Esktra 1. Halimawan

995 92 35
                                    

Ini cuma cuplikan dari beberapa momen yang digabung jadi satu~














.....

Sejauh yang Seungmin ingat, Minho adalah seseorang bahkan tidak dikenal tapi membantunya mengerjakan tugas fisika di perpustakaan sebelum terkuaklah sebuah fakta jika si penyelamat fisika itu merupakan putra dari dari rekan kerja ayahnya.

Berlabel penyelamat tidak membuat Seungmin mengingat sifat rendah hati atau halo penuh kesucian di atas kepala yang biasa digambarkan karakter angelic di manga yang dia baca. Melainkan salju kutub utara yang tiba-tiba menyapa kulit, kata-kata yang irit kadang nyelekit, juga wajah tanpa ekspresi andalan yang membuat mata sakit.

Tapi, apa yang terjadi diantara keduanya terbilang cukup baik. Mungkin kuncinya adalah simbiosis mutualisme dimana Seungmin diajari fisika sedangkan Minho diberi makanan manis sebagai upah.

Kemudian menjadi hal yang lumrah untuk melihat wajah satu sama lain setiap hari karena terkadang Minho datang saat pagi, ikut sarapan di keluarga Halimawan yang berujung berangkat bersama ke sekolah dengan motor matic kesayangan.

Tidak tahu apakah Seungmin menyadarinya, proses ini membangun bonding diantara mereka. Meletakkan dasar yang lebih kuat daripada status semu sebagai pengajar dan yang diajar. Hal ini terbukti dengan Seungmin yang mulai membuka diri dan bertanya untuk sebuah solusi dari permasalahan yang dihadapi...

"Makasih banyak, karena selalu bantu Widya disaat-saat sulit. Widya beruntung kenal Aris."

...Meskipun memang menyakitkan, Seungmin merasa lega. Beban di pundaknya terangkat. Sapuan di pucuk kepala juga senyum teduh yang Minho berikan hari itu menjadi penutup kesedihan yang dia punya.

Dia bersungguh-sungguh saat mengatakan kalimat yang terakhir. Mengakui dalam hati jika kehadiran pihak lain adalah hal yang patut disyukuri.

*****

Makanan manis dan novel remaja yang berputar pada kisah romantis adalah kesukaan dari si muka datar. Membuat Seungmin berpikir 'jangan menilai buku dari sampulnya saja' memang benar adanya.

Jadi ketika sikap yang Minho perlihatkan tidak berbeda seperti es yang mencair, Seungmin mengartikannya sebagai 'ah, tipe orang yang sedikit demi sedikit terbuka kalau udah deket banget sama orang'.

Sama sekali tidak menyadari dan tidak memberi perhatian lebih pada alasan sebenarnya.

Menganggap jika mereka sudah cukup dekat dan akrab, Seungmin bahkan tidak merasa aneh saat Minho membuat panggilan telepon, saat Minho mencubit pipinya, atau saat Minho yang secara terbuka atau diam-diam merawatnya.

Dia hanya merasa senang dan mengartikannya sebagai perjalanan yang sangat baik dalam membangun pertemanan.

*****

"Widya khawatir, tau gak? ....Ada yang bisa Widya bantu?"

Merasakan bagaimana genggaman semakin erat, disertai binar manik yang memancarkan kasih. Itu adalah tatapan teduh penuh sayang dan...

"Cukup kaya gini."

...setelah melihat dan memperhatikan dalam jarak sedekat ini, dia tidak terlalu bodoh untuk menyadari jika Minho membawa sesuatu di dalam hatinya, sebuah perasaan berwarna merah muda, untuknya.

Setelah serangkaian terkejut dan terheran-heran, tidak tahu bagaimana caranya, Seungmin membawa kejadian itu ke dalam mimpi. Bahkan selepas insiden kabur dan bersembunyi di bilik toilet, tidak menyembunyikan fakta jika dia masih memiliki tempat di dalam hati untuk merasa khawatir.

LIBENA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang