Ditemenin

19 2 0
                                    

PHIRA POV 

"Put.. Ayo sadar" tanganku bergetar, rasa panik yang sedari tadi Aku rasakan kini kian menjadi karna Putri tak sadar juga.

Setelah kejadian pulang sekolah tadi, Aku masih dirumah sakit menemani Putri yang belum juga sadar.

Pukul 18.00 malam, Aku masih terduduk disamping bansal Putri. Menggenggam tangannya yang lemah dan belum sadar.

"Phira.. Pulang dulu ya sama Ajudan Ayah" tawar Ayah Putri mendekati ku

Aku menggeleng lalu menatap Ayah Putri "Phira ga akan pulang kalo Putri belum sadar"

Terdengar Ayah Phira menghembuskan nafas dalam dan mendekati bansal Putri.

"Mba.. Ayah sama Ibu pulang dulu ya ambil barang barang Mba Putri" Ayah Putri juga mengelus kepalaku untuk pamit pulang kerumah "Nanti ada Ajudan Ayah" Aku mengangguk mendengar perkataan itu.

Tak lama Ayah Ibu dan Pina, keluar dari ruang rapat ini dan hanya tinggal Aku didalam ruangan ini bersama Putri.

 Rasa bersalah sekaligus rasa terimakasih bercampur disini, karna Putri juga telah menyelamatkan nyawa Mama.

Hampir Putri kehilangan nyawanya karna pembegal bersenjata itu. Tapi Putri adalah perempuan kuat yang tak pantas diremehkan. Dan Aku buktikan bahwa Putri memang bukan orang yang patut disepelekan.

***

Krekk

"Assalamualaikum" salam seseorang yang baru masuk

Aku mengenali suara ini "waalaikumsalam, Kak Pandji" sahutku

"Udah makan?" tanya nya dengan menyodorkan sekotak makanan padaku

"Ga laper Kak"

"Makan dulu.. kalo Kamu juga sakit nanti siapa yang jaga Putri?"

Setelah mendengar itu, Aku putuskan untuk mengambil kotak makanan itu dan keluar dari ruangan. Kak Pandji juga mengikuti ku keluar dan menemaniku makan.

"Jangan sedih terus.. Putri pasti sembuh kok" ucapnya yang juga ikut makan bersamaku

"Ga tega Kak.. Hampir aja dia pergi selamanya karna kehabisan darah.. Badannya rusak Kak. Impian dia tinggal dibayang bayang"

"Impian?"

"Perwira Kepolisian"

Kulihat Kak Pandji hanya mengangguk dan lanjut memakan makanannya. "Makan ya.."

Aku juga mengangguk dan melanjutkan aktifitas makanku.

Selama makan, Aku dan Kak Pandji hanya diam dan  sama sekali tak mengobrol hal apapun. Terlihat juga Kak Pandji seperti orang yang tak suka berbasa basi jadi Aku diam saja.

Setelah Aku selesai makan, Aku kembali kedalam ruangan dan kembali menemani Putri. Selama makan, Putri ditemani oleh Ajudan Ayahnya yang masuk kedalam.

Kak Pandji mengikutiku kedalam ruangan. Tak hanya berdua, tapi Ajudan Ayahnya Putri juga masih di dalam untuk menemani.

"Putri cantik ya" ucap Kak Pandji yang berdiri disebrang ku.

"Kakak suka?"

Kak Pandji menggeleng dan tersenyum "Kagum.."

"Ada rasa ingin memiliki?" tanya ku lagi

Kak Pandji mengangguk dan menatapku serius

"Itu tandanya suka"

"Tapi ngga"

"Btw boleh nomer Kamu?"

Aku mengangkat sebelah alisku tanda bertanya untuk apa "Kenalan.. Buat nanyain kabar Putri juga" Sambungnya menyerahkan ponsel miliknya.

The Beloved OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang