Chapter 16. Sibuq Seqali

762 129 96
                                    

Gogogowww~



























.....

Sejak dimulainya semester dua, osis menjadi lebih aktif perihal persiapan acara puncak yang dinantikan seluruh siswa yaitu pentas seni yang pelakasanaannya setelah ujian kenaikan kelas dan menjelang pembagian rapot.

Sebagai program terbesar dan termegah, tentu saja pengurus osis menumpahkan segala upaya untuk mewujudkan acara yang gemilang ini.

Terlebih, osis juga harus tetap menjalankan program sampingan, pekan olahraga part 2 contohnya.

Empat sisi lapangan maupun balkon teras di lantai dua dipenuhi murid, tong sampah diubah menjadi drum, nyanyian yel-yel dari masing-masing kelas terdengar diikuti sorakan berisi semangat; berharap yang menjadi perwakilan kelas dalam final lomba lari estafet akan pulang membawa gelar juara.

Seungmin adalah pelari ketiga dalam grupnya. Tadi Chan berbisik "yu ken du it" dan itu membuat semangatnya kembali naik. Bagaimana tidak tegang, dia khawatir hanya akan mengacaukan grupnya dan tidak menjadi pemenang.

Di saat itu, pelari dua datang. Seungmin berlari kecil sambil menerima tongkat dari pelari sebelumnya kemudian berlari secepat mungkin. Dia harus bersyukur memiliki kaki panjang yang membuatnya bisa melangkah lebih lebar.

Ukuran lapangan sekolah memang bukan main, matahari masih setia menyinari meski sudah pukul dua, sorakan dari kelasnya tidak terdengar karena kalah volume dengan suara jantung dan nafas yang mulai berat.

Seratus meter di depan, pelari terakhir dari masing-masing grup sudah bersiap. Dari kelasnya tentu saja itu Chan, tapi Seungmin sempat melirik ke kelas lain dan melihat ada Minho juga Hyunjin.

"BEBEEEEB!"

Kembali disadarkan, Seungmin menambah laju larinya. Dia merentangkan tangan, Chan mengambil tongkat dan berlari seperti kesetanan.

Selesai dengan tugasnya, Seungmin  keluar dari track dan duduk selonjoran. Melihat bagaimana Chan berlari lebih dulu dengan kecepatan yang lumayan membuatnya tenang dengan pikiran, 'ah, mungkin kelas kita bakal menang.'

Tapi kemudian dia mendengar jeritan manja yang semakin lama semakin nyaring dan bising. Seungmin berbalik, "..."

Minho dan Hyunjin yang tadinya tertinggal sekarang sudah beberapa meter di depan dan meninggalkan Chan di belakang yang sedang kedip-kedip manja dan melakukan fan service lainnya.

Menghela napas lelah, Seungmin menepuk belakang celananya ketika berdiri. Mengambil napas dalam-dalam, menyatukan tangan di depan mulutnya, dia berteriak sekuat tenaga, "DAMI BURUAN ATO WIDYA JEWER!!!!"

Seperti disambar petir, Chan kembali ke mode serius dan berlari seperti dikejar anjing. Walaupun ada guru les yaitu Minho atau si kesukaan alias Hyunjin, Seungmin masih punya rasa loyalitas untuk kelasnya. Karena itulah dia menyemangati Chan barusan.

Kerongkongan kering setelah berlari yang belum diberi minum menjadi semakin kering sehabis berteriak. Seungmin akan mencari air ketika seseorang menawarkan botol.

"Mau?"

"Minta ya."

Jisung mengangguk. Dia melihat tiga pangeran sekolah sedang berburu untuk menjadi nomor satu dan jarak mereka tidak terpaut jauh.

"Candra, makasih."

"Oh, iya. Sama-sama---"

"YEAAAYYYYYY!!!!"

"KYAAAA DAMIIIII!!!!!!!!"

Keduanya kaget saat jeritan melengking meraja lela dimana-mana.

"Bebebb~" Chan merentangkan tangan, senyumnya merekah dengan pipi yang kemerahan, "Pangeran menang~"

LIBENA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang