13 ; gimana

288 87 8
                                    

Jisoo tidak menceritakan kejadian di hari minggu. Ia hanya diam menatap Taeyong sendu dan Taeyong juga tak memaksakannya untuk bercerita.

Jujur saja, Taeyong bukanlah seseorang yang ingin memaksa orang lain untuk bercerita kepadanya.

Taeyong akan menunggu dengan tenang, hingga ia diberikan kepercayaan penuh untuk menjadi pendengar yang baik.

Lagipula, itu sudah tiga minggu lamanya. Taeyong juga tak berharap lebih tentang kejadian itu. Karena baginya, Jisoo hanya membutuhkannya dan pelukan.

Malam minggu kali ini Taeyong menghabiskan waktu bersama keempat sahabatnya.

Yuta masih sibuk mengajak sunmori.

Johnny yang masih setia mendengarkan percakapan.

Taehyung yang menolak keras untuk sunmori.

Dan Jimin yang bengong tidak mengerti percakapan random ini.

"Ayolah woi, sunmori!" rengek Yuta.

Taehyung menggelengkan kepalanya dan menatap Yuta kesal. "Enggak! Minggu kemaren baru aja sunmori, Yuta!"

"Tapi 'kan ... sunmori itu tiap minggu, Taehyung," kata Yuta.

Jimin melerai mereka berdua dan bertanya, "Sunmori apaan, sih?! Lo berdua dari dulu berantem karena sunmori doang!"

"Sunday morning ride, Jimin," jawab Johnny yang menarik tangan Jimin, "mundur, deh. Seru lihat mereka berantem karena sunmori."

Jimin menurut dan kembali duduk di tempatnya. Taeyong tertawa melihat respon Jimin yang mengikuti perkataan Johnny dengan menurut.

"Lo ngapain nurut banget sama omongan Johnny sih, Jim?" tanya Taeyong bingung, ia tak berhenti tertawa melihat kepolosan dari Jimin.

Jimin menatap Taeyong, "Lo benar juga sih, Yong. Ngapain coba gue nurut sama omongan Johnny."

Dan mereka bertiga berlanjut mendengar perseteruan antara Yuta dan Taehyung.

"Besok kita sunmori!" seru Yuta.

"Mau sunmori gimana, Yuta? Lo ga lihat sekarang jam berapa? Sudah jam 9 malem, baru pesan makanan dan kita masih nongki," seru Taehyung kesal, "mau sunmori jam 6an ya ga berhasil. Lo tahu lah sendiri sohib-sohib lo ini pada kebo, kecuali Taeyong."

Yuta menolehkan kepalanya ke arah Taeyong dan menyetujui perkataan Taehyung, "Kalau Taeyong emang pengecualian, soalnya selalu bangun subuh."

Taeyong tertawa mendengar perkataan Taehyung. Benar kata Yuta, ia sudah terbiasa bangun subuh untuk mandi dan berberes-beres.

"Laper, woi!" pekik Jimin, "Bacot doang, makan kagak."

"Lo sudah makan berapa banyak, Jimin. Cacingan ya lo?" tanya Johnny.

Jimin berdecak kesal, "Masa cacing perutnya bisa six pack, sih?!"

"Lho?! Kok ngamok?!" seru Johnny.

"Pesan lagi aja," kata Taeyong.

"Males, gue mau diet," kata Jimin lagi.

"MAU LO APA SIH, SETAN?!" pekik keempat pria tampan itu bersamaan.

Jimin mengangkat kedua bahunya, acuh. "Jangan fitnah setan, kalian sendiri setannya."

"Dih, ga ngaca," sahut Yuta.

Setelah berbicara tentang hal yang tidak masuk akal, mereka diam dalam diam dan sibuk dengan aktivitas masing-masing.

Yuta yang sedang memainkan game, Johnny yang sedang membucin, Taehyung dan Jimin yang sedang memainkan ponsel masing-masing, sedangkan Taeyong hanya diam memadang gelas minumannya.

milk ❝✔❞ ; jisyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang