Chapter 30

300 46 14
                                    

enjoy read...
























































"selamat, Jinhwan-ie, Sehun-ie."

Kim Jinu, orang terakhir yang mengucapkan selamat pada Jinhwan dan juga Sehun yang baru saja menyelesaikan acara pemberkatan pernikahan mereka.

Iya, Kim Jinhwan dan Oh Sehun menikah hari ini. Tepat setelah empat bulan kelahiran Jaehyuk, putra Jinhwan.

Tidak ada pesta apapun. Mereka hanya melakukan pemberkatan lalu makan keluarga. Sudah begitu saja. Setelahnya mereka pulang ketempat tinggal masing masing.

Tidak special memang.

"semua berjalan dengan baik. Ayo kita buat lembaran baru bersama." Sehun, berucap dengan nada pelan tepat didepan wajah Jinhwan.

Jinhwan nya sendiri menganggukkan kepalanya sembari mengembangkan senyumnya.

"terimakasih sudah mau barada di sampingku sampai sejauh ini." Balas Jinhwan.

Tidak langsung menjawab, Sehun malah memberikan Jinhwan pelukan. Tak lupa juga ia mengusap sayang pundak dan punggung Jinhwan. menyalurkan rasa kasih sayangnya yang tidak berubah sadari dulu sampai sekarang.

"tidak perlu berterimakasih. Aku ikhlas dan tulus melakukannya." jawab Sehun.
"sekarang biarkan aku yang menjalankan peranku." Sambung Sehun. Yang kemudian diangguki oleh Jinhwan dengan senyumnya yang hangat.










































































































Semakin tidak bisa mengistirhatkan tubuhnya dengan benar, Junhoe belakangan ini kehilangan banyak sekali berat badannya. Tugas kuliahnya semakin banyak. Tidur Junhoe semakin terganggu dengan mimpi mimpi buruk yang membuatnya enggan terpejam.

Sudah tidak hanya sosok Jinhwan yang menghantui mimpinya, kini hadir juga suara anak kecil yang terus terusan memanggilnya dengan sebutan papa dan juga memojokkan. Junhoe sama sekali tidak tahu seperti apa rupa sosok anak kecil tersebut. Dalam benak Junhoe, ia hanyaberpikir jika mungkin itu adalah anaknya. Bukankah seharus dia bisa melihat anaknnya lahir jika saja Jinhwan tidak memilih mengakhiri hidupnya. Begitu lah pikir Junhoe.

Siang ini, Junhoe tengah berada di rumah sakit. Junhoe baru saja selesai berkonsultasi lagi dengan dokter psikiaternya. Dan dengan berat hati sang dokter harus menambahkan dosis obat penenang untuk Junhoe dengan tambahan obat tidur yang juga dosisnya cukup tinggi. Agar Junhoe dapat tidur selama empat sampai enam jam per hari nya.

Dokter psikiater Junhoe sangat menyayangkan keadaan Junhoe yang sekarang. diusianya yang masih sangat amat muda sudah memiliki masalah kesehatan mental dan psikologis yang tidak baik baik saja. Sudah begitu, tidak ada satu pun keluarga nya yang bisa dihubungi untuk sekedar menyampaikan kabar itu. Junhoe tidak mencantumkan kontak orang tuanya sebagai wali atau daftar keluarga. Karna Junhoe rasa akan percuma, toh orang tuanya sudah tidak begitu peduli pada dirinya.

"pasien Koo Junhoe.."

Junhoe beranjak dari kursi tunggu farmasi saat namanya di panggil. Ia kemudian menghampiri pegawai farmasi yang tadi memanggil namanya. Tidak banyak penjelasan yang dia dapat. Junhoe hanya mengambil obatnya, setelah itu pergi pulang. Hari ini kuliahnya libur. Mungkin akan lebih baik dia langsung pulang, minum obat dan istirahat. Junhoe benar benar lelah dengan keadaannya yang seperti ini. Jika bisa, Junhoe ingin sekali kembali pada masa tahun kelulusan SHS nya lalu menyatakan cintanya pada Jinhwan. bukan malah mengakhiri hubungannya begitu saja.

Sang PenghiburTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang