"Kamu gapapa kan?" Tanya Phira melihat Putri yang sedari tadi hanya diam sambil memegang Piala kecil yang sebenarnya lebih besar dari teman yang lain.
"Gapapa kok" Sahut Putri tanpa melirik Phira sedikitpun
Phira mendekap Putri ia berusaha menenangkan Putri "its okey... Aku ada sama kamu"
Dalam dekatnya Putri mengangguk dan menghembuskan nafas dalam "makasih ya.. Makasih udah nemenin aku"
Phira melepas dekapannya "tugas sahabat kan? Yuk jalan" Setelahnya Phira memakaikan helm pada Putri
Mereka pergi ke rumah sakit tempat Putri dirawat kemarin agar ia mendapat penanganan yang sama dan dokter pun sudah paham tentang luka Putri.
Bahkan selama di jalan Putri hanya diam seperti sedang memikirkan sesuatu. Mungkin ia memikirkan ayahnya yang akan sangat marah jika tau soal ini.
Setelah sampai di rumah sakit pun Phira yang mendaftar di resepsionis. Ia juga memberikan kartun asuransi milik Putri agar segera di proses.
"Kamu mikirin apa?" Tanya Phira yang melihat Putri hanya melamun
"Ayah" Sahut Putri
"Nanti aku bantu bicara ya"
"Tapi kayanya ayah pulang sore" Sahut Putri melirik Phira
"Ga apa aku tunggu"
"Pasien atas nama Putri Prameswari Pradipta Surya" Panggil suster dari ruang periksa
"Oh iya Sus" Sahut Phira
"Langsung masuk ya"
Putri ditemani Phira masuk kedalam ruangan dokter. Ia bertemu dengan dokter yang menangani nya sesaat setelah kejadian. Jadi dokter itu juga sudah mengenal Putri.
"Halo Putri" Ucap dokter Anggun
"Halo dok" Putri mengalami dokter itu diikuti Phira
"Jadwal pelepasan benang jahit masih lama, Putri"
"Ah ngga dok... Dokter perlu memeriksa lagi luka ku karna ada cidera di pertandingan"
Dokter tercengang mendengar kejujuran Putri, ia menatap Putri dengan serius.
"Kamu masih masa pemulihan.. Kenapa memaksakan?" Tanya dokter
Putri menatap balik dokter tersebut dan dengan yakin menjawab pertanyaan dokter itu. "Pertandingan pertama setelah saya cidera dok.. Saya harus bantu naikkan peforma club lagi"
"Anak muda yang keras kepala.. "
Putri terkekeh "maaf dok"
"Tapi setelah ini kamu harus benar benar istirahat dan jangan sampai luka ini robek lagi karna keloid nya akan semakin tebal nantinya"
"Iya dok.. Saya akan istirahat kembali"
*****
"Kamu mau pulang atau mau makan dulu Put? " Tanya Phira selepas mereka selesai menebus obat di resepsionis.
"Langsung pulang aja Phi... Badan aku udah sakit semua ini"
"Okedeh yuk! "
Ya, mereka berdua bergegas pulang dari rumah sakit. Putri merasa tubuhnya sudah perlu di istirahatkan setelah perjuangannya tadi.
Memuaskan memang. walaupun sedikit berlumuran darah, tapi hasilnya sangat memuaskan untuk Putri.
Bahkan ia tak menyangka bahwa ia pulang membawa kemenangan yang hampir di rebut oleh Arumartha.
Setelah perjalanan kurang lebih 30 menit, mereka sampai di depan rumah Putri. Putri menoleh ke halaman rumahnya, rupanya mobil dinas ayahnya sudah terparkir di halaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beloved One
Fanfiction"Sahabat itu adalah dia yang masih tetap bertahan walaupun sudah tak dianggap berharga bagi dia yang dipercayai nya" -Putri Prameswari P.S "Jangan pernah sia siakan dia yang begitu baik terhadap mu, bahkan dia rela menjadikan dirinya yang paling ter...