12

2.5K 443 181
                                    

"engga jeongwoo gak mati! Dia gak bakal mati!"

"bang hyunsuk?" tatap doyoung terkejut mendapati hyunsuk di gang itu.

"jeongwoo masih hidup kan? Dia gak mati kan?" tanya hyunsuk dengan nafas yang memburu pada doyoung.

"bukannya dia pengen jeongwoo mati?" batin doyoung menatap heran hyunsuk.

"argh! Gak mungkin adek gua mati!" teriak hyunsuk terduduk membuat doyoung semakin panik disana.

Namun tiba-tiba hyunsuk berdiri.

"hahahaha jeongwoo belum mati! Gua pengen bunuh dia!" tawa hyunsuk membuat doyoung membeku.

"l-lu kenapa bang?" tanya doyoung menatap takut hyunsuk yang tadi sempat menangis namun tiba-tiba tertawa.

"gua pengen bunuh jeongwoo hahaha!" tawa hyunsuk yang semakin membuat doyoung menatap takut hyunsuk disana.

"bang lu bisa ke gang sebelah deket apartement haruto gak?" tanya doyoung yang sedang menelpon jihoon.

"bisa, memangnya kenapa?" tanya jihoon disebrang sana.

"gua gak tau bang hyunsuk kenapa, dia teriak² nama jeongwoo dan nangis, terus tiba-tiba dia ketawa sendiri" ucap doyoung menatap hyunsuk yang masih tertawa.

"bangsad! Lu tunggu gua bentar kesana!" ujar jihoon mematikan teleponnya.

"argh! Gua gak mungkin bunuh dia! Gua gak bakal bunuh adek gua sendiri!" racau hyunsuk mengacak rambutnya sendiri dan ditahan oleh tangan doyoung.

Doyoung membawa hyunsuk dalam dekapannya dan hyunsuk membalas dekapan doyoung dengan erat.

"gua gak bakal bunuh adek gua sendiri" gumam hyunsuk dalam tangisannya didekapan doyoung.

"bang hyunsuk!" ujar jihoon yang baru saja datang dan tiba-tiba menarik paksa lengan hyunsuk.

"mending lu balik, gak usah pikiran kejadian tadi" suruh jihoon pada doyoung dan membawa hyunsuk pergi dari sana.

Sedangkan doyoung masih membeku karna kejadian tadi, hyunsuk sangat menyeramkan di matanya saat itu.

"apa gua tanya bang mashiho aja?" gumam doyoung mencoba menelpon mashiho.

"bang lu lagi dimana?" tanya doyoung

"gua lagi di cafe deket sekolah bareng bang yoshi sama yedam" jawab mashiho.

"gua kesana" ucap doyoung mematikan teleponnya dan segera menuju cafe dekat sekolah sana.

° ° °

"gua gak tau itu bener atau gak" ujar yoshi yang sedang berbincang dengan mashiho dan yedam di cafe itu.

"bang mashiho!" teriak doyoung yang baru saja sampai dan segera menduduki kursi disana.

"tadi gua gak sengaja nemu bang hyunsuk di gang deket apartement haruto sambil nangis teriakin nama jeongwoo dan bilang dia gak mungkin bunuh jeongwoo, tapi tiba-tiba dia ketawa dan bilang pengen bunuh jeongwoo (?)" ujar doyoung yang menceritakan kejadian tadi.

"bukannya dia pengen bunuh jeongwoo? Tapi dia bilang diawal gak mungkin bunuh jeongwoo?" tatap yoshi heran.

"gua juga gak tau, terus gua nyuruh bang jihoon buat jemput bang hyunsuk dan saat sampai disana dia langsung narik paksa lengan bang hyunsuk dari gua" jelas doyoung.

"gua denger dari temen gua yang sempet sekolah di sekolah kita tapi sekarang udah pindah. Kalo jeongwoo memang udah lama di bully sama geng bang hyunsuk dari beberapa tahun yang lalu" ucap yoshi yang mendapat tatapan terkejut dari doyoung.

"gua baru pindah ke sekolah kita dua tahun yang lalu. Kalo lu pada gimana?" tanya yoshi.

"gua sama bang yedam baru satu tahun yang lalu pindah ke sekolah kita. Bang mashiho gimana?" tanya doyoung pada mashiho yang sejak tadi melamun.

"bang mashiho?" tanya doyoung lagi membuat mashiho tersadar.

"sorry gua harus balik ada kerjaan" ucap mashiho berdiri dan segera mengambil tasnya yang berada di kursi sana.

"gua gak tau kenapa, tapi sikap bang mashiho mencurigakan dari kemarin. Apalagi kemarin dia nelpon gua dan bilang gak sengaja nemu surat kematian jeongwoo di loker jeongwoo sendiri" ujar yedam mendapat tatapan terkejut dari yoshi dan doyoung.

"s-surat kematian?" tanya yoshi menatap tak percaya yedam.

"iya, apa kita cari tau aja tentang jeongwoo beberapa tahun yang lalu dari buku tahunan di sekolah?" usul yedam.

"sekarang aja gimana? Gua takut kita ke sorean" ujar doyoung yang mendapat anggukan dari yoshi dan yedam.

° ° °

"ini buku tahunannya bukan?" tanya doyoung menunjukkan sebuah buku tahunan.

"nah ini buku tahunan tahun kemarin" ucap yedam yang mulai membuka buku itu.

"lah? Kok foto jeongwoo gak ada?" tanya yoshi terkejut.

"lah iya? Gak ada? Tapi kok di absen dia masih ada?" tanya doyoung menatap heran.

"ini data-data murid kelas mereka" ucap yedam menunjukkan sebuah surat.

"ini temen jeongwoo bukan? Gak mungkin bukan temennya apalagi absen mereka deketan" ujar yoshi menunjuk sebuah data diri seorang murid.

"ada no teleponnya, dia udah pindah dari 3 tahun yang lalu" ujar yedam mambaca data diri tersebut.

"lu coba hubungin terus ajak dia ketemuan di cafe tadi" usul doyoung di angguki yoshi.

"halo?"

"halo? Ini siapa yah?" tanya murid di telpon sana.

"bisa ketemuan deket cafe sekolah lu dulu gak? Ada hal penting yang mau gua omongin" ujar yoshi.

"bisa, 8 menit lagi gua sampe" ucap murid itu mematikan teleponnya.

° ° °

"lu yang nelpon tadi?" tanya murid tersebut yang baru saja sampai dan bertanya pada yoshi

"ah iya itu gua yang nelpon tadi. Gua boleh nanya sesuatu tentang jeongwoo gak?" tanya yoshi

"h-hah? J-jeongwoo?" tanya murid itu memastikan.

"iya Park Jeongwoo. Lu pasti kenal kan? Gak mungkin lu gak kenal dia, apalagi lu satu kelas dan absen lu deketan" ucap doyoung

"b-bukannya dia udah gak ada sejak 3 tahun yang lalu?"

-23/04/2021

ABOUT ME || [ Hajeongwoo ] (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang