1

723 78 40
                                    

Severus duduk termenung sambil menatap anak-anak tahun pertama yang di sambut dengan meriah oleh semua asrama, semenjak perang berakhir dan dirinya selamat dari gigitan ular Nagini, kehidupannya yang membosankan kembali menerpa, jika boleh ia jujur, sebenarnya ia lebih suka mati ketimbang harus menjalani hidupnya yang semakin tidak masuk akal.

Topi seleksi langsung menyortir di asrama mana mereka akan tinggal, lalu Snape bisa merasakan seseorang yang menepuk bahunya dengan lembut disampingnya.

Snape yang tengah termenung langsung menoleh menatap Sybill yang baru saja mengganggu lamunannya.

"Apa yang kau inginkan?" Tanya Snape, nadanya ketus dan dingin.

"Bagaimana menurutmu tahun ini?" Ternyata Sybill hanya ingin berbasa-basi yang membuat Snape sedikit muak, karena ia memang tidak pandai dalam basa-basi.

"Membosankan, seperti tahun-tahun sebelumnya" jawab pria itu tanpa mengalihkan perhatian dari para murid yang kini mulai menempati meja asrama mereka masing-masing.

Sybill terkekeh di samping Snape, lalu ia kembali berbicara. "Tahun ini tidak akan membosankan, Severus, aku akan selalu ada untukmu"

Snape mencibir, tidak terlalu memikirkan perkataan Sybill yang memang tidak begitu penting untuk di pikirkan, ia hanya ingin kalau tahun ini tidak banyak anak-anak tolol yang akan ia ajari dikelas nya.

McGonagall berdiri untuk menyambut murid-murid tahun pertama, memberikan beberapa pengumuman yang sudah sering didengar Snape selama sisa hidupnya di Hogwarts.

"Satu hal lagi yang paling penting" ucap McGonagall, yang kini sudah menjabat sebagai kepala sekolah. "Akan ada guru baru yang menggantikan Profesor Sprout sebagai guru Herbologi, dia akan segera pensiun dan ingin menikmati hari tua nya"

Terdengar anak-anak yang berbisik dan mengeluh, Profesor Sprout sudah lama bekerja di Hogwarts, namun itu keputusannya untuk berhenti dan menikmati sisa hidupnya dengan tenang tanpa anak-anak nakal yang harus di urus nya.

Sebenarnya beberapa anak yang mengeluh hanya takut jika Profesor yang menggantikan posisi Sprout adalah seorang Profesor yang galak.

McGonagall nampak menatap meja guru dengan khawatir, agaknya ia menunggu seseorang.

Seorang gadis berumur 20 tahunan membuka pintu aula besar, gadis itu memiliki rambut yang agak kemerahan namun sedikit gelap, matanya biru tua dan kulitnya sangat putih namun tidak pucat.

Ia berlari dengan senyuman hangatnya menuju McGonagall, kadang melambai pada murid-murid yang keheranan menatapnya.

"Maaf Minerva, aku terlambat, sepertinya aku tersesat karena sekolah ini terlalu besar" ia berucap sambil tertawa, merasa bersalah karena ia harus terlambat di hari pertama ia masuk Hogwarts.

McGonagall terkekeh. "Salahku karena tidak memberimu peta, sayang" lalu wanita tua itu menggandeng tangan Gadis tersebut sambil kembali berucap. "Ini guru baru kalian, Profesor Falicia Elbert Hope"

Falicia, nama gadis cantik itu yang kini tengah melambaikan tangannya. "Halo Semuanya, kalian bisa memanggilku Profesor Hope, mungkin namaku sedikit aneh, tapi aku ingin sekali bisa bekerja sama dengan kalian" ia membungkukkan badannya sebagai tanda hormat.

"Kenapa nama belakang mu Hope?" Seorang anak Gryffindor bertanya sambil mengangkat tangannya.

Falicia tersenyum. "Ada kejadian tak terduga tentang nama belakangku"

"Kejadian apa?" Seorang anak Ravenclaw ikut bertanya.

Falicia masih tersenyum. "Sepertinya aku akan menceritakannya di lain waktu, sekarang makanlah makanan kalian"

Eternal Love✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang