Chapter 17. Something Fishy

683 116 150
                                    

._.


































.....

H-1 bulan sebelum pensi

Minho memarkirkan motor di garasi dan mengusak rambut selepas membuka helm. Tidak terlalu banyak pelanggan di cat cafe hari ini tapi pundaknya pegal. Saat memasuki rumah, ayahnya sedang menonton siaran berita.

"Kamu gak keteteran apa kerja sambil sekolah?"

Berlalu ke arah dapur, Minho menjawab sambil menuangkan air minum, "Itung-itung cari pengalaman Pak."

"Ya kan kamu bisa fokus sekolah dulu gitu loh, kamu masih kelas satu Ris."

"Aris kan cuma ngelakuin langkah-langkah yang Bapak ajarin."

Ayahnya menoleh dengan dramatis, "Kakekmu itu sayang banget sama Ibu kamu, Bapak yang cuma tamat smp langsung dieliminasi karna khawatir anak perempuannya gak dikasih makan sama suami macam Bapak. Wajar kalo Bapak rajin kerja dan ngumpulin uang banyak-banyak sampe bisa nikah dan bahagiain Ibu kamu."

Minho diam, "...Ya bagus dong? Lebih lama Aris nabung berarti makin banyak uangnya kan? Mungkin bisa sampe beli rumah."

"Bukan itu intinya gantenggggg. Yaudah sana, ada Widya di kamar kamu nungguin dari tadi."

"?!"

Rumah keluarga Alfonso itu tingkat dua dan kamarnya ada di lantai atas. Minho berlari saat menaiki tangga tapi menjadi sangat tenang saat membuka pintu kamar.

Seungmin berbalik, senyumnya mengembang, "Aris!"

"Berisik, gausah teriak." Balasnya datar.

"Hehe, Aris baru pulang?"

"Keliatannya?" Minho menyimpan tas di meja belajar dan melepas jaket, "Ngapain disini?"

Seungmin bersender ke kasur. Dia duduk bersila dan memeluk boneka kucing, "Main?"

"Ini kamar, bukan taman."

Bibirnya maju beberapa senti, "Aris gak kangen Widya gitu?"

"..."

"Iya ampun. Jangan nyeremin gitu dong mukanya, canda ih. Serius banget."

Yang Seungmin tidak tahu, Minho menyembunyikan letupan kembang api di hatinya dengan tampang yang menyeramkan.

Ada kamar mandi di dalam kamar, Minho ganti baju sekaligus mandi kilat dan keluar dengan setelan celana training panjang juga kaos lengan pendek. Kemudian dia melihat Seungmin yang sedang rebahan di karpet bulu.

"Heh, awas. Merusak pemandangan."

Seungmin mengeratkan pelukan pada boneka kucing dan menolak untuk pindah, "Pewe. Enak banget ini berasa tidur di awan."

Minho duduk di depan meja belajar dan membelakangi Seungmin. Mereka masih mengadakan les fisika tapi selebihnya tidak ada interaksi lagi karena dia bekerja sementara Seungmin sibuk osis.

Mungkin karena simpati pada Seungmin yang nampak kelelahan, Minho bertanya dengan intonasi yang lembut, "Pensi gimana? Lancar?"

Seungmin menjawab dengan mata tertutup hampir tertidur, "Bisa dibilang iya. Kita dapet banyak aliran dana, persiapan lomba udah 90%, urusan juri sama bintang tamu juga aman. Tinggal properti sedikit lagi."

"Hmm."

"Tau gak Ris? Widya dapet satu sponsor yang ngegelontorin dana lumayan banyak sama ngasih properti buat pensi nanti. Coba tebak, perusahaan apa?"

LIBENA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang