Pulang

31 2 0
                                    

Sudah 12 hari aku di rumah sakit ini, akhirnya aku diperbolehkan pulang karna keadaan yang sudah stabil. Kali ini aku menunggu Ajudan Ayah untuk datang menjemput karna Ayah sedang dinas ke luar kota.

Aku membantu Ibu berbenah barang barangku yang seperti mau pindahan. Ya gimana, aku lebih suka menggunakan pakaian santai dan akan berganti jika sudah bau keringat.

ceklek

"Assalamualaikum" ucap seseorang yang belakangan ini akrab denganku.

"Waalaikum salam kakak" yap. Dia Kak Pandji, pria tampan yang selama aku sakit tak pernah absen sehari untuk datang menemaniku.

Tapi dia tak sendiri disini. Ia bersama dengan temannya mungkin. Aku tak perah bertemu dengannya disekolah.

"Biar kakak aja.." ucap Kak Pandji mengambil tas ku.

"Nak.. Ibu ke administrasi dulu ya.." pamit Ibu padaku dan Kakak.

Aku mengangguk menjawab Ibu dan lanjut memperhatikan pria  yang bersama Kak Pandji. Mungkin Kak Pandji mengerti jika aku merasa asing dengan pria ini.

"Ohhh.. dia Pradana, panggil aja Dana" ucap Kak Pandji mengelus kepalaku

Pria yang disebut Dana itu mengulurkan tangan dan sedikit tersenyum "Dana"

"Dana itu bukannya Dompet Digital Indonesia, ya?" ucapku gurau

"Bukan gua ya dan.." Elak Kak Pandji diserta tawaannya.

Kami tertawa bersama setelahnya.

***

"udah lama kenal Pandji ya?" tanya Kak Dana saat kami menunggu jemputan 

Kak Pandji sedang membantu Ibu membenahi barang barang di loby.

"ya sejak awal orientasi.." sahutku "Aku baru liat Kak Dana deh" sambungku

"hehe, saya baru balik dari kediri karna abis ngurus KTP saya"

"KTP kakak kenapa?"

"waktu itu sempat hilang dan masih KTP Kediri"

Aku mengangguk sebagai jawabannya dan kembali memperhatikan Kak Pandji yang sepertinya lelah membantu Ibu.

"Ayah kamu pasti Polisi" celetuk Kak Dana

Aku sedikit menengok kearahnya, namun ia sama sekali tak menatapku "ko tau" sahutku yang kembali memperhatikan Kak Pandji

"ada tas Akpol tuh (Akademi Kepolisian)"

"iya itu punya ayah.."

"terus aja deketin cewe gua" teriak Kak Pandji menatap tajam pada kak Dana.

Apa? cewe? gua? lah?

"terus aja deketin calon mertua gua" sahut Kak Dana tak kalah kencang.

aihhh kenapa mereka berdua ini. Aku memilih mendekati Kak Pandji agar ia tak makin panas melihatku berbincang berdua dengan Kak Dana.

"ngomongin kakak tadi kan" ngambeknya

"sok tau.. huuuu"

"kalo bener gimana?"

"gatau"

Tak lama dari itu, Ajudan ayah datang membawa mobil ayah. Aku masuk kedalam mobil dan menunggu Kak Pandji dan Kak Dana mengemasi barang barang.

Kak Pandji dan Kak Dana pamit mengiringi menggunakan motor kerumah ku. Setelahnya, mobil kami perjalan meninggalkan rumah sakit untuk selamanya.

***

The Beloved OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang