Hari Pertama

197 4 0
                                    

"sekolah baru, suasana baru dan teman baru..." ucap seorang wanita yang sedang berkaca merapihkan tatanan rambutnya.

Sebut saja dia Phira. Gadis yang cantik yang kini berusia 16 tahun dan menduduki bangku SMA kelas 10.

Pemilik nama lengkap Artaphira Salbia Reghina Pramana itu pagi pagi sekali sudah bangun dari tidurnya dan bersiap untuk hari pertamanya masuk sekolah di SMA Negeri Nusa Jaya. Salah satu SMA Negeri terfavorit di Jakarta.

"kak udah siap belum? Ditunggu papa untuk sarapan kak" ucap seorang wanita dari luar kamarnya.

Phira membuka kamarnya dan melihat sosok yang usianya setengah dari usia dirinya itu berdiri tersenyum menghadapnya.

"anak mama udah rapih gini hari pertama sekolah pasti semangat ya" ucap wanita pemilik nama Laras yang akrab disapa Mama.

"semangat dong ma.." sahut Phira

"yaudah kebawah gih.. Mama mau ke kamar Mela dulu" Phira mengangguk sebagai jawaban dan berjalan menuruni tangga.

Dilihatnya Pria pemilik nama Risman Trito Pramana yang akrab disapa Papa itu sudah menunggu di meja makan dan sedang minum kopi yang sudah dibuatkan oleh Laras.

"pagi pa.." sapa Phira pada Papa nya

"pagi nak..wahh cantiknya anak papa pakai rok abu abu ini" sahut Risman

"harus cantik dong pa.. Sekolah baru teman baru dan suasana baru hehehe"

"pagi kak.. Pagi pa.." sapa seorang gadis usia sekitar 12 tahun mendekat kearah Phira dan Risman.

Dialah Mela Arthana Reghina Pramana atau Mela. Seorang adik dari Phira yang kini duduk di bangku Sekolah Dasar kelas 6.

***

Sementara di kediaman Keluarga Surya. Kini telah berkumpul 3 orang di meja makan untuk Sarapan. Tapi mereka belum memulai kegiatan itu karna masih menunggu satu anggota lagi.

Putri Prameswari Pradipta Surya. Begitu nama lengkapnya. Kini gadis yang akrab disapa Putri itu masih asyik di kamar mandi.

"Bu, Mbak Putri mana? Belum bangun?" tanya Tri Ariyanto Surya yang akrab disapa Ayah dikeluarga kecil itu.

Dari arah tangga terdengar suara sepatu yang menuruni tangga, seorang gadis yang mengenakan seragam putih abu abu yang akrab dispa Mbak Putri itu terlihat lebih ayu dan feminim. karna selama ini dia terlihat biasa saja tak terlalu feminim dan tak terlalu tomboy.

"ko ngeliatinnya gitu?" heran Putri melihat Ayah Ibu dan adiknya.

"Mbak pake liptint?" tanya Pina, adiknya. Sang Empu lalu berkaca pada cermin yang ada didekat lemari TV ruang keluarga, ia melihat bahwa ini tak terlalu merah

"ini tu ga terlalu merah dek.." protesnya lalu duduk di kursi meja makan untuk sarapan bersama.

Sulistyani selaku Ibunya pun mengampiri anak gadisnya itu. dia melihat bibir gadisnya dengan mengangkat sedikit dagunya. Sulistyani lalu mengambil Tissue dan sedikit mengusapkannya pada bibir gadisnya itu.

"ini merah mbak untuk anak sekolah.. Ibu gamau nanti mbak dimarahin osis karna bibirnya terlalu merah" ucap Sulistyani

"ko ayah diam aja yah?"ucap Putri melihat ayahnya yang sibuk melihat istri dan anaknya itu.

"ayah kan ga paham apa apa, ayah pahamnya nama nama senapan jadi ayah diam deh" ucap Ariyanto yang mengundang gelak tawa dari kedua anaknya "ayo sarapan" sambungnya memulai acara sarapan pada pagi hari ini.

*****

"yah.. bu, mbak berangkat ya bareng Phira nanti makannya mbak jemput dia dulu" ucap Putri selesai sarapan.

The Beloved OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang