Chapter 18. Pain

770 127 171
                                    

Hmmm, kayanya ini puanjang banget
dan minor edit
.____.





















.....

Flashback

Setelah menyelesaikan urusannya di perpustakaan, Seungmin secara tidak sengaja bertemu Bomin di koperasi. Dia menyapa seperti biasanya tapi temannya itu tidak membalas dan hanya menatapnya lekat-lekat.

"Budi?"

"Liat sekeliling kamu Wid. Ada yang berubah tanpa kamu tau."

Setelah dua kalimat diutarakan, Bomin melenggang pergi.

Dia adalah salah satu teman terdekat Hyunjin dan perkataannya barusan secara tidak langsung memancing pikiran dan hatinya. Seungmin bisa merasakan dadanya bergemuruh lebih kencang seolah memberi sinyal peringatan.

Terburu-buru keluar dari koperasi, dia tidak sengaja menabrak seseorang di pintu. Keduanya jatuh dan masing-masing barang bawaan berserakan di lantai.

"Maaf, maaf." Katanya.

Jika Seungmin hanya menjatuhkan buku catatan fisika dan sebungkus crackers yang baru dibeli, orang yang dia tabrak menjatuhkan handphone dan sepucuk surat. Seungmin membantu memungut surat dengan amplop warna pink dan secara tidak sengaja membaca nama si penerima.

'Farrel?'

Tidak baik melihat barang milik orang lain terlalu lama, dia segera menyerahkan suratnya, "Ini. Maaf ya, enggak sengaja."

Orang yang dia tabrak adalah murid perempuan. Tinggi, cantik, dengan rambut coklat panjang yang digerai. Tampak sederhana namun tidak diragukan lagi, mempesona.

Awalnya dia tampak baik-baik saja namun ketika Seungmin menyerahkan surat miliknya, dia menampilkan ekspresi terkejut sebelum mengambilnya dengan cepat.

"Iya enggak apa-apa. Makasih." Balasnya dengan suara manis yang mengalun pelan.

Perempuan itu memberi senyum sopan dan cepat-cepat pergi. Seungmin sempat melihat name tag yang perempuan itu pakai dan bergumam, "Eunbin."

Keesokan harinya, Seungmin merasa menjadi artis dadakan karena banyak pasang mata yang secara terus terang melirik padanya sebelum berbisik dalam suara kecil.

Mungkin karena sudah cukup terlatih, takut dan malu yang biasa tumbuh menjadi lebih jinak jika dihadapkan dengan jenis tatapan yang seperti itu. Jadi Seungmin hanya abai dan melanjutkan langkah.

Saat melewati segerombol murid, dia mendengar sebaris kalimat yang kurang lebih seperti: "Gila! Pangeran sekolah yang paling dipuja sekarang fix punya pacar!"

Bahkan sampai dia duduk di kelasnya, Seungmin berpikir jika pangeran sekolah yang sedang ramai dibicarakan ini pastinya bukan Chan yang bahkan sudah memiliki harem ataupun Minho yang mendedikasikan diri di cat cafe dan terlalu sulit didekati. Jauh dari itu, dia bahkan tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya Minho saat memiliki pasangan.

Maka satu-satunya kandidat yang tersisa adalah...

Menggelengkan kepala, Seungmin mengecek handphone lagi untuk melihat apakah ada balasan tentang pertanyaannya semalam. Dan ternyata ada! Sudut bibirnya hampir tertarik sebelum apa yang dia baca membuat harapannya terbuang.

Widya
Rel, besok pulang sekolah ada waktu?

Alvern
Farrel ada urusan, mungkin lain kali

Ingatannya terlempar pada kejadian saat dia menabra dan membaca surat amplop pink dengan nama Hyunjin tertera di atasnya. Ini terlalu kebetulan dan waktunya berdekatan namun tiba-tiba dia teringat perkataan Bomin. Awalnya itu terdengar agak random tapi jika dikaitkan dengan apa yang dia dengar barusan...

LIBENA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang