"Kita punya keinginan, tapi semesta punya kenyataan."
-
-
-
Sepulang dari luar Chenle dengan langkah semangat sembari memeluk 4 kotak makanan kesukaan dia dan juga Haechan, papanya.
Sungguh ia sangat rindu makan bersama dengan papa nya dan yaa juga daddy nya, tapi mungkin dengan makan samgyeopsal sudah cukup membayar rasa rindunya saat ini.
Dengan wajah berseri - seri Chenle memasuki perkarangan rumahnya sembari bersenandung kecil dan tak lupa kakinya melompat - lompat kecil, persis seperti seekor kelinci.
Menyapa setiap pekerja yang ia temui di rumah nya sepanjang jalan dan menawarkan beberapa permen untuk mereka agar semangat bekerja, bukankah Chenle anak yang manis?
Nampaknya keinginan Chenle hari ini akan terwujud, begitu memasuki ruang makan Chenle melihat papanya.
Iya jelas sekali itu Haechan sedang duduk di atas meja makan sembari meminum segelas susu hangat, rasanya hati Chenle menjadi menghangat ketika melihat apa yang sedang papanya lakukan saat ini.
"Apakah papa menungguku? Wahh senangnya" batin Chenle dengan sedikit terkikik memikirkan hal manis tersebut.
Chenle mempercepat langkah nya agar ia bisa segera menemui papanya di meja makan, wahh jujur saja Chenle sangat rindu sekarang.
Akhir - akhir ini papanya memang lebih suka menyendiri dan tidak suka di ganggu, jadi Chenle mana berani untuk mengganggu Haechan pasti papa nya punya alasan mengapa menjauh bukan?
"Papa selamat siang hihi" sapa Chenle disertai senyuman lebarnya bahkan membuat mata kecil nya membentuk sebuah garis lurus, ahh imut sekali rasanya.
"Papa sudah makan? Lele bawa makanan lohh" ucap Chenle sembari menaruh makanan yang ia beli tadi ke atas meja makan.
Sedangkan sang lawan bicara saat ini hanya duduk diam menatap kosong sesekali mendesah pelan, badannya menjadi lebih kurus pipinya yang gembul menjadi lebih tirus wajahnya terlihat cukup pucat.
Perlahan tapi pasti Chenle mendekat ke arah papa nya menggenggam tangan mungil papanya sesekali mengelus pelan.
"Papa kenapa? Papa lapar ya? Sini Lele siapkan yaa" tawar Chenle sembari tersenyum manis ke arah papanya.
Namun niat baik Chenle ternyata tidak membuahkan hasil yang baik saat ia melihat kembali ke arah papanya.
Mata itu, mata yang selalu memancarkan kasih sayang yang penuh terlihat sangat hampa namun cukup menusuk bagi Chenle.
Iris hitam milik papanya menatap tajam ke arah Chenle tangan yang menggenggam pun di tepis kasar oleh Haechan.
"Papa kenapa? apa, apa akan sama dengan daddy?" batin Chenle.
Jujur saat ini ia sangat takut dengan pemandangan di depan nya, nafas naik turun tak beraturan, tatapan sinis serta lirikan tidak suka yang dikeluarkan papanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lee Chenle - Chenji/Jichen
Fanfic▶[ JICHEN - CHENLE ANGST ] - On Going Ini semua berisi kisah tentang Lee Chenle. Lelaki mungil yang menyembunyikan segala luka dan rasa sakitnya dibalik kesempurnaan yang ia miliki, ck miris bukan? "Tidak semua yang terlihat bahagia di luar itu bena...