"ssh.. Aw" keluhku saat bergerak sedikit
"jangan banyak gerak dulu, Mbak" panik Ibu menghampiri ku dan membantuku
Pagi ini, badanku sungguh tak beraturan. Remuk dimana mana bahkan semalam tidurku juga tak terlalu nyenyak karna sakit disekujur badan.
Badanku terlalu lemas sekarang. Dan sepertinya penyembuhan ini membuatku tak bisa latihan untuk beberapa waktu.
Berhubung Ibu ada didekatku jadi bisa Aku bermanja manja tanpa gangguan dari Pina. Biasanya ketika Aku manja, Pina selalu ngerusuh karna cemburu. Maka dari itu, ini adalah kesempatanku.
"Manja banget sama Ibu" ucap Ibu saat Aku meminta Ibu mengelus pundak ku
"kan kalo mau manja selalu kalah sama Pina" sahutku
"yang besar ngalah dong.."
"ya sekarang Mba mau manja" ucapku mengerucutkan bibir
"Iya iya anak Ibu.."
Aku memeluk tangan Ibu dan merasakan kehangatan yang selama ini Aku dapat dari Mama. Tapi kenyamanan bersama Ibu lebih dari segalanya.
Tak sadar Aku kembali terlelap, karna tadi minum obat juga jadi ngantuk. Aku masih merasakan sentuhan tangan Ibu dikepalaku yang membuat Aku makin nyenyak tertidur.
***
"Hei.. ga mau bangun, hm?" ucap seseorang yang berbisik padaku mungkin sudah 3 kali
Aku membuka mataku perlahan dan mengerjap silau, siapa tadi? Dan wajah tampan itu terlihat saat aku menoleh kearah kiri ku.
"ngh.." Keluhku sedikit memiringkan badan kearahnya. Siapa lagi dia kalau bukan Kakak tampan itu
"hm?" tanya nya mendekatkan sedikit kepalanya kearahku
"Sakit" lirihku yang merasakan ngilu dipundak
Ia perlahan mengelus pundak ku dengan lembut dan memberikan senyuman hangat padaku.
"masih sakit?" tanya nya
Aku mengangguk pelan dan kembali memejamkan mata
"masih ngantuk ya?"
Aku menggeleng dan menatapnya "ko kesini? emang udah pulang?" tanya ku
"Aku kesini nganterin Bapak Kesiswaan nengok Kamu" sahutnya yang masih mengelus pundakku
"Trus mana Bapaknya?"
"ya udah balik lagi kesekolah.."
"ko kakak ga ikut?"
"Tadi udah izin mau nunggu temen temen yang lain.. Inggit mau kesini"
Aku hanya mengangguk sebagai jawaban dan kembali memejamkan mata karna merasa nyaman.
"Cepet sembuh ya cantik, Kakak galau disekolah ga liat kamu"
Aku tersenyum mengiyakan ucapannya. Belum sempat Aku bermimpi, sudah terdengar suara pintu terbuka. Aku membuka mataku dan melihat kearah pintu.
Kak Inggit datang bersama teman teman Basket yang lain. Mereka datang membawakan banyak sekali makanan. Buah dan cemilan cemilan lain kesukaanku. Mereka juga membawakanku sebuah kotak cukup besar.
Aku dibantu Kak Pandji untuk duduk dan menyambut kedatangan mereka
"Untuk kamu dari coach," ucap Kak Inggit
"Apa ini?" tanyaku menerima kotak itu. Sedikit ku koyak kan kotak itu dan terdengar sesuatu.
Aku tau ini berbentuk bulat. Mungkin kah bola baru?
"loh ada temennya" ucap Ibu yang baru masuk dalam ruangan "ini Inggit ya?"
Kak Inggit menyalami Ibu dan memberikan senyuman itu "iya Bu, sekarang aku sama Putri satu sekolah"
"oalah.. kok repot repot kalian ini"
"titipan dari pelatih bu,"
Aku menyerahkan kotak itu pada Kak pandji dan memintanya membuka kotak itu. Kak Pandji melirik ku dan menggodaku dengan akan menaruh kotak itu diatas meja.
"Kakak iiihhh" rengekku
"ekhem.. PDKT nih?" canda Kak Inggit
Aku yang mulai mengerti kelakuan Kak Pandji menjadi salting karna pertanyaan itu. Kemudian Kak Pandji membuka perlaha kotak itu dan
"bola baru?!!!!" teriakku saat melihat apa isi kotak itu.
Kak Pandji memberikan bola itu padaku, kulihat ada tanda tangan yang sama seperti pada bola ku yang sebelumnya.
"Ka Inggit.." aku meliriknya, dan Kak Inggit serta teman temanku tersenyum mengangguk
"aaaaaa makasih kalian" aku memeluk bola itu dan berharap tak kehilangan lagi
"Berita kamu udah kesebar di NBA lokal, makannya idola kamu hubungin kita semalam dan kasih itu"
"kalian ketemu?"
Kak Inggit mengangguk "tapi nanti dia jenguk kamu kok, jadwal latihannya lagi padet"
Setelah itu, aku banyak berbincang dengan teman temanku, mereka juga amat menyayangkan keadaanku yang tak mungkin bisa latihan dalam waktu dekat.
Menjelang sore, teman temanku pulang. Tapi Kak Pandji masih disini menemaniku dari mulai tadi pagi. Phira juga ada disini, baru datang karna baru pulang sekolah.
"Kakak pamit pulang dulu ya.. besok kakak kesini lagi" ucap Kak Pandji sembari mengelus rambutku
Aku mengangguk dan membalas senyumannya itu. Saat itu juga Phira pamit untuk pergi ke kantin membeli makanan. Kini aku hanya berdua dengan Ibu diruangan ini.
****
PANDJI POV
"Kak tunggu" ucap seseorang yang memanggilku.
Aku berhenti berjalan dan berbalik untuk melihat siapa yang memanggilku. Disana ternyata Phira sahabat Putri
"iya.. Kenapa Phira?" tanyaku
"Boleh ngobrol sebentar kak? pintanya dengan raut wajah berharap mungkin
Aku menuruti Phira dan mengikutinya ke kantin rumah sakit.
"mau ngobrol apa?" tanyaku
"maaf kak kalo lancang"
"Iya kenapa?"
"Kakak suka sama Putri?" tanya Phira yang membuatku terkejut.
Apa aku harus jujur? bukan terlalu geer, tapi aku tau Phira menyukaiku.
Aku menggeleng pelan dan menatapnya "Saya belum bisa jawab.. tapi saya akui Puri memang manis" setelah mengatakan itu, kulihat senyuman Phira merekah.
Sudah pasti benar dugaanku jika Phira pasti menyukaiku.
"ga tau kalo malah sama kamu" aku beranjak dari dudukku dan mengusap lembut kepalanya.
Tunggu, apa? Aku mengucapkan apa tadi pada Phira?
Dengan segera aku pergi dari hadapan Phira dengan perasaan salting dan sebagainya. entah apa yang aku katakan tadi pada Phira. Aku juga tak ingin melukai hatinya. Bukan munafik tapi aku menyukai keduanya.
PANDJI POV OFF
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beloved One
Fanfiction"Sahabat itu adalah dia yang masih tetap bertahan walaupun sudah tak dianggap berharga bagi dia yang dipercayai nya" -Putri Prameswari P.S "Jangan pernah sia siakan dia yang begitu baik terhadap mu, bahkan dia rela menjadikan dirinya yang paling ter...