9 ; tepat

354 100 6
                                    

Taeyong masuk ke dalam kamarnya setelah seharian beraktivitas di sekolah. Ia terlihat lelah setelah menghabiskan semua energinya di sekolah.

Dengan rapi Taeyong menaruh tasnya di kursi meja belajar dan membaringkan badannya di atas kasur kesayangannya. Sejenak merenung tentang apa saja yang di lakukan hari ini.

Tak lama dari berbaring, ia bangkit dari tempat duduk dan duduk di depan sofa sambil melamun lagi. Tak jauh darinya, terlihatlah gitar yang sudah lama tidak ia mainkan.

Taeyong hanya diam melihat gitar yang tak jauh dari tempatnya duduk. Ia ingin mengambilnya, tapi entah mengapa ia bingung ingin melakukan apa dengan gitar itu. Karena sudah jarang sekali ia memainkan gitar, ia pun kembali bingung.

Taeyong meraih gitar dan terdiam. Gitar dalam pelukannya, tapi ia bingung ingin memainkan lagu apa.

Entahlah, semakin Taeyong memegang atau mengingat tentang gitar ... ia tetap bingung.

Lagipula, gitar ini adalah kado dari kedua orang tuanya.

Kado yang paling Taeyong sayangi dan biasanya selalu ia gunakan ketika menghabiskan waktu bersama keluarga.

Dikarenakan ia sekarang sudah mulai sibuk dengan kegiatan, Taeyong lebih memilih menaruh gitar itu tak jauh dari tempat tidurnya. Jika di ingat lagi, ia selalu memainkan gitar setiap malamnya dan menghibur keluarganya.

Tapi, karena semuanya masih sibuk dengan kegiatan masing-masing ... gitar itu tidak terpakai seperti dulu.

Ketika ia ingin memainkan gitar, terdengarlah suara notifikasi berupa telepon. Taeyong pun mengambil ponselnya dan tersenyum ketika melihat nama Jisoo yang ternyata menelponnya.

"Jichu?"

Tak berapa lama ia mengangkat teleponnya yang ternyata video call, terlihatlah Jisoo tersenyum manis menatapnya. "Lagi apa kamu?"

"Lagi diam," jawab Taeyong pelan, "aku lagi megang gitar. Mau lihat ga?"

Jisoo menganggukkan kepalanya, "Boleh."

Taeyong menaruh ponselnya di standing ponsel yang berada di meja kamarnya. Ia duduk di depan sofa dan tersenyum menggemaskan dengan tangan yang memegang gitar kesayangannya itu. Dan Jisoo tersenyum senang melihat reaksi lucu dari Taeyong.

 Dan Jisoo tersenyum senang melihat reaksi lucu dari Taeyong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu punya gitar?" tanyanya. "Kenapa ga dimainin?"

Taeyong tersenyum dan menjawab, "Gitarnya hadiah dari orang tuaku, Jichu. Karena sibuk, aku ga ada waktu buat main gitar lagi kayak dulu."

Jisoo menganggukkan kepala, "Jadi, sekarang kamu mau maininnya lagi?"

Taeyong terlihat berpikir, selanjutnya ia menghela napas dan berkata, "Enggak tahu."

"Kenapa?" tanya Jisoo penasaran. "Soalnya aku belum pernah lihat kamu main gitar."

Taeyong tersenyum, "Kamu mau lihat aku main gitar?"

Jisoo menganggukkan kepalanya. Dengan senyuman lebarnya, ia pun berkata, "Iyalah! Siapa sih yang ga mau lihat kamu main gitar?"

Taeyong tertawa mendengar ucapan dari Jisoo. Ia menatapi gitarnya bentar dan kembali melihat layar ponsel. "Kamu mau dengerin lagunya hari ini atau kapan?"

"Besok-besok aja, deh. Aku tahu kamu capek," kata Jisoo sambil tersenyum, "oh iya, aku mau nanya."

"Nanya apa?" tanya Taeyong.

"Aku potong rambut apa enggak?" Jisoo menghela napas, "Sebenarnya aku males banget rambut panjang, tapi aku juga lebih males kalau rambut pendek."

"Rambut panjang bikin panas?" tanya Taeyong.

Jisoo menggelengkan kepalanya, "Enggak juga sih. Aku maunya keluar dari zona nyaman."

"Emang rambut panjang zona nyaman?" Taeyong terlihat bingung mendengar ucapan Jisoo.

Jisoo terdiam.

"Kamu suka rambut panjang?" tanya Taeyong.

Jisoo menganggukkan kepalanya dan menjawab, "Iya, aku suka rambut panjang."

"Ya sudah ... rambut panjang aja," kata Taeyong santai, "kamu 'kan suka rambut panjang."

"Tapi, kamu suka cewek rambut pendek," lirih Jisoo pelan.

Taeyong tertawa, "Terus? Kalau aku suka cewek rambut pendek, kamu mau potong rambut?"

Jisoo kembali terdiam.

"Aku sih terserah kamu aja, Jichu. Semua yang ada di kamu itu aku suka. Jadi, terserah kamu aja," kata Taeyong.

Jisoo terlihat menghela napas, ia pun menatap Taeyong dan berkata, "Aku bakalan potong rambut."

"Jangan memaksakan apa yang ga kamu suka, Jichu," kata Taeyong, "selagi kamu suka rambut panjang ... ya rambut panjang."

"Tapi, aku kepingin jadi tipe ideal kamu banget," kata Jisoo pelan.

Taeyong terkekeh, "Kamu pacarku, Jichu. Jadi ngapain pula harus sesuai dengan tipe ideal yang waktu itu aku sebut sebelum kita pacaran?"

"Aku cuman mau bikin kamu terkesima, Taeyong," lirih Jisoo, "karena selama ini ... kayaknya aku masih terpaku dengan yang dulu-dulu."

Taeyong menghela napas, "Jichu, aku ga masalah kamu masih ingat kenangan dulu, ataupun kamu jadikan pelarian, apalagi di lupain, asal kamu bahagia, aku juga bahagia."

Jisoo terdiam dan menatap Taeyong dalam diam.

"Aku tahu, aku mungkin ... ga bisa jadi penyembuh kamu ... tapi waktu bisa menyembuhkan semuanya," kata Taeyong sambil tersenyum.

"Lee Taeyong, aku beruntung ketemu kamu," kata Jisoo.

Taeyong menggelengkan kepalanya dan tersenyum, "Aku rasa bukan cuman kamu, tapi kita. Ya, kita bertemu di waktu dan orang yang tepat."

milk ❝✔❞ ; jisyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang