Enjoy reading. . .
"jadi, kau sepupu Junhoe?"
Dimeja makan, masih pagi, namun obrolan serius ini tidak terlewatkan. Duduk bersama, Jinhwan, Sehun, Hanbin dan juga Hayi.
Hayi, satu satu nya wanita disini itu menganggukkan kepalanya mengiyakan pertanyaan Jinhwan.
"kau datang untuk memata-mataiku disini?" Tanya Jinhwan lagi.
Hanbin yang sedari tadi fokus dengan roti nya itu kini menatap Jinhwan. sama hal nya dengan Hayi. Yang juga menatap Jinhwan tidak mengerti.
"Jinhwan-
"apa kau disuruh Junhoe?" Jinhwan menyela Hanbin yang hendak bersuara.
Bukankah hal yang wajar jika Jinhwan menaruh curiga pada gadis bernama Lee Hayi yang berstatus kekasih hyung ini? Ini sangat tiba tiba dan kebetulan.
Hayi ditempatnya menggelengkan kepalanya. "aku tidak begitu, Jinhwan. aku bahkan tidak tahu kalau Hanbin hendak menemuimu disini. Hanbin tidak mengatakan apapun tentangmu. Sungguh." Jawabnya.
Sungguhan, Hayi memang tidak tahu apa apa. Ia tidak tahu kalau Jinhwan sebenarnya masih hidup. Hanbin juga tidak mengatakan apapun soal siapa yang hendak dia temui di amerika ini.
"jangan berpikir buruk dulu, Jinhwan. Hayi benar benar tidak tahu apa apa. Aku tidak memberitahu nya." Hanbin akhirnya memiliki kesempatan bicara.
"kau pikir aku bisa percaya?!" ucap Jinhwan bertanya.
"terlebih dia mengenal Junhoe. Dan kau tau semua nya, hyung! Kenapa kau mengajaknya kemari?!" ok, Jinhwan marah kali ini.Semua orang bahkan sudah berjanji jika tidak akan membawa atau memberitahu siapapun yang memiliki hubungan dengan Junhoe keapartemen Jinhwan atau bahkan menginjak daerah tempat Jinhwan tinggal.
"mianhae,.. Eoh. Maafkan aku." Hanbin menghampiri Jinhwan dan bersimpuh di samping Jinhwan.
"percaya padaku, Hayi tidak akan mengatakan apapun pada Junhoe tentangmu, eum,,aku janji. Aku bersumpah atas nama Tuhan..." Sambung Hanbin.Jinhwan melirik Hayi sebentar, lalu ia menoleh dan menatap tajam kearah Hanbin yang ada disamping kanannya.
"kau tahu betul siapa aku. Kau pikir aku akan mudah percaya sekalipun kau bersumpah?! Tidak akan." Jinhwan berucap dengan penuh penekanan.
Setelah itu Jinhwan beranjak dari duduknya dan memilih mengurung diri dikamar.
Teriakan Hanbin yang memangil namanya saja tak dihiraukan sedikit pun. Jinhwan benar benar marah.
Sedang Sehun, ia sedari tadi hanya mendengarkan perdebatan itu tanpa mau ikut campur. Mengisi perut adalah yang terpenting untuk tenaga menjinakkan Jinhwan yang marah.
-druk-
Sehun meletakkan kembali gelas susunya yang kosong keatas meja dnegan sedikit kasar. Hingga menimbulkan debuman khas antara gelas dengan meja berbahan kayu itu. Membuat Hayi terjengit kaget dan Hanbin menatap tajam padanya.
"mwo?" Sehun bertanya datar pada Hanbin. Namun tidak ditanggapi oleh Hanbin yang masih menatapnya.
"aku tahu Junhoe, aku juga tahu kau, Hayi-ssi. Kuharap kau bisa menutup rapat mulutmu tentang apa yang kau lihat dan kau ketahui disini." ucap Sehun pada Hayi yang langsung diangguki oleh Hayi.
"dan kau, Hanbin hyung, kondisikan kekasihmu. Atau Jinhwan akan semakin marah dan membencimu." Imbuh Sehun. Yang kali ini ucapannya itu ditujukan untuk Hanbin.