16

2.6K 406 96
                                    

"PARK JEONGWOO!" teriak haruto yang terbangun dari tidurnya.

"lu kenapa? Badan lu keringetan semua?" tanya doyoung yang mulai tadi mencoba membangunkan haruto.

"ah cuman mimpi" decak haruto mendudukkan dirinya di ujung kasur itu.

"gua baru datang kesini buat jenguk lu dan pintu apartement lu masih kebuka" ujar doyoung meletakkan sebuah kotak di kasur sana.

"ini kotak apa?" tanya haruto melihat kotak tersebut.

"gak tau, bang yoshi nemu di rooftop tadi pagi terus pas pulang dia nitipin ke gua" jawab doyoung yang mencoba membuka kotak tersebut.

Haruto menatap secara teliti kotak tersebut dan ketika sadar akan sesuatu, dia langsung menahan lengan doyoung.

"i-ini kotak gua yang ketinggalan malam kemarin" ujar haruto mengambil paksa kotak tersebut dari tangan doyoung.

"oh jadi ini punya lu? Memangnya isinya apaan?" tanya doyoung yang penasaran akan isi kotak tersebut.

"gak penting, mending lu balik ini udah malam" jawab haruto menarik doyoung untuk keluar kamarnya.

"lu gak nyembunyiin sesuatu dari gua kan?" sela doyoung pada haruto sebelum menaiki motornya.

"enggak, gak mungkin gua nyembunyiin sesuatu dari lu" ujar haruto dengan mata yang melirik ke arah sekitar.

"oke gua percaya sama lu" ucap doyoung segera menghidupkan motornya.

Haruto yang melihat itu hanya menghela nafas memasuki apartementnya lagi dan menutup pintu disana.

"kenapa mimpinya terasa nyata?" gumam haruto menatap dirinya sendiri dari pantulan kaca cermin di kamarnya.

Haruto mengambil kotak yang ada dikasurnya tadi dan mulai membuka kotak tersebut.

"gua bahkan masih nyimpan semuanya" gumam haruto menatap isi kotak itu.

° ° °

Pagi itu jeongwoo berjalan memasuki sekolahnya, sepanjang jalan di koridor sana orang-orang menatap heran padanya karna menggunakan hoodie yang sangat tebal dan tertutup. Beberapa juga ada yang berbisik tentangnya.

"dia kenapa?"

"kemarin gua gak sengaja denger suara tamparan dari parkiran sekolah dan gua liat yang di tampar itu jeongwoo"

"yang nampar siapa?"

"yang nampar ortunya, dia ditampar karna masalah obat terlarang beberapa hari yang lalu"

"bukannya itu tuduhan doang?"

"lu taukan ortunya kerja di kantor besar? berita tentang jeongwoo itu udah kesebar satu kantor dan ngerusak reputasi ayahnya"

"kasian yah, padahal itu tuduhan doang"

"iya gua juga kasian par-"

"apa lu bilang? Kasian? Orang kek dia gak pantes buat dikasiani haha" tawa hyunsuk menyela bisikan murid tersebut.

"gua gak ngerti kenapa dia dibilang salah satu murid terpintar sama guru disini padahal dia cuman orang bodoh yang suka self harm di kamarnya" ledek hyunsuk menatap sengit jeongwoo yang sedang berjalan di koridor sana.

"lebih bodohan mana sama lu yang cepuin adek sendiri ke ortunya? Padahal itu tuduhan doang?" balas jeongwoo membuka tudung hoodienya yang membuat semua orang disana terdiam termasuk hyunsuk.

"bangsad! Seret di-"

"jadi nyali lu segini doang nih? Nyeret gua ke rooftop sama geng lu, terus nyuruh temen lu mukulin gua?"

"ah jadi keinget gua malam tadi sempet ke kamar lu dan nemuin tulisan jeongwoo si anak pembawa sial lemah di dinding kamar sana, jadi yang lemah siapa? Gua atau lu?" kekeh jeongwoo membuat hyunsuk mengepalkan tangannya.

"gak usah ngira gua lemah karna gua gak pernah balas perbuatan lu selama ini" ucap jeongwoo berjalan ke arah hyunsuk, membuat hyunsuk berjalan mundur.

"j-jadi ini sifat asli dia?" batin hyunsuk melangkah mundur di dinding koridor sana.

Bruk

Jeongwoo mengukung hyunsuk di dinding koridor itu dan membisikkan sesuatu kepada hyunsuk.

"dan gua tau kelemahan lu disini" bisik jeongwoo membuat mata hyunsuk membulat.

"kim doyoung!" panggil jeongwoo pada seseorang untuk memasuki koridor sana.

"d-doyoung?" ujar hyunsuk menatap tak percaya orang didepannya saat ini.

"sorry bang, tapi gua sekarang ada di pihak jeongwoo"

-27/04/2021

ABOUT ME || [ Hajeongwoo ] (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang