Tiga

328 59 5
                                    

Fiki masih bergeming di atas panggung bersama member lain, ia betulan bingung harus menjawab apa. Jika memilih jujur dan mengatakan bahwa Fajri menghilang, ia takut para youn1t khususnya jination—sebutan untuk fans Fajri—akan heboh dan diserang panik. Namun, rasanya untuk menemukan alasan yang tepat di situasi seperti sekarang akan sulit dilakukan.

Setelah lama terdiam, Fiki bersuara. "Ajinya ... hm, dia lagi itu. Hng, anu ...." Nadanya terdengar ragu. Fiki jadi pening sendiri, apalagi sekarang teknisnya para penonton sedang menghujam Fiki dengan tatapan kelewat penasaran. "Rahasia." Kata itu keluar begitu saja meskipun tidak Fiki harapkan.

"Yaahh!" Seruan datang dari penonton.

Lalu orang-orang jadi saling berpandangan. Ada yang bergumam mengulang ucapan Fiki dan menemukan kejanggalan yang membuat dahi mengernyit dengan sendirinya.

Seseorang berdeham, membuat banyak pasang mata langsung tertuju padanya, tak terkecuali member lain. "Ajinya lagi persiapaan," timpalnya enteng. Itu Shandy, ia menampilkan cengir kuda khasnya.

"Persiapan apa?" seru salah seorang penonton. Dahinya berlipat kentara sekali tidak percaya.

Ya mana gue, tahu! Namanya juga ngarang.

Shandy terdiam, ia mengerjap beberapa kali. Dalam benaknya, cowok itu sedang merangkai alasan yang dirasa bisa dipercaya.

Namun, seruan lain terdengar dari orang yang sedari tadi memperhatikan ekspresinya. "Kemana, Bang? Ah, atau jangan-jangan Bangshan cuma ngarang, ya!"

BANGSAD KETAUAN!

Cowok itu melebarkan bola matanya, jelas kaget. Ia mengerjap. Mengatur ekspresi setenang mungkin. "Enggak! ... Aku nggak ngarang, kok. Serius deh!" Cuma bohong dikit, Shandy melanjut dalam hati. Ekspresi tenang yang ia usahakan malah terlihat aneh.

Kak Shan nggak cocok sama sekali jadi Kang Ngibul. Fenly meringis ketika sadar apa yang baru saja diserukan batinnya adalah kebenaran.

Para penonton masih menatap, menuntut penjelasan. Sedangka para member Un1ty kembali bungkam, sampai salah satu kru dari samping panggung memberi kode agar mereka turun.

Farhan yang melihat kode itu kontan mengangguk sekenanya, ia menghela napas. Farhan jadi mengharap keajaiban datang untuk mereka, seperti misalnya Fajri tiba-tiba muncul dan betulan memberi kejutan untuk mereka. Sayangnya ia tahu itu jelas sangat mustahil dan sebagai member yang masuk kategori Sulung Line Farhan tau ia adalah salah satu yang diandalkan.

"Berhubung wantunya udah abis, kita mau turun dulu. Harus gantian sama yang lain juga kan," ujar Farhan dengan lembut. "Soal 'rahasia' itu nanti kalian juga bakal tau, kok." Dia nampak berpikir, lalu kembali menyambung. "Entah hari ini ... atau besok-besok. Tunggu aja."

Farhan harus mati-matian menahan gemas ketika ada seorang youn1t yang berteriak. "Nggak bisa nunggu! Kata Dilan rindu itu, berat!"

"Tapikan kalian bukan Dilan," timpal Fenly yang langsung di'iya'kan semua member.

"Iya. Kalian, kan, bukan Dilan. Kalian itu orang-orang yang ditakdirkan untuk membuat senyum kita berkembang."

Ucapan Ricky itu sontak mengundang seruan heboh penonton. Ya, Ricky memang terkenal sebagai member yang paling mahir menggombal.

"Tapi, ya, apa hubungannya nunggu sama rindu ala Dilan?" Pertanyaan itu datang dari Zweitson yang sontak membuat member lain ikut menyadari.

"Lah iya, apa hubungannya?" tanya Farhan.

"Tau, nih, apa hubungannya?"

Yang ditanya nyengir lebar, salah tingkah. "Ya ... ya, enggak ada sih." Dia mengusap tengkuknya, merasa malu.

Dia Fajri | Un1tyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang