Chapter 15

1.1K 95 47
                                    

Happy reading guys



.

.

.

.

.

.

.








Genap lima hari sudah Jinhwan dirawat dirumah sakit, dan hari ini ia sudah diperbolehkan meninggalkan rumah sakit. Setelah semua hasil pemeriksaan menyatakan jika tidak ada luka serius diluar maupun didalam tubuh Jinhwan. Bahkan Lee Seung Hoon alias dokter Lee, sahabat Mino itu melakukan CT scan, Xray dan pengecekan kondisi Jinhwan berkali-kali sesuai permintaan tuan Song untuk benar benar menyakinkan jika Jinhwan sudah baik baik saja.

Saat ini, Jinhwan sedang menunggu Junhoe mengambil kursi roda. Jinhwan duduk disisian ranjang menghadap ke jendala besar yang menampilkan pemandangan gedung gedung tinggi dan juga langit biru yang cerah. Langit seakan ikut senang karna Jinhwan sudah boleh meninggalkan kamar rawatnya.
Oh ya, Junhoe. Pria itu memaksa untuk mengantar Jinhwan pulang. Padahal, Jinu dan Mino sudah berkata akan menjemput Jinhwan. Namun Junhoe tetaplah Junhoe.

Tak ada banyak barang yang akan dibawa pulang saat ini, karna semalam Jinu sudah membereskannya. Jinu juga sudah membawa beberapa keperluan Jinhwan selama dirawat. Dan pagi pagi sekali tadi sebelum berangkat kerja, Mino mengantarkan pakaian ganti untuk Jinhwan.

"Ingin pulang atau ingin terus memandangi jendela?" Junhoe bersuara tepat di samping Jinhwan.

"Mengapa mengagetkan? Ketuk pintu sebelun masuk!" Jinhwan benar terkejut.

"Ck. Aku membuka pintu dengan keras. Apa yang kau lihat sampai tidak dengar, heum?" Junhoe merangkul pundak Jinhwan. Tak ada jawaban dari Jinhwan, hanya gelengan kepala dan senyum.
"Memikirkan sesuatu? Katakan padaku, ada apa" tanya Junhoe lagi.

Jinhwan tetap menggelengkan kepalanya. "Tidak ada. Hanya menikmati pemandangan saja." Jawab Jinhwan.

"Geurae.." Junhoe mengurai rangkulannya. "Ayo, kita pulang." Junhoe mendekatkan kursi rodanya pada Jinhwan.

"Junhoe, haruskan aku duduk disitu?" Junhoe bergumam dan mengangguk. "Aku tidak sakit parah, Jun. Aku baik baik saja! Aku tidak mau!" Tolak Jinhwan.

Sedari tadi, Junhoenya memaksa untuk memakai kursi roda. Tentu Jinhwan menolak. Karna ia sudah sehat dan baik baik saja. Ia bukan orang yang memiliki penyakit serius. Kenapa Junhoe nya itu berlebihan sekali.

"Kau tau kan, aku paling tidak suka dibantah? Turuti saja, Jinhwan. Kau hanya tinggal duduk." Paksa Junhoe.

"Ck. Hanya sampai lobby! Setelah itu aku akan jalan sendiri! Mengerti!" Jinhwan memasang wajah marah. Tapi terkesan menggemaskan dimata Junhoe.

"Iya iya. Hanya sampai lobby." Ucap Junhoe mengulang perkataan Jinhwan.

Junhoe membantu Jinhwan turun dari ranjang rawat yang sedikit tinggi. Junhoe menggendong tubuh mungil Jinhwan yang terasa sedikit ringan dari sebelumnya itu untuk menduduki kursi roda. Setelah itu, Junhoe mengambil tas selempang kecil miliknya. Lalu ia membawa keluar Jinhwan keluar ruangan itu.

Junhoe mendorong pelan kursi roda itu menuju lift. Dan tak lama menunggu, liftnya pun terbuka. Tak ada banyak orang yang berada di area VIP ini. Hanya ada beberapa pasien saja. Karna itu, area ini cukup sepi.
Tiga puluh detik berada dilift, kini keduanya sampai di lobby. Dengan setia Junhoe tetap mendorong kursi roda Jinhwan sampai kedepan pintu utama.

Sang PenghiburTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang