Teman teman baru

47 4 0
                                    

"sorry, umm Phira masih dikelasnya?" tanya Putri pada siswi yang keluar dari arah kelas Phira. Dia yang diajak bicara olehnya pun mengangguk.

"oke makasih.. Eh kenalin gue Putri anak kelas sebelah" ucap Putri

Siswi itu seperti syok setelah mengetahui nama lawan bicaranya itu. Seperti mengenalinya.

"lo serius Putri? Alumni SMP 301 Jakarta kan? Anak Basket yang pernah gabung club Kenziel? Club nya Atlet Indonesia?" ucap siswi itu.

Putri tertegun. Bagaimana tidak, dia bahkan tak tau jika dirinya dikenali disini. Putri hanya membalas senyum kikuk.

"ya gitu lah.. Tapi itu dulu, jadi nama lo?" tanya Putri mengalihkan topik

"Zahra alumni SMP 45 Jakarta." ucapnya

"oke salam kenal, sorry gabisa lama lama karna gue harus masuk. Ada sahabat gue nunggu gue didalam"

"Phira?"

Putri mengangguk lalu meninggalkan siswi yang dikenal dengan nama Zahra itu. Saat masuk kedalam kelas, Putri melihat Phira duduk sendiri dengan memainkan kotak saladnya.

"posisi tempat duduk yang strategis" gumam Putri dalam hati setelah melihat sahabatnya memilih tempat duduk baris ke-tiga dan saff ketiga. Yang dimana itu adalah tempat duduk paling tengah dari tempat duduk yang lain.

"ha-" belum sempat Putri menyapa tapi Phira sepertinya ngambek dengannya.

"ngapain kesini! Sana ngobrol sama Zahra!" ucap Phira memotong ucapan Putri tadi

"yah marah deh.. Maafin dong tadi itu aku cuma tanya sama dia kamu dikelas atau ngga" jelas Putri

"yaudah ini dimakan ayo, keburu gaenak. Cape tau bikinnya!"

Putri lalu duduk di samping kursi Phira. Putri tau bahwa dikelas Phira dia tak satu kelas dengan anak alumni SMP 301 Jakarta. Pasti teman sebangku Phira saat ini adalah orang yang mengajaknya atau diajaknya atau juga menawarkan diri.

"ngapain liat liat bukunya Zahra" ucap Phira yang membuat Putri terkejut karna dia memang membuka buku yang ada di meja untuk menemukan nama pemiliknya.

"Zahra?" tanya Putri heran.

"iya perempuan yang tadi kenalan sama kamu!"

"ko marah?"

"ya aku ga suka! Masa dia main nyelonong duduk disini aja! Mana penampilannya macam tante lagi" celetuk pedas Phira.

"jadi kamu ga suka dia?"

"nggak! Coba kita sekelas pasti kamu sebangku sama aku"

"ya kalo gitu enakan kamu lah aku jagain mulu"

Phira mendaratkan cubitannya pada perut Putri yang menyebabkan sang empu mengaduh kesakitan. Mereka berdua memang selalu seperti itu.

Sikap Putri yang jahil dan sikap Phira yang gampang kepancing membuat mereka berdua sangat cocok dan seperti kakak adik, walau kebanyakan dari mereka yang melihat Putri dan Phira macam 'Lesbi' tapi Putri tak pernah menghiraukannya.

Bagi Putri, mereka semua menganggap dirinya dan Phira seperti itu karna tak pernah merasakan rasanya seperti ini. Ini benar benar membahagiakan untuk nya.

Setelah acara makan salad bareng, kini Putri pamit untuk kembali ke kelasnya. Karna bel masuk sebentar lagi bunyi.

"loh Putri Prameswari ya?"

"hai Putri"

"eh lo anak Basket yang gagal masuk atlet Indonesia kan?"

Ya begitulah sapaan yang kudengar di kelas ini. Jadi mereka semua kenal Putri? Dari mana? Apa karna Putri pernah ikut seleksi atlet Basket nasional? Begitulah kira kira pertanyaan yang ada di benak Phira saat ini.

The Beloved OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang