Seperti yang sudah Taeyong katakan kepada Jisoo. Jisoo tidak boleh lari dari masalah. Dan hari ini adalah hari dimana ia akan berjumpa dengan masa lalunya, Kwon Justin.
Justin sudah datang terlebih dahulu di tempat yang sudah di janjikan. Ia tersenyum sangat lebar, bahkan melambaikan tangannya ketika melihat Jisoo baru saja memasuki tempat tersebut.
Sebenarnya, Jisoo ragu untuk menemui Justin. Tapi, mengingat ucapan dari Taeyong ... Jisoo hraus menemui Justin untuk menyelesaikan semuanya.
Dan di sinilah Jisoo, duduk di hadapan Justin yang masih tersenyum lebar melihatnya.
"Aku ga nyangka kamu bakalan mau nemuin aku, Jisoo." Justin tidak bisa menyembunyikan raut wajahnya yang bahagia ketika melihat Jisoo di hadapannya. "Sudah satu tahun juga kita ga ketemu, ya?"
"Iya," jawab Jisoo singkat. Jisoo tidak tahu ingin membahas apa dengan Justin. Menurutnya, tidak ada perbincangan lagi di antara mereka berdua, "apa kabar?"
"Kabarku? Baik banget untungnya, apalagi ketemu sama kamu hari ini," kata Justin.
Jisoo terdiam. Semua yang ada di Justin memang tidak ada yang berubah. Ia masih Justin yang dulu, tersenyum manis ketika melihat dirinya, memiliki banyak topik pembicaraan dan periang.
"Kamu gimana sekarang? Sudah kelas 2, ya? Cepat banget rasanya," kata Justin, "padahal dulu kamu kecil banget ya, Jisoo. Sekarang sudah tinggi."
Jisoo tertawa mendengar perkataan dari Justin. "Iyalah. Iya kali aku ga tinggi-tinggi."
Justin tertawa mendengar ucapan Jisoo yang terdengar omelan.
"Aku tahu kamu setuju ketemu aku karena mau nyelesaiin masa lalu 'kan, Jisoo?"
Ya, inilah pertemuan dua orang yang belum menyelesaikan masa lalunya dengan baik.
"Ya, itu alasanku yang sebenarnya, Kak."
Jisoo dan Justin lebih memilih diam sejenak dan menyegarkan isi kepala dengan merapikan pembahasan yang akan terjadi.
Justin menghela napas, ia menatap Jisoo dan berkata, "Maaf. Maaf karena di hari terakhir kita ketemu aku mutusin kamu dan pergi jauh ke luar negeri tanpa ngabarin kamu. Mungkin terdengar konyol, alasanku hari itu biar kamu benci sama aku."
Jisoo terdiam.
"Aku ga bisa ngasih tahu alasan aku kenapa hari itu, tapi aku minta maaf." Justin menyesal meninggalkan Jisoo seorang diri. "Maaf karena aku selalu buat kamu nangis dan sedih. Dan maaf karena aku sudah ingkar janji."
Jisoo menghela napas, ia membalas tatapan Justin dan berkata, "Kakak bikin aku benci sama Kakak karena Kakak sakit, 'kan? Kakak berobat keluar negeri untuk pengobatan. Aku tahu dari dulu, tapi Kakak ga ada niatan ngasih tahu aku."
"Maaf," sesal Justin, "aku tahu aku pecundang, tapi aku ga mau kamu nangis."
"Karena Kakak ga jujur, akunya malah makin nangis," kata Jisoo pelan, "kenapa dari awal Kakak ga jujur sama aku, sih?"
"Karena aku ga mau kamu nangis dan sedih dengan keadaan aku yang dari kecil penyakitin, Jisoo," kata Justin, "aku ga mau kamu kepikiran dengan penyakit aku, Jisoo."
Jisoo terdiam.
"Aku ga mau kamu nangis, tapi akulah penyebab kamu nangis selama ini. Aku ga ada niatan mau ninggalin kamu, tapi aku juga ga mau jadi beban di hidup kamu. Kamu masih muda. Dan menurutku, tanpa aku kamu bisa." Justin menghela napas. "Seperti dugaanku, kamu bisa tanpa ada aku, 'kan?"
Jisoo menggelengkan kepalanya, "Awalnya ga bisa, Kak. Pas Kakak jauhin aku, aku kehilangan diriku. Benar-benar hopeless dengan kehidupanku. Tapi, waktu ngajarin banyak hal sama aku. Perlahan ... semuanya sembuh, sama kayak Kakak."
KAMU SEDANG MEMBACA
milk ❝✔❞ ; jisyong
KurzgeschichtenPecinta susu stoberi dan cokelat menjadi sepasang kekasih. Dan inilah kisah ringan tentang mereka. 21 April 2021 - START 1 Juli 2021 - END