8 ; berantem

428 99 4
                                    

"Jisoo, lihat Taeyong ga?"

Itu adalah pertanyaan pertama Jimin ketika ia baru masuk sekolah. Ia berulang kali menghela napas kesal. Kenapa sahabat-sahabatnya itu tidak menyambutnya di hari pertama ia masuk sekolah?

"Kayaknya di kantin sama yang lain, dari tadi pas baru sampe deh," jawab Jisoo, "sudah sembuh?"

"Iya, sudah sembuh gue." Jimin menganggukkan kepalanya. "Oke, makasih, ya."

Jisoo tersenyum dan melanjutkan percakapan dengan para gadis-gadis lainnya. Jimin berjalan keluar kelas dan menuju kantin, ke tempat Taeyong berada.

Dan benar kata Jisoo, ada Taeyong di kantin. Tapi, dalam kondisi berantakan. Jimin melongo dan berlari ke arah sana, kantin benar-benar penuh.

"Taeyong ngapain?" tanya Jimin panik.

Taehyung menolehkan pandangannya dan menjawab, "Ngelerai Yuta berantem, malah dianya yang jadi kena amukan."

"Jangan kasih tahu, Jisoo. Lo tahu lah sendiri gimana Jisoo kalau lihat si Taeyong tiba-tiba gini," ujar Johnny mencegah Jimin yang hendak berlari ke kelas.

Suasana kantin yang tadinya sepi mendadak ramai. Yuta menatap marah lawan yang mengajakkan berkelahi dan Taeyong berusaha menahan Yuta agar tidak melakukan pemukulan lagi.

Taeyong sebenarnya tidak apa-apa, hanya saja bajunya keluar ke sana ke sini dan belum lagi rambutnya yang berantakan. Apalagi Taeyong bukanlah orang yang mudah emosi.

Sama seperti Taeyong, Yuta tidak terluka sama sekali. Wajahnya memerah karena marah dan beberapa kancing bajunya terbuka karena ulahnya yang berulang kali menghindari pukulan.

"Yuta, dengerin gue. Tahan emosi dan jangan pakai kekerasan." Taeyong memegang kedua bahu Yuta dengan erat dan menatapnya tajam. "Habis aja tenaga lo kalau pakai kekuatan."

Yuta hanya diam sambil menatap Taeyong. Ia menghela napas perlahan dan memejamkan mata. Ia pun kembali menatap Taeyong.

"Dia duluan yang mau mukul gue, Yong. Ya .. gue cuman ngehindar doang kok!" seru Yuta masih kesal. "Lo lihat sendiri, 'kan? Gue ga ada nonjok dia dari tadi!"

Taeyong hanya diam dan menatap Yuta tajam. Yuta kembali terdiam, ia menundukkan kepalanya tak bisa berkata apa-apa melihat reaksi Taeyong.

Yuta takut.

"Minta maaf," kata Taeyong dengan tegas.

Yuta menghela napas, ia menganggukkan kepalanya. Taeyong melepaskan tangannya dan kembali membalikkan badan dan menoleh ke seseorang yang hendak memukul Yuta.

"Minta maaf ke Yuta." Dengan sekali hela napas, Taeyong berkata dengan sangat tegas. "Sekarang."

Keheningan terdengar sangat jelas, seseorang yang hendak memukul Yuta terdiam dan mendadak ciut mendengar perkataan Taeyong yang terdengar seperti sebuah perintah.

"Yuta, gue, ataupun yang lain ga ada masalah sama lo. Jadi, ngapain tiba-tiba datang dan mukul-mukul?" tanya Taeyong. "Atau ada tingkah laku kami yang bikin lo tersinggung?"

Seseorang itu terdiam.

"Kalau emang ada, ngomong baik-baik," ujar Taeyong. "Ga semuanya harus di selesaikan dengan otot."

"Percuma lo belajar tinggi-tinggi, tapi cara nyelesaiin masalah masih pakai otot!" lanjut Taeyong.

Taeyong kembali duduk ke tempatnya dan menatap dengan tajam Yuta ataupun seseorang itu. Tak ada yang berani membantah ataupun ikut campur, jikalau Taeyong sudah turun tangan.

"Jadi, lo kenapa tiba-tiba dateng ngamuk? Anak kelas 1 MIPS 1, 'kan?" tanya Taeyong.

"Iya, Kak Taeyong," jawabnya pelan.

milk ❝✔❞ ; jisyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang