DEMI AL

139 17 15
                                    

(Namakamu) zayda rifaya

Jam menunjukkan pukul 19:30 wib. Kini aku sedang berada diluar ruang rawat al.

Aku sedang menenangkan pikiran, karena al meminta satu permintaan ke aku.

Yaitu aku dan mas saaih jangan cerai ataupun pisah.

Aku bingung harus jawab apa ke al. Apa harus aku menuruti permintaan al?

Tak lama keluar lah mas saaih dari ruang rawat al.

"Ay" panggil mas saaih

"Hmm" dehem aku

Mas saaih pun menghampiri aku.

"Ay, al udah tidur. Aku pamit pulang ya, jangan capek capek. Kamu ikut tidur aja" ucap mas saaih

"Hmm" dehem aku

"Ay" panggil mas saaih sembari menggenggam kedua tanganku

"Ay aku harap kamu mau menuruti permintaan al ya, aku harap kamu gak jadi pisah sama aku. Aku masih sayang banget ay sama kamu" ucap mas saaih

"Dan asal kamu tau, aku udah pecat claudia. Itu demi kamu ay" lanjut mas saaih

"Itu harus! Bagus kalo kamu sadar untuk pecat cewek murahan itu" ucap aku cuek

"Aku mohon ay, kamu jangan gugat cerai aku ya. Aku minta maaf yang sebesar besarnya ke kamu, dan aku janji aku-" ucap mas saaih terpotong

"Cukup mas! Mas gak usah janji! Kalo ujung ujungnya mas ingkari!" Ucap aku tegas

"Okey, kalo begitu aku akan buktiin." Ucap mas saaih

"Buktiin apa?" Tanya aku pura pura gak tau

"Buktiin kalo aku gak akan sakitin kamu lagi, gak akan kecewain kamu lagi" ucap mas saaih

Aku hanya diam.

"Ay, kamu fikir baik baik. Coba kamu fikir untuk kedepan nya nanti" ucap mas saaih

"Satu hal yang ingin aku tanya ke kamu" lanjut mas saaih

"Apa?" Tanya aku

"Kamu masih sayang kan sama aku? Walaupun hati kamu masih terluka karena aku" ucap mas saaih

Aku pun terdiam.

"Ay jawab" ucap mas saaih

Aku pun menghela nafas.

"Iya aku masih sayang sama kamu" ucap aku

"Kalo kamu masih sayang sama aku, kenapa kamu mau kita pisah?" Tanya mas saaih

"Ya, karena rasa kecewa aku ke kamu itu mengalahkan rasa sayang aku ke kamu" ucap aku

"Oke, kalo kamu emang kecewa kamu ke aku mengalahkan rasa sayang kamu ke aku. Aku terima, aku akan buktiin dan kembaliin rasa sayang kamu ke aku lagi" ucap mas saaih

"Tapi aku mohon ay, demi al. Demi ana, demi anak anak kita. Kamu runtuhkan terlebih dulu rasa kekecewaan kamu" lanjut mas saaih

Aku hanya diam.

"Yaudah aku kasih waktu untuk kamu berfikir. Aku pulang ya, aku harap kamu gak kecewain al" ucap mas saaih sembari mengusap kepala aku

Setelah itu aku pun mencium punggung tangan mas saaih, lalu mas saaih mencium kening aku.

"Assalamualaikum" salam mas saaih

"Waalaikumsalam" jawab aku

Mas saaih pun pergi.

Aku masih bingung harus gimana. Dan besok aku harus udah kasih jawab ke al.

Apa yang dibilang mas saaih ada benernya juga, kalo aku tetep ingin pisah. Pasti al kecewa sama aku.

Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang