya pada dirinya sendiri.

Memang benar kata orang orang, kebiasaan itu sulit di lepaskan, seperti Alifah sekarang sangat sulit untuk melepaskan kebiasaan telatnya.

Kini Alifah sudah siap dengan seragamnya, dia yakin nanti akan di hukum karena sudah telat 10 menit yang lalu. Sedangkan Aida sudah ngacir duluan kekelas, salah siapa yang di ajak mandi daritadi Ogah ogahan.

Alifah berjalan santai melewati kooridor, sudah sangat sepi, yang lain sudah di dalam kelasnya masing masing.

"Darimana antum Alifah?'' suara itu Alifah Kenal, ustadzah Risma sebagai ustadzah pengurus santri.

"Eh tadzah, anu zah, eh itu, telat ana zah" Alifa memasang cengiran kudanya.

Ustadzah Risma menggeleng pelan kepalanya, kapan kah Alifah bisa berubah fikirnya.

"Udah telat berapa menit antum Alifah?''

''10 menit zah"

"Tahu hukuman bagi yang telat kan?''

Alifah menunduk, mengerutuki dirinya sendiri saat ini, bisa bisanya dia telat lagi.

"Tahu zah'' ucapnya lemas.

Alifah sangat tahu hukuman di pondok ini jika telat adalah tidak boleh masuk kedalam kelas, dan berjemur di tengah lapangan sampai disuruh selesai, dan itu sangat memalukan, pasti akan di tonton ratusan umat.

''yaudah, silahkan kelapangan sekarang'' ucapnya tegas penuh wibawa.

Alifah menarik nafas dalam.

''ya zah, afwan''

Alifah berjalan gontai menuju lapangan, menyebalkan bukan saat harus panas panas berdiri di tengah lapangan.

Alifah menyeka peluhnya, sudah 25 menit dia berdiri disini, bahkan sudah ada beberapa santri yang melihatnya, bahkan berbisik bisik.

Alifah menatap tajam siapapun yang menatap nya penuh dengki itu.

Aida yang tak tega sahabatnya berdiri di lapangan berniat untuk menyamperi dan memberikan minum, tapi langkah Aida keduluan oleh seseorang.

''ini ada titipan dari Allah, diminum'' ucapnya dengan suara baraton sambil menyerahkan sebotol Aqua dingin.

Alifah mendongak, melihat siapa yang di depannya sekarang, badan yang lebih tinggi darinya, memakai kokoh berwarna putih dan bersarung hitam polos tak lupa peci yang bertengger di kepalanya. Kini jarak laki laki itu di depannya kisaran 5 langkah.

''gabutuh gue!!'' ketus Alifah.

Laki laki itu memutar bola matanya.

"Astaghfirullah, sabar'' batinnya.

''ana bilang, ini titipan dari Allah, gaboleh nolak rezeki''

''gue.ga.mau!!!'' ucap Alifah penuh penekanan lalu memutar badannya membelakangi pria itu.

Pria itu mengalah, dia memilih meletakan botol itu tak jauh dari Alifah.

''yaudah ana pamit, syukron''

Alif lam mimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang