November dan awal hujannya

1.8K 99 139
                                    


Sejuknya embun pagi masih pekat terasa, bahkan sisa hujan semalam belum sepenuhnya menghilang, aroma tanah yang masih basah seakan mengajak seorang remaja menyusuri ruang dan waktu, berkelana jauh menyelam kenangan kenangan yang telah lalu. Kabut tipis juga udara dingin yang menusuk memaksanya untuk merapatkan jaket yang Ia kenakan rapat-rapat.

Menatap gedung di depannya dengan penuh arti, kaki panjangnya melangkah dengan mantap. Sesekali menendang batuan krikil yang menghalangi jalannya dengan malas. Hingga suara orang menghentikan langkahnya juga dunianya.

" Jisung!" Sederhana memang, satu kata yang sangat sederhana, dan dengan mudahnya mengobrak-abrik perasaannya.

Suara itu, suara yang beberapa jam yang lalu menorehkan luka yang tak kasat mata. Namun sialnya, Ia tidak bisa membenci sosoknya dengan sepenuh hati.

Diacuhkannya suara tersebut, dan di langkahkan kakinya dengan mantap bersama sisa-sisa luka semalam, yang membuat orang yang memanggilnya menggeram kesal.

"Jisung Alkana Dirgantara!" Bentaknya dengan amarah yang menggebu-gebu. Membuat pilar-pilar pertahanan remaja yang di depannya runtuh begitu saja.

" Semalem darimana? Kenapa gak pulang? Mau belajar jadi berandal?" Ucapnya datar seolah memaksa terdakwa untuk mengakui atas kesalahan kesalahannya.

Mendengar pertanyaan tersebut, membuat Jisung tanpa sadar pengepalkan erat kedua tangannya, juga menggertakkan gigi dengan tatapan penuh kebencian.

" Bukan urusan lo!" Jawabnya singkat dan bersiap meninggalkan tempat tersebut, hingga tanpa Ia sadari tangannya ditarik kuat, hingga mampu membalikkan arah badannya yang semula memunggungi menjadi menghadap remaja yang lebih tua darinya

BUGH

Satu bogeman mentah mulus mendarat di pipi kirinya meninggalkan bekas lebam kebiruan yang nyata. Membuat Jisung menyeringai mengasihani dirinya sendiri. Berbeda lagi dengan remaja yang di depannya yang menatapnya penuh emosi, seakan akan siap mengulitinya hidup hidup.

" Pulang! Kalo lo malam ini gak di rumah, gue baka.... "

" Bakal apa?" Tantang Jisung dengan kilat mata yang menyiratkan kemarahan.

" Gue gak jamin kalo Oma bakal baik baik aja!" Jawab remaja tersebut enteng. Jisung yang merasa di usik ketenangannya mulai mendekat dan melemparkan tas punggungnya kesembarang arah.

BUGH

Habis sudah kesabarannya, mungkin Ia masih bisa menahan amarahnya saat yang berada di hadapannya adalah saudaranya sendiri. Namun tidak, jika sudah menyangkut Omanya.

" Ini peringatan buat lo, jangan sampe tangan kotor lo nyentuh Oma gue!" Teriak Jisung dengan emosi menggebu

BUGH

" Dan ini balesan lo yang nonjok gue barusan!" Tambahnya dengan tangan yang sudah menggantung di udara, siap memberikan bogeman beberapa kali sebagai pelampiasan emosi. Namun, dunia tidak mengizinkanya saat suara Jaemin tertangkap pada rungunya.

"JENO!" Teriak Jaemin tercekat saat melihat kembaran dan juga adiknya berkelahi saling melampar bogeman dan saling menyakiti.


Jaemin hanya berdiri diam dengan tubuh bergetar, melihat perkelahian di depannya hingga tatapannya beradu dengan tatapan penuh emosi adik satu satunya itu.

Jisung yang beradu tatap dengan kakaknya hanya membuang muka sembari bangkit berdiri, memungut kembali tas yang semula Ia lemparkan asal kesembarang arah dan meninggalkan kedua kakaknya di dalam keheningan.

Jaemin hanya bisa menatap sendu punggung Jisung yang mulai menjauhinya, membuat dirinya meruntuki atas takdir yang membuatnya menjadi sesosok yang lemah dan tidak bisa melakukan apa apa. Pengecut batinnya

Jeno yang melihat kembarannya sedih, mulai mendekat dan memberikan afeksi ketenangan kepada Jaemin, namun di tepis kasar oleh sang empu.

Melihat Jaemin yang menjauh membuat Jeno mengusap rambutnya frustasi. "Kenapa gini si!"

_ _ _

" Gila, ganteng banget!" Pekikan tertahan para gadis menguar begitu saja, seiring dengan langkah kaki remaja laki laki tanggung dengan kulit putih pucat.

" Akhhh, Zhong Chenle! Aku padamu... "

" Gile, glowing banget. Cocok banget buat gue yang berusaha perbaiki keturunan!"

" Yang ada malah keturunan Chenle yang rusak bege!"

" Bangg nikah yukk, abah aing penghulu nih"

" Sekarang selera gue bukan lagi oppa oppa korea tau, udah oleng ke koko cina kaya raya! Eakk!"

Kira-kira seperti itu sorak sorai para siswi saat Chenle melewati koridor, namun hal itu tidak pernah Ia indahkan. Baginya hal tersebut merupakan hal biasa dan selalu terjadi di hari harinya.

Hingga kini langkahnya terhenti di depan kelas dengan tulisan X IPS 1. Bukannya Chenle tidak bisa masuk kelas MIPA yang notabennnya sering di unggul unggulkan oleh guru. Hanya saja Ia tak ada pilihan lain untuk melanjutkan Bisnis keluarga Zhong.

Matanya memindai sekilas ruang kelas yang mulai ramai, namun ada sesuatu yang kurang. Bangku samping tempat duduknya masih kosong, belum munjukkan batang hidung sang pemilik yang biasanya sudah berkutat dengan buku bukunya.

" Eh, Rin! Lo liat Jisung?" Tanya Chenle yang mencegat sekertaris kelas yang baru saja datang.

Arin yang merupakan orang yang jutek hanya memutar bola mata malas. " Ga tau, lo gak punya sopan santun? Lo tanya apa mbegal!" Jawabnya ketus kemudian melenggang memasuki ruang kelasnya

Chenle mendengus sebal dan mulai melangkahkan kakinya menyusuri sekolah, mulai bertanya kepada sekumpulan siswa yang duduk duduk di taman, koridor hingga anak anak yang sarapan di kantin. Namun semua usahanya sia sia hingga teriakan seseorang menerbitkan secercah harapan.

"le!" Teriak shotaro di ujung taman sembari melambaikan tangannya.

" Gak usah teriak bangsad!" Umpat Chenle kesal, merasa diusik ketenangaannya oleh salah satu oknum yang tidak tahu diri satu ini.

" Anjir, gak usah ngegas kali. Gue kesini cuma mau kasi tau, Jisung di UKS! ga usah kegeeran deh. Gue belom belok, masih doyan perawan!" Cercanya yang sukses membuat Chenle menganga lebar.

" Ohh gak heran si, lo kan om om pendofil" Jawab Chenle sambil berlalu yang membuat remaja di depannya kesal setengah mati.

Sialan batinnya

- - -

Holaaaa....

Kaget ya? Sama emak juga😁. Cerita Jisung bakal emak revisi, emak peringan konfliknya dan perpendek chapternya.

Kenapa? Karena emak sadar, waktu nulis emak sedikit di tambah kalian butuh kepastian kan?

Ayoloh ngaku siapa yang suka di ghosting? Emak turut berdukacita 🤧.

Jangan lupa bintang bintangnya ya😁😁 left comment juga biar jejak kalian meninggalkan sejarah di cerita Jisung dan Ayah

Bye bye yeorobun 🖐🖐

See you 😘

All About Me || REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang