Chapter 33. berDiaLoGue

608 112 144
                                    

Satu foto yang mendeskripsikan Libena:

Satu foto yang mendeskripsikan Libena:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yes :3























.....

Rumah makan itu cukup ramai. Sebagian pengunjung datang karena kelezatan makanan yang dihidangkan, karena suasana khas Yogyakarta yang kental, atau karena keperluan lain seperti yang dilakukan tiga remaja tanggung ini. Tentu, berkumpulnya mereka disini sudah direncakan sebelumnya.

Flashback on

Setelah menghabiskan sore di Malioboro, waktunya check in hotel. Secara alami, peserta study tour berkelompok dengan teman kamar masing-masing untuk mengambil kunci dari resepsionis dan pergi ke kamar.

Changbin dan Bomin sedang menunggu lift, keduanya asyik dalam obrolan dan tidak menaruh perhatian pada teman sekamar mereka yang lain dimana Chan dan Hyunjin berjalan bersisian sementara Minho tertinggal jarak tiga langkah di belakang.

Kemudian tiba-tiba Chan melangkah lebih dulu, berbalik, dan telunjuknya mengarah pada Minho yang jauh disana sambil berkata, "Dia--"

Tunjuknya berpindah pada Hyunjin, "Lo--"

Lalu menunjuk diri sendiri, "Gue, kita berdialogue. Tentang si bebeb."

Flashback off

Jadi begitulah. Undangan sederhana yang menyatukan tiga arjuna lagi, bukan di meja kantin tapi disalah satu meja rumah makan.

"Langsung ke inti pembahasan." Chan mengetuk-ngetuk meja saat dia berbicara, "Agenda main sama si bebeb, mau gimana? Hompimpa biar tau siapa yang lebih dulu main atau bareng-bareng? Mau sekarang atau nanti?"

"Buat waktunya sih Farrel gak tau tapi kayanya nanti aja."

"Persiapan ukk, kalian juga sibuk buat pensi. Widya tipe yang gak akan nyantai sebelum tugas selesai, artinya dia gak punya waktu." Minho memberi jeda, "Mending diundur sampe liburan kenaikan kelas."

Mendengar opini Minho, ingatan Hyunjin seketika terlempar ke tahun lalu saat hubungannya dengan Seungmin masih baik-baik saja. Saat itu Seungmin memang mencurahkan lebih banyak waktunya untuk pekerjaan dan mengirim pesan singkat saat malam walau sebentar, hal ini menjadi bibit pikiran negatifnya yang dikemudian hari menjadi penyebab retaknya hubungan mereka.

Setelah hubungan mereka renggang, butuh beberapa waktu bagi Hyunjin untuk menyadari sisi lain Seungmin ini, tapi perkataan Minho barusan memberinya kesan kalau laki-laki itu memahami Seungmin dengan sangat baik.

Di sisi lain, Chan mengangguk kecil. Tentu saja dia mengerti kepribadian Seungmin yang mendahulukan pekerjaan sebelum leha-leha, dan dalam hati akan mengajaknya main saat waktu benar-benar kosong.

Dia hanya khawatir kalau dua pesaingnya akan datang pada Seungmin dan menagih hutang main disela kesibukannya. Tapi ternyata Hyunjin dan Minho memiliki pemikiran yang sama, membuat khawatirnya hilang dan mendatangkan kepuasan karena tujuan perkumpulan hari ini sudah tercapai.

LIBENA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang