Chapter 18

770 76 47
                                    

Happy reading...

.

.

.

.

.

.

Satu setengah bulan sudah berlalu sejak acara ulang tahun Junhoe. Hubungan Junhoe dan Jinhwan mendadak sedikit renggang lantaran Junhoe yang sibuk berlatih basket untuk persiapan pertandingan terakhir setalah ujian kelulusan ini, dan juga belajar. Begitu pun dengan Jinhwam yang juga sibuk mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian. Dua minggu belakangan Jinhwan menjalani les privat di mansion keluarga Song.

Ya, selama dua minggu ini Jinhwan stop bekerja di club dan pulang kemansiom Song.

Tuan Song secara pribadi membayar empat orang guru privat untuk semua mata pelajaran utama untuk Jinhwan. Tuan Song ingin putra mungilnya itu lulus sempurna seperti harapan Jinhwan.

Hari ini, hari yang paling ditunggu. Yaitu hari pertama ujian berlangsung.
Saat ini, semua murid kelas tiga tengah bergelut dan konsetrasi mengerajakan soal. Waktu ujian pertama ini sudah berjalan selama empat puluh menit.

Jika semua orang tengah berkonsentrasi, berbeda halnya dengan Junhoe. Ia tak bisa konsentrasi sedikit pun karma memikirkan hal lain. Tentang Jinhwan dan taruhannya.

Semalam, Chanwoo memperingatkannya untuk segera mengakhiri hubungannya dengan Jinhwan karna masa taruhan yang sudah habis. Dan ya, Junhoe berhasil membuat Jinhwan tahkluk pada nya. Bahkan sudah mencintainya dengan sangat.
Lalu bagaimana dengan Junhoe? Ia pun sudah mulai mencintai Jinhwan. Namum sekali lagi, Junhoe memiliki ego yang tinggi. Jadi sesekali ia akan menampik perasaan itu dan hanya menganggap hubungannya dengan Jinhwan sebatas taruhan saja.

Menggelengkan kepalanya beberapa kali, Junhoe akhirnya mulai mengisi lembar jawabnya. Dengan sesekali melirik Jinhwan yang berada disamping kiri depan.

Waktu terus bergulir, dan sepuluh menit lagi waktu ujian selesai. Didepan Junhoe ada Bobby. Merasa tak bisa berfikir lagi Junhoe akhirnya menepuk pundak Bobby untuk meminta jawaban agar lembar jawabanya terisi semua. Dan dengan senang hati Bobby memperlihatkan jawabannya secara diam diam.

Bel berbunyi, menandakan waktu mengerjakan soal telah usai. Dan jawaban harus dikumpulkan. Semua siswa bergantian maju kedepan untuk mengumpulkan lembar jawaban mereka lalu keluar meninggalkan kelas.

Bersama dengan Donghyuk, Jinhwan menuju kantin setelah itu. Satu jam berfikir membuat mereka kelaparan. Sungguh matematika bukanlah mata pelajaran yang cocok diujikan dihari pertama.

Sampai dikantin, mereka berdua langsung menuju kedai makanan. Keduanya memesan makanan dan minuman, setelah mendapat pesananya mereka pergi duduk kesalah satu bangku dipojok.

"Apa kau benar benar kelaparan, eoh? Banyak sekali makanan yang kau pesan." Ucap Donghyuk sembari menggelengkan kepalanya melihat makana milik Jinhwan.

"Ya, begitulah. Matematika membuat otak dan perutku terkuras.!" Jawab Jinhwan yang langsung melahap sepotong kimbab.

Donghyuk terkekeh, lalu mengiyakan. Dasar si matematika itu. "Kau nampak berisi sekarang. Kau gagal berdiet, heum?" Tanya Donghyuk sembari lehap makanannya.

"Heum." Jinhwan mengangguk dengan terus mengunyah. "Dua minggu ini aku tinggal dirumah appa. Dan kau tau tahu, dia menyuruhku banyak makan. Bahkan mengijinkanku makan apapun asal aku mau diberi guru privat. Dan juga, kebetulan nafsu makan ku bertambah beberapa hari ini. Tengah malam pun aku bangun untuk makan camilan." Sambung Jinhwan menjelaskan.

Sang PenghiburTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang