MINTA SARAN

185 22 13
                                    

(Namakamu) Zayda rifaya Pov

Jam sudah menunjukkan pukul 19:15 wib. Kini gue baru saja selesai makan malem sama kedua orang tua.

Ya, karena bang nio belum pulang dari kerjaan.

Kini gue sedang berada di ruang keluarga sama kedua orang tua.

Gue pengen ngomong tentang tadi sore ke mamih papih, tapi gue takut. Gue juga bingung ngomong kaya gimana.

"Gimana kerjaan kamu sayang? Lancar?" Tanya papih

"Alhamdulillah lancar pih" ucap gue

"Tumben pulang sore tadi, lagi gak sibuk ya?" Tanya papih

"Iya pih, tadi kerjaan lagi gak banyak. Jadi pulang sore" ucap gue

Papih gue hanya beroh ria.

"Mih pih, aku mau ngomong sesuatu" ucap gue

"Ngomong apa?" Tanya mamih papih bersamaan

Bismillah aja deh cerita ke mamih papih.

"Tadi sehabis pulang kerja, aku diajak ke cafe sama mas saaih" ucap gue

"Terus?" Tanya mamih

"Terus mas saaih nyatain perasaan nya ke aku" ucap gue

"Wah bagus dong" ucap papih

"Jadi kamu ditembak sama bos kamu?" Tanya mamih

"Enggak mih, tapi aku..." Ucap gue menggantung

"Tapi kamu kenapa?" Tanya mamih penasaran

"Tapi aku mau langsung dilamar" ucap gue lalu menggigit bibir bawah

"Bagus itu!" Ucap mamih papih bersamaan

Yaallah dah, mamih papih kompak gitu bilang bagusnya. Bagus darimana coba.

"Mamih restuin kamu sama bos kamu" ucap mamih

"Papih juga" ucap papih

"Tapi mih pih, aku sama dia kan beda usia. Apa mungkin kita bersatu?" Tanya gue

"Sayang, dengerin papih. Cowok yang lebih dewasa itu, lebih bagus. Dibandingkan cowok yang lebih muda, yaa walaupun ada cowok muda tapi fikiran nya dewasa." Ucap papih

"Dan masalah umur itu gak jadi masalah, ini tuh tentang perasaan. Bagaimana perasaan kamu ke nak saaih itu? Kalo kamu suka, cinta dan sayang. Ya udah kamu terima, papih yakin nak saaih itu cowok yang bijak, dewasa, bertanggung jawab dan gentlemen" lanjut papih

"Tapi pih, aku belum siap nikah muda" ucap gue

"Nak, dengerin mamih. Mamih dulu sama seperti kamu, belum siap nikah muda. Tapi kata ibu mamih, alias nenek kamu dulu. Jangan menolak lamaran seorang laki laki baik, karena kesempatan tidak datang dua kali." Ucap mamih

"Sekali aja kita nolak, seterusnya gak akan ada kesempatan lagi. Bahkan kamu gak ada yang dilamar oleh laki laki manapun. Nolak lamaran laki laki itu gak baik, apalagi laki laki nya ini baik, dewasa, bijak, bertanggung jawab" lanjut mamih

"Mamih yakin, nak saaih anak yang sholeh. Mamih yakin, nak saaih pasti bisa tuntun kamu menjadi istri yang baik dan sholehah. Mamih bahagia jika kamu mendapatkan laki laki seperti saaih, bukan karena saaih kaya raya. Tapi karena kedewasaan nya, kebaikan nya, kebijaksanaan nya, tanggung jawabnya" lanjut mamih

"Papih sependapat sama mamih." Ucap papih

"Dan papih bangga sama saaih, karena dia adalah laki laki yang gentlemen. Menyatakan perasaan nya secara langsung dan langsung mengajak kamu ke hubungan yang lebih serius." Lanjut papih.

Gue hanya diam mendengarkan nasihat mamih maupun papih.

"Mamih harap, kamu jangan sia siakan laki laki baik seperti saaih ya" ucap mamih

"Mamih punya feeling yang baik tentang saaih" lanjut mamih

"Sudah lebih baik kamu terima aja, kalo memang kamu suka, cinta dan sayang sama saaih." Ucap papih

"Papih yakin kamu bakal bahagia sama saaih, bukan bahagia karena uang nya aja. Tapi karena ia tau membuat wanita bahagia seperti apa" lanjut papih

"Jadi, aku harus terima?" Tanya gue

"Iya , kalo kamu bahagia sama saaih. Harus terima, tapi kalo enggak. Ya terima juga, papih cumaan takut. Apa yang diomongin mamih itu terjadi, kamu gak akan dilamar sama cowok lain nantinya. Jika kamu nolak lamaran nya saaih" ucap papih

Lagi lagi gue hanya diam.

Jadi gue harus apa sekarang? Gue udah minta saran ke mamih papih.

Gue butuh petunjuk dari allah untuk menjawab ini semua.

Jika memang jawaban hati gue harus terima, gue ingin allah meyakinkan hati gue untuk menikah dengan mas saaih.

"Kalo kamu masih bingung, kamu solat istikharah nak. Minta petunjuk sama allah" ucap mamih

"Iya mih" ucap gue

"Aku ke kamar dulu ya mih pih" lanjut gue

"Iya" ucap mamih papih bersamaan

Gue beranjak dari sofa, lalu menuju keatas untuk ke kamar gue.

Gue memutuskan untuk sholat isya, lalu sholat istikharah.

Setelah gue sholat istikharah, hati gue sekarang lumayan lebih tenang.

Apa harus gue terima lamaran nya mas saaih? Jujur gue emang udah jatuh cinta sama mas saaih, gue udah nyaman sama mas saaih.

Tapi... Aaaaa pusing gue.

Dahlah gue mau tidur aja, walaupun baru jam segini. Yang terpenting gue udah sholat, dan hati gue udah mulai tenang. Walaupun masih bingung dengan jawaban nya.

(Namakamu) Zayda rifaya Pov End

V
VO
VOT
VOTT
VOTTE
⭐⭐⭐⭐⭐
JANGAN LUPA
😉💚⚡
YANG MAU COMMENT, SOK ATUH SILAHKAN😉
YANG GAK MAU YO RAPOPO
⚡⚡

Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang