Chapter 32. ???

567 106 94
                                    

Tadi malam, Seungmin masih ada di Bandung. Pagi ini, dia sudah pergi jauh dan sampai di provinsi tetangga yang lebih tepatnya adalah Jawa Tengah.

Pak supir sungguh luar biasa, beliau membawa bis yang berisi anak-anak peserta study tour dengan selamat lagi sehat. Ditunjang dengan perhitungan yang tepat, seluruh murid kelas dua SMAN 1 JYP sampai di Candi Borobudur pukul setengah sepuluh pagi.

Di antara ratusan murid, terdapat koloni semut merah yang cukup menarik perhatian, yang tidak lain tidak bukan adalah anak-anak kelas xi-ips 2. Alasannya karena Seungmin dan kawan-kawan memakai baju kelas berwarna merah maroon sehingga dari kejauhan terlihat seperti gerombolan semut.

Tapi khusus untuk Seungmin, bukan kemeja lengan pendeknya saja yang berwarna merah tapi juga wajahnya. Padahal baru sepuluh menit keluar dari bis tapi ronanya sudah menyebar di pipi.

"Sensitif banget ya Wid? Biasanya cuma pink tipis tapi ini kaya lipstik dipake buat blush on." Jisung berkomentar.

Seungmin mengangkat bahu tampak acuh, "Untungnya gak gatel."

Bergandengan tangan, sepasang teman sebangku ini berjalan dengan langkah riang mengikuti wali kelas yang memandu di depan. Sesekali mengambil selfie, mereka terus berjalan dalam rangka ingin menuju puncak Candi Borobudur.


























Tiga puluh menit kemudian






















"Ampun gusti...hahh..teu kiat (gak kuat)."

"Widya...gempor."

Matahari mulai naik, panas semakin terasa, anak tangganya tinggi, air minum habis setengah dan Jisung berulang kali khawatir kalau diantara mereka akan ada yang pingsan kapan saja. Akhirnya mereka istirahat sebentar untuk mengisi semangat, duduk selonjoran.

Menyusut keringat yang jatuh dari kening menggunakan saputangan, Jisung menoleh dengan lemah, "Masih kuat?"

Menggeleng kecil, Seungmin menelan ludah untuk membasahi tenggorokan, "Tapi tanggung, gas aja lah."

Di antara pengunjung lain dan murid seangkatan yang tidak dikenal, muncul dua orang yang tidak asing.

"Eh ada bestiku yang terdampar." Felix menghampiri dan mengipasi dua temannya dengan kipas lipat, "Masih pagi udah loyo, semangat empat lima atuh!"

"Minumnya masih ada Wid?" Hyunjin berjongkok, mengipasi Seungmin menggunakan tangannya, "Ini Farrel bawa air dua, kalau abis bilang ya?"

Angin yang diberi Hyunjin sebenarnya tidak terlalu terasa tapi Seungmin memberi ucapan 'makasih' untuk usahanya dan 'masih ada kok' untuk penawarannya.

"Gak sama Abin sama Budi?" Tanya Seungmin.

"Budi lagi fokus konsul sama si Abin soalnya dia sama mbak pacar balikan tapi gelut lagi." Felix mencebik kesal, "Otomatis mereka jadi lelet ya udah kita tinggalin aja."

Waktu istirahat selesai, sepasang teman sebangku kembali melanjutkan misi bersama dua orang lainnya. Tidak lupa mengagumi relief, mereka lanjut ke misi awal. Mungkin karena diselingi candaan dan pembicaraan yang tidak ada habisnya, mereka menaiki tangga dengan cukup mulus.

Dikatakan 'cukup' karena tentu saja sebagai manusia biasa yang tidak diberkati kekuatan super, mereka harus istirahat lagi. Sekalian mengambil foto kenang-kenangan menggunakan kamera esteler yang sengaja Felix bawa.

"Satu, dua.."

Cekrek!

"Hm, bagus bagus." Jeno mengangguk puas.

LIBENA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang