15 : Keraguan Mendalam

1.7K 204 50
                                    

Mark berdecak pelan di tempat duduknya. Ia melirik ke arah jam tangan yang ia kenakan. Mark kini sedang menunggu kedatangan Chenle yang katanya sih sudah di jalan.

Rasanya mulut Mark sudah gatal ingin memaki anaknya. Tadi siang ia baru saja mendapat telepon dari sekolah yang mengatakan bahwa ranking Chenle terjun bebas dalam ujian yang ia lewati. Mark merasa tidak percaya awalnya, namun wali kelas Chenle sendiri memberikan kertas bukti nilai - nilai ujian milik Chenle. Bagaimana bisa anak ini berani bermain - main dengan nilainya? Mark merasa marah besar, lihat saja nanti.

'tok tok'

"Daddy?" suara familiar itu terdengar dari balik pintu ruangan Mark.

"Masuk saja."

"Daddy? Ternyata daddy sedang di korea ya lele kira daddy-"

"Duduk Lee Chenle kamu punya tata krama bukan?" Mark berkata dingin memotong ucapan Chenle yang baru saja masuk ke dalam ruangan kantornya.

Jujur Chenle sendiri merasa terkejut dengan penuturan daddy-nya.

"Maaf daddy" ucap Chenle pelan sembari berjalan ke arah sofa dengan wajah yang tertunduk.

"Di tinggal beberapa bulan saja tata kramamu dengan orang tua sudah hilang ya? Di beri apa kamu dengan papa kesayanganmu itu sampai - sampai begini."

Chenle meringis pelan agar Mark tidak mendengar suaranya. Chenle tidak suka, bagaimana bisa papanya di bawa - bawa dalam obrolan mereka berdua. Mengumpulkan keberaniannya, Chenle mulai mendongakkan kepalanya menatap mata tajam milik daddy-nya terlihat sedikit menyeramkan ternyata.

"Daddy dengar nilai kamu turun ya?" tanya Mark tiba - tiba.

"Itu... Chenle sudah berusaha semampu Chenle dadd, tapi semakin keras Chenle mencoba semakin sakit rasanya" jelas Chenle hati - hati.

"Sakit? Haha ya Tuhan lucu sekali. Memangnya kamu ini umur berapa sih? 25? 30? Kerja mu itu cuman tinggal belajar yang bener dapat nilai bagus ngga lebih. Dan itu yang kamu bilang bikin sakit? Otak mu yang sakit namanya" Mark berujar jenaka di serati kekehannya. Mark mana mengerti bukan?

"Nggak gitu maksud Chenle dadd, daddy kan tau Chenle lagi sakit Chenle..."

"Apa? Memang dulu daddy ngajarin buat jadiin sakit alasan? Kamu nggak inget waktu kamu sakit tipes tetep maksain belajar? Sekarang setelah tinggal dengan papa kesayanganmu, kamu berubah Chenle."

"Bisa nggak daddy jangan bawa - bawa papa di sini? Papa nggak ada salah apa - apa disini hanya ada kita dadd, Chenle dan daddy nggak ada papa" ucap Chenle berusaha tenang.

"Oh oke fine, pokoknya daddy nggka nerima apa pun alasan kamu. Mau sakit tipes kek, asam lambung, stroke, kanker atau apapun itu kamu kan masih bisa make mata kamu buat baca pelajaran, tangan buat nulis materi dan otak buat memahami gitu aja ribet" Mark menyeruput kopinya sembari menatap dingin ke arah anaknya.

Apa Mark telah salah mendidik Chenle selama ini? Mengapa anaknya bisa berubah demikian? Mark jadi heran.

"Chenle selalu berusaha dadd, kalau daddy nggak percaya daddy bisa tanya papa. Chenle selalu belajar biar nilai Chenle tetap bagus. Tapi susah daddy sakit rasanya sakit disini" Chenle memegang kepalanya sembari meremasnya pelan.

Lee Chenle - Chenji/JichenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang