Senin pagi aku sudah bersiap rapi dan wangi dengan seragam hari senin ku. Sebenarnya Kak Pandji menawarkan jemputan, tapi aku memilih untuk diantar Ayah karna tak enak juga baru pertama masuk sekolah sudah diantar Kak Pandji.
Padahal Ayah tidak memakai mobil dinasnya, tapi saat aku sampai disekolah justru banyak Bapak dan Ibu guru yang sudah menunggu didepan loby. Biasanya tak seperti ini walaupun ayah menggunakan mobil dinasnya.
Aku menuruni mobil dengan menenteng tasku. Masih tak kuat untuk menggendongnya.
"hai," Sapa Phira dan membantuku membawakan tasnya
Aku menyalami Bapak dan Ibu guru yang menyambutku. Mengucapkan selamat datang kembali dan yang lainnya. Kulihat ayah sedikit mengobrol dengan senyuman yang dilontarkan. Baik, aku kembali bersekolah hari ini dan kembali menjalankan aktifitas seperti biasa.
Pagi ini ada Upacara Bendera seperti biasa yang dilakukan hari senin. Hanya yang berbeda, aku ditempatlan di tempat khusus dan dalam posisi duduk karna tubuhku belum kuat jika harus berdiri cukup lama.
Selama Upacara Bendera, aku sering melihat kearah teman teman yang ada di depan ku. Sesekali mataku bertemu dengan Kak Pandji dan Phira.
"Saya juga mengucapkan Selamat Datang kembali pada murid saya yang terbilang cukup pemberani dalam menghadapi penjahat penjahat diluar sana.. Putri Prameswari yang telah menyelamatkan orang tua wali murid dari sahabatnya bulan lalu.." ucap pembina upacara tak lain Kepala sekolah kami
Aku dipersilahkan berdiri dan mendekat kearah kepala sekolah. Menjabat tangannya dan seluruh siswa siswi memberikan tepuk tangan terkeras mereka.
"Terimakasih anak pemberani.. Mungkin jika tidak ada Putri, sekolah ini akan mendapat catatan kelam dari orang tua wali murid. Tapi berkat Putri yang rela bertaruh nyawa dan raga nya dirusak dengan senjata milik pembegal.. Sekolah ini justru mendapat banyak pujian untuk Putri"
Sekali lagi tepuk tangan gemuruh terdengar di telinga ku. Aku tersenyum senang dan sedikit menahan rasa sakit di pundak ku yang luka nya belum sepenuhnya tertutup.
Aku berpegangan pada murid yang bertugas sebagai pembawa Pancasila. Mungkin dia telah memberikan kode pada petugas PMR hingga akhirnya mereka menghampiri ku.
Aku dipersilahkan duduk kembali dan aku sedikit memegangi pundak ku.
"kenapa sakit banget..." keluh ku.
Aku bersandar sedikit di kursi busa ini. Untungnya tak diberikan kursi kayu jadi pundak ku tak tertekan.
***
"ayo aku antar ke kelas" ucap Kak Pandji
Upacara selesai dan siswa siswi telah kembali kedalam kelas. Tapi tidak dengan Kak Pandji dan Phira.
Mereka berdua menghampiri ku yang kesusahan untuk berdiri karna pundak ku merasakan sakit.
"gapapa.. Mungkin karna beberapa minggu kemarin kamu lebih sering bersandar, jadi sekarang sakit buat tegap"
Aku mengangguk dan berjalan beriringan dengan Kak Pandji. Sedangkan Phira ada di belakangku.
Setelah sampai di depan kelas, Kak Pandji berpamitan dan kini Phira yang mengantarku masuk kedalam kelas.
"Ko bangku gua?" tanyaku pada teman teman yang lain
"sengaja Put.. Kita patungan buat beli bangku empuk itu biar lu nyaman, karna pasti badan lu masih sakit kan?"
Lagi lagi aku dibuat tersenyum oleh teman teman di sekitarku. Aku mengucapkan terimakasih kepada teman temanku dan duduk dibangku yang diberikan oleh mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beloved One
Fanfiction"Sahabat itu adalah dia yang masih tetap bertahan walaupun sudah tak dianggap berharga bagi dia yang dipercayai nya" -Putri Prameswari P.S "Jangan pernah sia siakan dia yang begitu baik terhadap mu, bahkan dia rela menjadikan dirinya yang paling ter...