"ayo Put.. ayah udah di depan" ucap Phira yang sedari tadi menemaniku menunggu ayah
Phira menggandengku dan memastikan aku berjalan dengan baik. Aku menyalami ayah dilanjut Phira juga mengikuti.
"langsung pulang ya.. Dirumah ada tamu soalnya Mbak" ucap ayah
"siapa yah?" aku memasuki mobil dan membenahi duduk ku
"ada nanti Mbak tau.. Phira ikut?" tanya Ayah pada Phira
"ngga yah.. Lagi nunggu jemputan, tapi nanti Phira kesana" sahutnya
Aku pamit pada Phira dari dalam mobil dan mobil kami melesat meninggalkan sekolah. Kulihat Kak Pandji juga memberikan jalan pada kami saat keluar sekolah. Ia ternyata mengikutiku.
Selama dijalan, aku hanya melihat jalanan. Sampai kami ternyata melewati tempat dimana aku melawan begal itu.
Ayah menengok kearahku dan tersenyum menatapku. Aku paham hal itu dan mencium pipi ayah.
"anak ayah ini kan jagoan, pemberani" ucapku terkekeh
Ayah juga terkekeh "anak ayah memang hebat hebat semua"
***
Aku melihat pagar rumahku terbuka. Didalam juga ramai, bahkan terdapat Bus mikro yang terparkir disini.
Mobil berhenti, ayah bahkan tak membantuku turun dari mobil.
Aku sedikit kesulitan karna menahan badanku. Tapi, seseorang menghampiriku.
"Aku bantu ya" ia mengulurkan tangan dan merangkulku.
Aku hanya menuruti nya, tapi kemudian seorang lagi datang dengan menggunakan bawahan jersey.
Mataku mendelik dan mencoba melirik orang itu.
"Loh kak Syarafina?" yap, Syarafina Ayasha Sjahril. Pemain Timnas Basket Indonesia.
Lalu yang merangkulku siapa?
Aku menengok dan syokkk berat. Siapa?
"Kak Savira? Hah?! Mimpi kah ini" ucapku terheran.
"mimpi?" tanya Kak Savira yang kemudian memberikan kode pada Kak Syarafina.
Mereka. Idolaku. Impianku. Ada disini. Dirumahku.
Satu persatu dari mereka keluar dari rumahku. Menatapku dengan memakai Jersey mereka. Aku menoleh kearah Kak Savira dan langsung memeluknya.
"Ga nyangka beneran dateng" ucapku dalam pelukan
"Kami pasti tepati janji" ucap kak Savira
Aku melepas pelukan ku dan sedikit menyeka mataku yang basah karna air mata.
"hai" mereka menghampiriku dan memelukku satu persatu
Apa ini? Aku dikejutkan dengan kedatangan Tim Basket favorit ku.
"Coach" ucap salah satu dari mereka
Alem Sjahril. Coach tim ini yang sekaligus ayah dari Kak Savira dan Syarafina.
"ya.." Coach Alem menghampiri kami dan menyalami ku "jadi ini penyelamat Indonesia dengan segala pengorbanan nya ya" ucapnya
Aku tersenyum dan menyeka sekali lagi air mataku.
Hari ini benar benar menjadi hari yang tak akan terlupakan olehku.
"Ayo kita masuk" ajakku dan mereka mengikuti
Bahkan didalam rumah ternyata Ayah dan Ibu sudah menyiapkan semuanya. Rumahku sudah rapi seperti akan ada acara yang disiapkan. Dan ternyata ada tamu yang sangat spesial.
"Badan kamu gimana? Sudah baik?" tanya Kak Savira
"Sudah lumayan lebih baik.. Cuma masih berusaha ikhlas harus lepasin bola itu.. Kenangannya banyak"
"nanti kita ciptain kenangan baru di bola ini ya" sahut Kak Syarafina. Ia mengambil spidol permanen dan menanda tangani bola itu
Bola itu di estafet untuk ditanda tangan. Terakhir berhenti di Coach Alem, Beliau ikut menanda tangani dan tanda tangan itu yang paling besar.
Bola itu diberikan padaku, aku melihat sisi sisi nya memang penuh dengan banyak sekali tanda tangan.
"hadiah dari kami" ucap Coach Alem.
***
Cukup lama kami bercengkrama membahas banyak hal. Kami juga makan sore bersama dan rupanya mereka baru selesai sparing didekat daerah rumahku, jadi mereka mampir.
"Putri, kami tunggu kamu gabung dalam tim" ucap Coach Alem "kami mengundang kamu gabung dalam tim"
Aku yang mendengar hal itu tersenyum dengan amat senang. benar benar tak ada isyarat untuk hari ini.
Kak Syarafina memberikan ku Jersey masih baru. Aku melihat Jersey itu, nama dan nomer punggung nya sesuai dengan ku.
"Datang setelah kamu siap ya.. Kami tunggu" ucapnya
"Ya.. Saya senantiasa menerima kamu untuk bergabung."
"Terimakasih coach.. Terimakasih dengan sangat" ucapku yang sudah benar benar tak tau harus berkata apa.
Coach Alem memelukku dan menyalamiku.
"satu lagi, ini khusus dari aku.." Kak Savira memberikan sepatu dan jerseynya. Kulihat Jersey ini ori milik nya.
Lagi lagi aku tak mengerti harus berbuat apa untuk membalas ini. Aku memeluk Kak Savira dengan sangat erat.
"kamu semangat ya.. Kamu hebat"
Aku mengangguk sebagai jawaban dan melepaskan pelukannya.
"foto dulu yuk!" ucap Kak Syarafina
Kita semua berfoto bersama. Tak lupa juga aku khususkan foto bersama Kak Syarafina dan Kak Savira.
Mereka sangat ramah dan mudah bergaul, jadi baru beberapa jam saja aku sudah akrab dengan mereka berdua.
Selesai berfoto, Ayah dan Ibu ternyata sudah menyiapkan jamuan makan sore bersama.
Kami menikmati makanan ini dengan canda tawa yang sengaja diciptakan untuk mencairkan suasana. Selama makan pun Kak Savira selalu mengajak ku membahas tentang dunia Basket.
*****
"Terimakasih atas jamuan yang diberikan, sayangnya kami harus pamit sekarang karna anak anak besok masih ada kegiatan lain" ucap Coach Alem menyalami Ayah dan Ibu
"kami juga sangat berterimakasih karna Bapak dan teman teman semua mau secara langsung memberikan support pada anak saya.." sahut Ayah
"satu kehormatan untuk kita pak karna bapak dan rekan rekan yang di idolakan anak saya bisa datang" timpal Ibu
Aku turut menyalami Coach Alem "terimakasih atas kunjungannya coach" ucapku
"nanti kalo sudah baik.. Dilanjutkan latihannya ya" Kak Savira memelukku dengan amat hangat
Aku merasakan kehangatan itu, ia seperti sudah sangat dekat denganku.
Aku bersyukur untuk hari ini. Hari yang tak pernah ku kira akan datang. Dan aku sadar ternyata banyak orang yang peduli denganku bahkan orang baru sekalipun.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beloved One
Fanfiction"Sahabat itu adalah dia yang masih tetap bertahan walaupun sudah tak dianggap berharga bagi dia yang dipercayai nya" -Putri Prameswari P.S "Jangan pernah sia siakan dia yang begitu baik terhadap mu, bahkan dia rela menjadikan dirinya yang paling ter...