Jin Teko Jahat 5 (Kiriman Pembaca)

1K 19 16
                                    

"Pril, dia itu anak ku, anak kita! Masa aku harus nyetubuhin dia?!" Tanya Reyhan.

"yasudah berati cari badan baru buat dia." Balas April.

"Jangan lagi, aku pengen dia menjadi dirinya sendiri, jangan sampai orang lain menjadi korban. Cukup kamu saja yang pernah menjadi korban, Pril."

"Iya aku tau, trus kita harus gimana??" Tanya April.

Sejenak Reyhan berpikir tentang sesuatu... sementara itu, Djini hanya terduduk lemas dalam posisinya yang menghadap arah sinar matahari.

"Kemari sayang, jangan duduk disitu, ikut mamah ke sofa." Ajak April.

"Issss.... Itu sosok Djin, kamu perlakuin dia seolah anakmu sendiri... padahal dia sering bersombong sama kamu." Gumam Reyhan.

"Dia Djin, tapi tubuh ini tetap tubuh anak ku, kalau kamu ga nganggap dia anakmu, ga apa. Tapi aku tetap menyayanginya selayaknya anakku. Susah tau nggak ngelahirin manusia." Balas April dengan menunjukan sifat ke Ibu an nya.

Terdiam Reyhan disebutkan April demikian. Memang benar adanya, meski didalam tubuh itu adalah sosok Djin, tapi anak tetap lah anak, hasil dari hubungan mereka, bagian dari tubuh itu ada darah daging Reyhan dan April. Biar bagaimanapun mereka memandangnya.

Sosok ayah muda itu masih terdiam ditempatnya berdiri, sementara April dan Djini pergi ketempat tidurnya dan merebahkan Djini yang kondisinya sangat lemah pada saat itu.

"Sabar ya sayang. Kami akan cari jalan keluar untuk nolong kamu. Mamah sayang kamu." Ucap April.

"Te...."

"Hmmm?"

"Te... ri...ma...ka...sih... mah..." Ucap Djini seraya berusaha berbicara.

Dalam sebuah kamar tidurnya, April melihat Reyhan seketika bergegas berjalan untuk pergi keluar rumah.

"Kemana?"

"Apotek." Reyhan berucap sambil mengambil jaket dan langsung keluar tanpa acuh.

JGREEK!

"Hmmm... suami ngaco, dikasih tau kalo April butuh badan baru atau sperma, malah ke apotek beli obat." Gumam April.

Namun semakin berjalannya waktu, April merasakan tangan anaknya mulai dingin, seakan tidak ada darah mengalir pada diri anaknya. Melihat kondisi tersebut membuat April berpikir akan sesuatu.

"Apa sebaiknya aku biarkan tubuhku...."

Dengan lembut Djini menyentuh tangan April sambil menggelengkan kepalanya menandakan sebuah penolakan.

"Hmmm? Knapa sayang?"

"Janjiku adalah menempati tubuh ini untuk selamanya....

...Kamu ga perlu menyerahkan tubuhmu untuk aku rasuki lagi....

....Sebenarnya aku sudah nyaman berada di badan manusia seutuhnya aku bersyukur bisa hidup sebagai manusia yang sebenarnya tanpa harus mengambil raga orang lain..."

Ucap Djini dalam nada yang sangat pelan namun tetap ia berusaha untuk berbicara.

"Bagaimana dengan ruh anakku yang sebenarnya?" Tanya April.

"Aku lah anakmu yang sebenarnya Pril. Tidak ada ruh anakmu. Aku sudah terhubung masuk kedalam janin anakmu ketika ia berusia 4 bulan kehamilanmu....

...Akulah anakmu, mah..."

Seketika mendengar ucapan itu, April memeluk Djini dengan lembut. Ia berusaha menahan air mata. Antara marah, dan sayang bercampur dalam benak April. Sosok yang telah merenggut kebahagiaan dalam hidupnya, membuatnya menjauh dari kekasihnya, namun disisi lain, sosok itu pula yang memberikan kebahagiaan dan makna kehidupan dalam dirinya.

New Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang